Kamis, 20 Maret 2014
Blue Jasmine
03.42 |
Diposting oleh
Guruntala |
Edit Entri
Foto dari facebook sottosopra69 |
Saya suka film genre drama
seperti Blue Jasmine. Cerita tentang
drama kehidupan memang selalu menarik. Kita dapat bercermin karenanya. Cate Blanchett mendapatkan Oscar untuk
penampilannya sebagai Jasmine. Cate
Blanchett tetap cantik dan anggun pada usia matang ya, aktingnya pun memukau
sehingga mendapatkan perhargaan Oscar tahun ini.
Penulis cerita dan sutradara film
Blue Jasmine ini adalah Woody Allen. Memang luar biasa ya Woody
Allen ini. Pengamatannya tentang cerita kehidupan benar-benar dalam. Saya
pernah membaca cerita miring tentang Woody Allen. Putri angkatnya mengaku
dilecehkan oleh Woody Allen. Entah benar atau tidak. Dari pengalaman hidup,
saya menemukan memang ada wanita-wanita yang mengalami pelecehan seksual hingga
diperkosa. Namun saya pernah menyaksikan sendiri ada wanita-wanta yang mengaku
dilecehkan dengan tujuan “membunuh” orang yang dibenci.
Jasmine menikmati kehidupan yang mewah sebagai sosialita New York.
Dia tidak peduli suaminya, Hal, mencari
penghasilan dengan menipu. Ketika suaminya mau menceraikan dia demi wanita yang
lebih muda, baru deh Jasmine keluar
taringnya. Dia mengadukan suaminya ke FBI. Suaminya ditahan dan kemudian bunuh
diri dalam penjara. Harta mereka disita, sehingga Jasmine menjadi wanita tanpa
harta.
Begitulah rata-rata manusia. Tenang-tenang saja ikut menikmati harta
suami tanpa peduli suami menipu atau koruptor. Bila suami sudah mau menyepak
kita dengan wanita muda yang segar, baru
kita tersengat dan bereaksi...
Karena sudah tidak punya apa-apa
lagi di New York, Jasmine datang untuk tinggal di rumah adiknya di San
Fransisco. Jasmine naik pesawat dengan memakai stelan putih Chanel, memakai permata, menenteng luggage Louis Vuitton seharga US $
10.000.
Sangat sulit untuk menerima kenyataan “jatuh-miskin”. Jasmine tetap
bergaya seperti waita sosialita. Itulah perlunya kesadaran, perlunya meditasi. Bagaimana bisa menerima
kehidupan apa adanya, positif maupun negatif. Seandainya Jasmine bisa menerima
kenyataan bahwa dia bangkrut, dia akan hidup sesuai dengan kemampuannya. Perhiasan
bisa dijual. Tas-tas mahal bisa dijual. Saya membaca buku Miss Jinjing “Belanja Sampai
Mati di Paris” bahwa wanita-wanita Prancis akhirnya menjual juga koleksi
barang-barang bermerknya seperti tas. Namanya juga hidup, kadang di atas kadang
di bawah. Jasmine sebenarnya bisa menjual koleksi benda-benda bermerknya. Namun
dia tidak mau menerima kenyataan hidup. Dia tetap bergaya sebagai wanita
sosialita padahal tidak berduit.
Di San Fransisco, Jasmine menjalin hubungan dengan Dwight, seorang kaya yang sukses dengan ambisi
politik. Jasmine melihat hubungannya dengan Dwight sebagai kesempatan untuk
meraih kembali kehidupan mewahnya seperti dulu. Jasmine membohongi Dwight
dengan cerita bahwa mantan suaminya seorang ahli bedah yang meninggal karena serangan
jantung. Namun kebohongannya terkuak sehingga Dwight tidak jadi melamar.
Mau menikah karena harta. Wah, banyak sekali fakta seperti itu. Bukankah
sebaiknya menikah karena mau menjalin persahabatan dalam hidup, bukan karena
harta atau nama dan lain-lain. Karena “kepingin” banget jadi istri orang kaya,
Jasmine sampai berbohong. Begitulah bila kita terlalu “kepingin” jadinya
aneh-aneh. Coba bila niatnya murni ingin bersahabat, tidak perlu berbohong
kaliii. Namun begitulah, siapa sih yang tidak tergiur dengan harta wihihihihi.
Walau harta tidak dibawa mati, walau harta dalam sekejap bisa lenyap...
Itulah pentingnya meditasi, atau
tafakur. Kita bisa menerima kehidupan kita apa adanya. Sulit tapi bisa. Bila ingin
mencicipi meditasi silakan datang ke AnandAshram. Ada evening meditaton
yang terbuka untuk umum dan gratis setiap dua minggu sekali.
Menarik kan film Blue Jasmine ini...
TerimaKasih... Namaste _/l\_
Label:
Movie
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Translate
About Me
- Guruntala
- 🌹A dam mast qalandar. #BlessingsClinic 🌹Give some workshops: Meridian Face & Body Massage, Aromatherapy Massage with Essential Oils, Make up. 🌹Selling my blendid Face Serum. IG & twitter: @guruntala
0 komentar:
Posting Komentar