Jumat, 02 Desember 2011
Modal Penulis
15.30 |
Diposting oleh
Guruntala |
Edit Entri
Seseorang
mention @ikanatassa, pengarang novel A Very Yuppy Wedding, mengapa isi
novel-novel Ika Natassa selalu menceritakan diri sendiri. Mungkin maksud
seseorang tersebut, tokoh-tokoh dalam novel-novel Ika Natassa adalah seorang
Banker seperti Ika Natassa.
Mira
W menulis novel yang tokoh-tokohnya seorang dokter seperti profesi Mira W.
Pengarang NH. Dini menulis seri novel tentang kehidupan yang dijalaninya mulai
kecil, jadi pramugari, istri Diplomat Perancis, hingga menjalani masa tua di Ungaran.
John Grisham yang terkenal dengan novel-novel best seller, A Time to Kill, The Firm, Pelican Brief, The Client dll bercerita seputar
dunia John Grisham, dunia seorang Lawyer.
Pearl
S. Buck menulis berdasarkan pengalaman hidupnya tinggal di China. Walau suami
Pearls S. Buck mencemooh Pearl, “Tak ada yang mau baca cerita-cerita Pearl”.
Kenyataannya karya-karyanya mendapat sambutan publik, dan mendapatkan hadiah
Nobel untuk sastra pula.
Tiga
novel awal Andrea Hirata, Laskar Pelangi,
Sang Pemimpi, Edensor berkisar tentang pengalaman hidup Andrea Hirata yang
menyentuh. Mulai novel ke empat, Maryamah
Karpov, Andrea mulai intens melakukan riset. Walau novel-novel Andrea
Hirata selanjutnya tak jauh dari kehidupannya dia, tentang kehidupan Orang Melayu,
Andrea melakukan riset tentang kehidupan tokoh dalam novel. Misalnya riset
tentang permainan catur, riset tentang kehidupan di warung kopi seperti dalam
novelnya Padang Bulan.
Saya
ingin tahu, adakah penulis profesional yang tidak melakukan riset. Novel-novel
Ayu Utami, Saman, Larung, Bilangan Fu,
Manjali & Cakrabirawa menunjukan kerja keras Ayu Utami dengan melakukan
riset dengan matang.
Ikanatassa
bercerita di twitter bahwa perlu modal untuk menulis novel. Selain Macbook juga
perlu biaya riset, misalnya nonton racing F1 atau nonton konser John Mayer di
Bangkok dalam menulis novelnya Antologi Rasa.
Intinya perlu modal dalam menulis terutama memperhatikan kehidupan di sekitar
kita, belajar dari buku-buku, memperhatikan diri sendiri, memperhatikan rasa kita
sehingga bisa mengolah cerita dengan menjalin kata-kata.
Saya
masih ingat kata pengantar dalam buku Pak Bondan Winarno KIAT. Beliau menulis bahwa beliau banyak membaca. Bila tidak banyak
membaca bagaimana bisa menulis kolom di Tempo, memetik inspirasi dari angin?
Hehehe...
Saya
perhatikan seorang penulis adalah seorang pembaca. Raditya Dika yang tulisannya
terkesan cengengesan adalah kutu buku yang gaul, tampak dari blognya,
radityadika.com. Alberthiene Endah yang produktif menulis novel dan biografi
adalah pelahap buku yang gaul abiez. Profesinya sebagai wartawati Majalah Femina
selama 10 tahun membuat dia berkenalan dengan beragam manusia dengan
kehidupannya masing-masing. Pantes lancar sekali menulis novel-novelnya antara
lain Cewek Matre, Jodoh Monica, Nyonya Jetset,
Selebriti, Dicintai Jo, Detik Terakhir, I Love My Boss. Hehehe, saya hapal
karena saya penggemar karya-karya Alberthiene Endah.
Dan
modal utama adalah niat menulis hehehe...
Namaste
Beloved Friends...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Translate
About Me
- Guruntala
- 🌹A dam mast qalandar. #BlessingsClinic 🌹Give some workshops: Meridian Face & Body Massage, Aromatherapy Massage with Essential Oils, Make up. 🌹Selling my blendid Face Serum. IG & twitter: @guruntala
2 komentar:
blogger udh ga bermasalah, wus.... langsung posting he he he....
Mantaps....._/\_
Hehehe... makasih...thanks for dropping by:)
Posting Komentar