Kamis, 05 Juli 2012
Pemberontak yang Sukses
06.08 |
Diposting oleh
Guruntala |
Edit Entri
Saya
terkesan dengan sosialita pada Kompas Minggu 1 Juli 2012, Putri Purnama Dewi
Ivo Ambri. Dewi Ivo menarik bukan saja
karena dia wanita cantik bersepatu Christian Louboutin namun karena dia seorang
pemberontak yang sukses.
Saat
masih kelas 2 SMA di Singapura, Dewi kabur 3 bulan dari rumah. Dia bekerja jaga
loket tiket feri, tiga jam tiap hari hingga tamat SMA.
Lepas
SMA, Dewi menolak tawaran kuliah di Swiss dari sang ayah, Supli Ambri, karena
dia tergila-gila main jet ski di Jakarta. Konsekuensinya Dewi harus membiayai
hidupnya sendiri. Mulai dari bekerja sebagai pegawai humas di kafe, merangkap
agen penjual asuransi sekaligus kuliah diploma kehumasan di London School of PR
Jakarta.
Pada
usia muda, 35 tahun, Dewi sudah membangun dan menjalankan perusahaan properti
PT Semaya Nusa. Sebelumnya Dewi telah malang melintang bekerja sebagai Manajer
PR dan Direktur Pemasaran beberapa perusahaan.
Hebat
ya orang tua Dewi Ivo. Tidak memaksa anaknya untuk kuliah di Swiss atau memaksa
anaknya untuk kuliah “agar-seperti-anak-lain”. Saya teringat dengan seorang Ibu
yang tidak rela anaknya menentukan jalan hidupnya sendiri. Anaknya dikurung di
kamar lalu dibawa ke seorang hipnoterapis yang kurang etika. Hasilnya, anaknya
patuh total pada orang tua. Mungkin si Ibu ini perlu membaca buku Paulo Coelho, Veronica Memutuskan Mati.
Walaupun
pemberontak, Dewi Ivo bangga membawa nama ibunya, Ivo Nilakreshna. Dewi
meneladani Ibunya yang giat berusaha, pemaaf, tidak pernah mendendam,
mengutamakan silaturahim, dan gigih menjalani hidup.
Dari
sang ayah, Supli Ambri, Dewi belajar tentang komitmen melakoni pekerjaan. “Ayah
selalu mengatakan, bekerja itu mesti jujur, jangan makan hak orang lain.”
Meski
kedua orangtuanya berpisah, Dewi menyaksikan mereka menjadi dua orang yang
bersahabat.
Orang
tua yang hebat menghasilkan anak yang hebat.
Saya
teringat dengan seorang pemberontak yang lain, Miranda Risang Ayu. Saya membaca tulisan Miranda pada buku “Mencari
Islam” yang diterbitkan oleh Penerbit Mizan. Miranda saat itu seorang mahasiswi
yang galau mencari jati diri, menjadi aktivis dan memutuskan untuk pindah
agama. Ayahnya, Adrian Palar mempersilakan Miranda keluar dari rumah untuk
hidup sesuai dengan keinginannya.
Tidak
mudah membiayai hidup sendiri sambil kuliah. Namun Miranda membuktikan bahwa dia
bisa lulus dari Fakultas Hukum Unpad, dan saat ini telah menjadi dosen fakultas
hukum berprestasi. Miranda juga seorang penulis yang telah menerbitkan beberapa
buku, seorang kolumnis dan seorang guru tari.
Saya
kagum dengan orangtua Miranda, Adrian Palar dan Runi Palar. Ketika Miranda “tak-terkendali”
sebagai aktivis mahasiswi yang galau, orangtuanya tidak menyekap Miranda dalam
rumah untuk mematuhi keinginan orang-tuanya. Dengan mengusir putri kebanggaannya,
Adrian telah membuat Miranda kuat dan gigih dalam hidup. Dan seiring dengan
bertambahnya usia dan kearifan, hubungan Miranda dan orang-tuanya baik kembali.
Keberhasilan
seseorang tentu tidak semata-mata karena dia seorang pemberontak, namun karena mereka
tahu apa yang mereka mau. Mereka punya kehendak yang kuat (will power), pengetahuan (knowledge
& skill) dan kerja keras (hard
work).
Dewi
Ivo dan Miranda punya knowledge dan skill yang bagus. Mereka mendapat
pendidikan dasar yang bagus dari orangtuanya. Dewi sekolah dasar hingga SMA di
Singapore, pastinya dia fasih berbahasa Inggiris. Miranda juga mendapatkan
pendidikan dasar yang baik sebagaimana halnya anak dari kalangan menengah. Sejak
kecil Miranda sudah dibawa ke sanggar tari oleh ibunya. Saat liburan, Miranda
dikirim ke sanggar tari terkenal di Yogyakarta dan Ubud Bali. Pada usia muda
Miranda sudah menjadi penari profesional dan penulis berbakat.
Will
power, knowledge & skill, hard work menjadikan seorang pemberontak sukses,
bukan gelar dan kepatuhan membabibuta. Bill Gates, Mark Zuckerberg, Steve Jobs
tidak dilarang orangtuanya untuk drop out dari universitas bergengsi. Mungkin kepatuhan
total pada orangtua perlu dipertimbangkan kembali. Walau rata-rata orangtua
menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya.
Terimakasih
Namaste
_/l\_
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Translate
About Me
- Guruntala
- 🌹A dam mast qalandar. #BlessingsClinic 🌹Give some workshops: Meridian Face & Body Massage, Aromatherapy Massage with Essential Oils, Make up. 🌹Selling my blendid Face Serum. IG & twitter: @guruntala
0 komentar:
Posting Komentar