Sabtu, 27 Oktober 2012

Korban Cuci Otak


Tulisan ini mempertanyakan pernyataan Dewi Yogo Pratomo di Metro TV yang menyatakan bahwa  Tara Pradipta Laksmi dan Sumidah telah dicuci otak habis oleh Anand Krishna.

Saya “kagum” pada Dewi Yogo Pratomo ini. Bukan Psikiater, bukan Psikolog Klinis namun  beliau bisa melakukan “diagnosa” seperti “Tara mengalami pelecehan”, “Tara dan Sumidah dicuci otak habis”, “Tara seperti zombie” dll. Disiarkan via TV dan media online pula.

Saya tersenyum mendengar Dewi Yogo mengatakan bahwa beliau  telah melakukan hipnoterapi pada Sumidah untuk mengembalikan semangat dan vitalitasnya setelah dicuci otak oleh Anand Krishna. Dewi Yogo kenal Sumidah sudah berapa lama ya? Hmmm...

Saya kenyang dengan pengalaman menghadapi orang-orang yang mengalami cuci otak. ART saya, Sri dan teman saya Ratna, seorang Sarjana dari Unhas dicuci otak oleh NII. Sri menjadi pribadi yang seenaknya, suka berbohong, seenaknya memakai uang belanja saya untuk “perjuangan” alias disetor kepada orang NII. Sri seperti kerbau dicocok hidung. Dia tinggal di rumah saya sebagai ART tapi Bossnya adalah orang NII. Sri aktif menjaring peserta baru, pinjam duit sana sini termasuk memakai uang saya dalam rangka memenuhi perintah Boss Besar.

Orang yang telah dicuci otak oleh NII rata-rata bangkrut dan hancur reputasi, karena terkenal sebagai pembohong, penipu, maling. Apakah alumnus NII mendapatkan ilmu setelah sekian tahun bergaul dengan anggota NII? Sepengatahuan saya mereka tidak bertambah pengetahuan dan skill nya kecuali pengetahuan “nekad menipu”.

Demikian juga dengan kerabat yang dicuci otak oleh kelompok “Pemburu Harta Karun Bung Karno”. Setelah dicuci otak, korban jadi yakin sekali bahwa dia adalah orang terpilih, orang hebat. Dia akan rela memberikan seluruh penghasilannya, rumah yang ditempatinya, meminjam uang sana sini. Korban sudah tidak malu lagi menipu dan mendatangi kenalan dalam rangka mendapatkan uang untuk disetor pada pencuci otak.

Si pencuci otak tidak akan memperdulikan keadaan korban yang hancur karirnya, hancur rumah tangga, hancur reputasi sebagai orang baik. Yang penting dia mendapatkan duit. Dan jangan salah, saya pernah mendengar pembicaraan si pencuci otak ini. Dia berbicara seperti halnya orang baik-baik, membicarakan ayat-ayat suci dan hadist.

Kejahatan tidak terbatas karena keserakahan berkembang terus. Kebaikan juga berkembang tidak ada batasnya sebagaimana kesabaran. Orang yang sudah terlanjur enak mendapatkan duit dengan menghancurkan orang lain tidak akan berhenti. Si pencuci otak, D, ini meminjam duit dari orang-orang seharga ratusan juta, lalu membuat surat perjanjian bahwa uang itu dipinjam dan akan dibayar oleh kerabat saya. Gila ya jahatnya.

Saya tidak pernah mendengar cerita sukses dari “alumni” cuci otak dari NII atau Pemburu Harta Karun Bung Karno. Yang selalu terdengar adalah “alumni” sadar dalam keadaan bangkrut, dengan reputasi buruk sebagai penipu/maling.

Sementara seorang teman dari Anand Ashram, Pak Hasibuan bercerita, “Hampir 20 tahun di Anand Ashram, saya belum pernah bertemu dengan peserta yang bangkrut karena aktif di Anand Ashram.”

Silakan dicek sendiri. Rata-rata peserta yang belajar di Padepokan Anand Ashram menjadi lebih sehat, lebih ceria, lebih cerdas. Banyak peserta yang menjadi lebih sukses dalam pekerjaan dan dalam kehidupan.

Pengalaman saya juga demikian. Banyak teman yang komentar bahwa saya tampak segar, tampak cantik, berpengetahuan luas setelah datang ke Anand Ashram. Tetangga saya Lani mengatakan, “Saya ingat ketemu Mbak Nina pertama kali. Wajah cemberut, tampak lebih tua dari umurnya, tampak memendam penderitaan.” Hihihi

Saya tersenyum membaca wawancara Sumidah di media online. Bahwa beliau rugi menghabiskan 10 tahun di Padepokan Anand Ashram. Sumidah lupa bagaimana keadaannya saat datang pertama kali ke Anand Ashram. Sumidah datang dalam keadaan stress berat karena suami penjudi dan banyak utang karena judi. Bukankah suami Sumidah sembuh dari kebiasaan judi, utang judi nya pun lunas? Bukankah 10 tahun di Anand Ashram, Sumidah mendapatkan ilmu pengetahuan dan skill yang saat ini dipakainya untuk mencari nafkah Bukankah saat ini Sumidah dan suaminya memanfaatkan network yang didapatkan saat bergabung di Anand Ashram. Network, pengetahuan, skill dan pengalaman yang tak akan didapatkan bila mantan tukang cakue dan tukang ojek ini tidak datang ke Anand Ashram.

Dan satu hal penting untuk membedakan lembaga cuci otak kacrut dengan padepokan yang bermanfaat adalah alamat jelas dan keterbukaan. Anand Ashram memiliki alamat jelas, website resmi yang dapat diakses oleh setiap orang. Anand Ashram selalu melakukan Open House yang terbuka bagi setiap orang setiap dua minggu sekali di Sunter dan setiap dua minggu sekali di One Earth Retreat Centre di Ciawi. Buku-buku Pak Anand Krishna juga dijual bebas dan bisa dibeli dan dipesan siapa saja. Bedah buku Pak Anand juga terbuka untuk umum. Dan Anand Ashram setiap minggu menerima peserta baru yang ingin belajar di Padepokan Anand Ashram. Banyak peserta yang setelah  mengikuti satu dua program tidak melanjutkan lagi alias tidak datang lagi. It’s Ok. Dan tidak ada peserta  yang diuber-uber untuk terus ikut program di Anand Ashram. Beda dengan NII dan lembaga tipu kacrut, peserta bakal dikejar selama masih bisa dihisap duitnya.

Silakan membandingkan Anand Ashram dengan lembaga pencuci otak kacrut seperti NII dan Pemburu Harta Karun Bung Karno atau lembaga penipu lain. Website resmi Anand Ashram antara lain anandkrishna.org. Silakan diklik.

Demikian, Terimakasih *smile
Namaste _/l\_

0 komentar:

Posting Komentar

Translate

About Me

Foto Saya
Guruntala
🌹A dam mast qalandar. #BlessingsClinic 🌹Give some workshops: Meridian Face & Body Massage, Aromatherapy Massage with Essential Oils, Make up. 🌹Selling my blendid Face Serum. IG & twitter: @guruntala
Lihat profil lengkapku

Followers

Komentar Terbaru

Visitors

free counters