Kamis, 16 Januari 2014
Sokola Rimba
21.25 |
Diposting oleh
Guruntala |
Edit Entri
Film Sokola Rimba benar-benar
menguras air mata saya. Jarang saya menangis saat menonton film, namun film
Sokola Rimba membuat saya menangis tersedu-sedu.
Semoga orang Rimba dan semua suku
adat bisa selamat dari keserakahan orang-orang “pintar” yang mau menipu mereka.
Saya respek banget banget pada Butet Manurung. Beliau mengajar membaca
dan menulis serta mendirikan Lembaga Swadaya Masyarakat Advokasi agar orang
Rimba bisa membela diri dari serangan orang luar yang penuh keserakahan.
Banyak sekali tantangan yang dihadapi orang
Rimba. Mereka juga terpikat dengan “barang-barang” orang modern. Orang-orang
luar mengiming-imingi mereka dengan “barang-barang” yang sebenarnya tidak berguna
untuk kelangsungan hidup orang Rimba.
Belum kerusakan yang dibuat oleh
pengusaha perkebunan kelapa sawit. Sedih sekali. Mengapa kita tidak beralih
pada minyak kelapa dari pohon kelapa nyiur ya. Minyak kelapa sawit yang kita
konsumsi ternyata merusak hutan dan merusak penghidupan masyarakat adat.
Saya tercekat saat Bungo, murid
Butet, pulang ke dalam hutan karena urusan keluarga. Adegan saat itu hujan deras,
sederas air mata saya.
Untung Bungo dan orang Rimba
hanya memakai cawat. Seandainya mereka memakai baju dan celana seperti orang
kota. Ditanggung mereka akan sakit karena masuk angin karena baju basah dan lembab.
Pakaian yang cocok untuk orang
Rimba adalah pakaian cawat, bukan baju ala FPI atau baju ala Barat.
Pakaian wanita Rimba adalah
kemben dari batik. Apakah wanita mereka
diperkosa karena berpakaian minim? Tidak ada kasus perkosaan yang terjadi pada
orang Rimba. Rangsangan terletak pada otak, bukan pada pakaian.
Yang menyedihkan adalah ketika
mereka harus memilih satu dari enam agama resmi untuk menjadi agama pada ktp
mereka *dari buku “Sokola Rimba”.
Mengapa harus memaksakan agama
pada orang Rimba?
Orang Rimba sudah ratusan tahun
hidup di hutan tanpa merusak hutan. Hidup menghormati Ibu Alam adalah agama
mereka. Mereka hidup selaras dengan alam, mereka menjaga hutan sebagai Ibu
mereka. Orang-orang kota ikut menikmati hutan yang dijaga orang Rimba sebagai
kantong air, kantong oksigen dan juga sebagai produksi tanaman obat.
Siapa yang lebih bermanfaat bagi
umat manusia? Orang Rimba penjaga hutan atau orang beragama yang merusak hutan?
Saat ini terjadi banjir bandang
di Manado. Pray for Manado _/l\_ Manado dan daerah Minahasa adalah daerah yang
sungguh indah. Sedih karena ada tambang emas di daerah Sulawesi Utara.
Daerah khatulistiwa memang merupakan
daerah cincin api, daerah rawan bencana. Manusia lah yang memperparah bencana
dengan membuat tambang-tambang emas, membuat kelapa sawit, merusak hutan.
Jadi ingat kota kelahiran saya,
Gorontalo. Ada juga tambang-tambang emas di daerah Gorontalo. Semoga Suku
Polahi (suku yang berdiam di hutan) tidak terusir dari rumah mereka. Amiin.
Semoga keserakahan terkalahkan
dengan kasih sayang. Amiiin.
TerimaKasih... Namaste _/l\_
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Translate
Blog Archive
-
▼
2014
(27)
-
▼
Januari
(11)
- Mengenali Permata di Dekat Kita
- Sehat dan Cantik dengan Rempah-rempah
- Bunuh Diri karena Suami Selingkuh ??? Sorry Jek !!!
- Catatan Hati Krisdayanti: My Life, My Secret
- Sokola Rimba
- The Perks of Being a Single
- Belajar Feng Shui
- Mengapa Takut Mati ?
- Asam Asin Pahit Manis Kehidupan
- Syirik ?
- Sulitnya Menerima Kenyataan Hidup
-
▼
Januari
(11)
About Me
- Guruntala
- 🌹A dam mast qalandar. #BlessingsClinic 🌹Give some workshops: Meridian Face & Body Massage, Aromatherapy Massage with Essential Oils, Make up. 🌹Selling my blendid Face Serum. IG & twitter: @guruntala
0 komentar:
Posting Komentar