Selasa, 04 September 2012
Makan dan Minum Emas
09.26 |
Diposting oleh
Guruntala |
Edit Entri
Sedih
membaca tulisan “Demam Emas di Tengah
Taman Nasional” pada Harian Kompas Kamis 30 Agustus. Salah satu Taman
Nasional yang rusak karena keserakahan manusia adalah Taman Nasional Bogani Nani Wartabone Sulawesi Utara. Betapa
paru-paru bumi Nusantara rusak karena manusia sangat serakah.
Taman
Nasional adalah konservasi air bersih murni, menyimpan tanaman-tanaman obat.
Hutan juga menyediakan serat untuk bahan menenun kain, kopiah, tikar yang
digunakan Ibu-ibu marginal untuk kelangsungan komunitasnya.
Apalah
artinya kita memakai emas berkilo gram di tubuh tapi kita tidak bisa minum air
bersih, tidak bisa makan makanan sehat. Apalah artinya tabungan berlimpah di
bank bila kita sakit berat.
Saya
yakin semua manusia waras sudah paham bahwa uang bukan segalanya. Menghancurkan
Taman Nasional adalah bencana untuk anak-cucu. Namun mengapa manusia tidak bisa
berdaya dalam menghadapi keserakahan diri?
Masalah
manusia ada dalam diri kan? Ingin dihargai, ingin dicintai, ingin kenyamanan
tubuh, ingin cantik, ingin rumah indah, ingin wisata ke manca negara, ingin
anak sekolah yang terbaik dst dst. Nafsu tidak akan bisa terpuaskan. Nafsu
adalah api, selalu berkobar. Hanya air kesadaran yang dapat menyiramnya. Air
kesadaran dapat diperoleh dengan rajin merenung, tafakur, puasa, berdoa,
meditasi, yoga.
Saya
sangat menghargai masyarakat pedalaman yang animisme. Karena mereka tidak
pernah merusak alam, tidak seperti manusia-manusia yang katanya beragama. Masyarakat
Indian di Amerika, hingga masyarakat pedalaman di Indonesia begitu harmonis
dengan alam. Karena mereka menganggap semua benda bernyawa. Dan mereka benar.
Masyarakat pedalaman sepaham dengan Einstein walau mereka tidak paham teori
rumit matematika.
Masyarakat
pedalaman menghargai pohon, air, gunung, seisi bumi. Mereka menghargai bumi
sebagai Ibu. Bila manusia hidup seperti mereka, bumi ini akan tetap indah dan
selalu menyediakan kebutuhan manusia untuk hidup sehat dan bahagia. Sayang,
manusia terlalu serakah...
Saya
bertekad untuk meniru kesederhanaan masyarakat pedalaman dengan hidup
sederhana. Makan cenderung vegetarian, makan sayur, buah, telur, ikan. Ayam
sekali-sekali, sapi harus lebih jarang. Trus mengurangi pemakaian plastik,
mengurangi konsumsi-konsumsi tak perlu yang hanya menambah-nambah sampah pada bumi.
Dan bergabung dengan komunitas ramah lingkungan.
Dan
yang terpenting saya bertekad untuk melatih diri, duduk hening 20 menit pagi
dan sore, semoga bisa mencapai inner
peace. Dengan melatih diri sendiri, setidak-tidaknya bumi akan kehilangan
satu orang bego serakah yaitu saya. We live in one field of energy, we are all
connected. Bila banyak orang sudah inner peace maka otomatis inner peace akan
menyebar dan bertambah terus. Sebagaimana fenomena 100 monyet yang bisa mempengaruhi
seluruh komunitas monyet pada dua pulau di Jepang.
Dari
Inner Peace, trus ke Communal Love dan semoga tercapai Global Harmony.Yuk gabung dengan Komunitas Global Harmony. Mari wariskan
bumi yang indah dan damai untuk anak cucu kelak.
TerimaKasih.
Namaste
_/l\_
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Translate
About Me
- Guruntala
- 🌹A dam mast qalandar. #BlessingsClinic 🌹Give some workshops: Meridian Face & Body Massage, Aromatherapy Massage with Essential Oils, Make up. 🌹Selling my blendid Face Serum. IG & twitter: @guruntala
0 komentar:
Posting Komentar