Selasa, 12 Juni 2012
Apakah Bangsa ini Bangsa yang Sadis ???
07.37 |
Diposting oleh
Guruntala |
Edit Entri
Beberapa
waktu lalu saya membaca twit @panji tentang
kesedihannya atas meninggalnya seorang supporter sepak bola akibat dikeroyok.
Belakangan ada berita bahwa korban meninggal karena pemalakan, tidak ada
hubungan dengan sepak bola.
Entah
kenapa timeline hari itu berputar pada berita tentang kesadisan. Ada status
twitter yang mempertanyakan, “Mengapa heran dengan batalnya konser Lady Gaga di
Indonesia. Toh berita tentang pembantaian orang-orang Ahmadiyah dianggap angin
lalu oleh banyak kalangan.”
Timeline
diisi lagi dengan renungan akan kesadisan orang Indonesia. Bagaimana kejahatan
terhadap orang-orang yang dicap PKI, Gerwani. Tentang cerita yang menyayat hati
ini bisa dibaca pada novel Ronggeng
Dukuh Paruk yang ditulis oleh Budayawan
NU Ahmad Tohari. Cerita tentang kekejaman pada orang-orang PKI ini ditulis
oleh Ayu Utami dalam karya sastranya
Manjali dan Cakrabirawa. Karena
politik dan perebutan kekuasaan, tiba-tiba orang-orang yang tidak tahu apa-apa
dibantai karena dicap PKI. Tiga puluh tahun rakyat Indonesia percaya bahwa PKI
adalah ateis. Padahal komunis berarti komunitas, yaitu mementingkan kepentingan
komunitas daripada kepentingan pribadi.
Tiba-tiba
saya galau. Mengingat kesadisan yang saya saksikan, kesadisan luar-biasa terhadap Guru Spiritual AK yang
dilakukan oleh beberapa pihak.
Juni
2009. Saya kaget membaca wall FB yang dipenuhi dengan status minta tolong
seorang gadis 18 tahun, Tr, pada Guru AK dan teman-temannya di padepokan spiritual.
Saat itu saya jarang ke padepokan jadi hanya membaca berita di FB. Tr minta
tolong karena dia dikurung di dalam kamar oleh orang-tuanya. Orang-tuanya tidak
ingin dia aktif di padepokan sementara Tr ingin aktif di padepokan.
Para
peserta di padepokan datang dan pergi, Ada pemuda yang aktif tidak datang lagi
karena dilarang oleh orang-tuanya akibat pemberitaan miring di media. It’s ok. Orang berhak datang dan pergi.
Bukan masalah besar. Menjadi masalah besar ketika seorang Tr ingin aktif di
padepokan tapi dilarang orang-tuanya.
Hal
sederhana menjadi rumit. Ibu Tr naik pitam karena perhatian anaknya tidak lagi sepenuhnya
untuk dia, telah terbagi dengan padepokan. Dia menghubungi beberapa peserta yang
dulu pernah belajar di padepokan itu. Karena
sebagian kecil orang yang sudah keluar dari padepokan tidak ingin
padepokan berkembang karena dirinya tidak lagi menjadi bagian dari padepokan
itu. Perilaku yang mudah ditebak, ego-based
adalah perilaku umum manusia.
Keadaan
menjadi makin “seru” dengan bergabungnya seorang mantan peserta padepokan, J,
yang selalu mencari cara untuk menghancurkan padepokan. J adalah seorang mafia
kasus yang berasal dari aliran “keras”. Datang ke padepokan tahun 2000 sebagai
penyusup untuk mencari info dan memikirkan cara untuk menghancurkan padepokan.
Pada tahun 2005, J dan istrinya DMS membuat desas desus dan melakukan manuver
untuk menggoyang padepokan. Hasilnya sekitar 20 peserta aktif berhasil
dihasutnya untuk keluar.
Februari
2010. TVOne menayangkan berita pelecehan seorang gadis Tr oleh Guru Spiritual
AK. Berita di TVOne disusul oleh berita-berita di tv-tv lain. Media seperti
VIVAnews, inilah.com, kapanlagi.com menayangkan berita-berita yang memojokkan tanpa
verifikasi sama sekali. Terus tv-tv dan media-media lainnya memberitakan berita
pelecehan berbulan-bulan. Sedemikian gencarnya berita di tv-tv itu menghipnosis
sehingga banyak keanehan mendasar yang tidak disadari masyarakat.
Ibu
Tr menyatakan di media, mana mungkin saya mau mempermalukan diri dengan berita
pelecehan terhadap putri saya. Alasan yang masuk akal. Namun hidup tidak melulu
hitam putih. Tidak selalu wanita yang mengaku dilecehkan itu benar. Dan seorang
Ibu yang “sakit” bisa melakukan apa saja termasuk membunuh putrinya. Seorang
Ibu yang terlalu posesif bisa melakukan apa saja yang penting putrinya terus di
dekat dia, menuruti kemauan dia. Banyak kisah nyata yang bisa kita baca tentang
seorang Ibu yang “sakit”.
Diberitakan
dengan gencar bahwa yang menyatakan terjadinya pelecehan pada Tr adalah seorang
Psikiater berpengalaman 20 tahun. Hmmm, VIVAnews
salah tulis atau sengaja salah tulis dengan menyatakan DYP seorang Psikiater?
Ibu Tr juga menyatakan di TVOne bahwa
beliau baru tahu telah terjadi pelecehan pada diri Tr setelah diberitahu oleh
Psikiater Tr (DYP).
Menangkap
keanehan dari berita ini? Seorang Ibu membawa anaknya yang bermasalah ke
seorang “pakar” tanpa tahu “pakar” itu seorang Psikiater atau seorang Psikolog.
Ibunya Tr bukan orang yang terlalu bodoh lah. Bila anak bermasalah pasti
mencari rekomendasi dari sekitar tentang pakar yang memang berpengalaman
menangani kasus serupa. Bukan membawa ke sembarang orang tanpa mengetahui orang
itu ahli atau tidak, Psikiater atau Psikolog.
Tentang
“pakar” bernama DYP ini ada ulasan tersendiri tentang “keanehan” dia. Apakah
betul DYP ini seorang Psikiater atau Psikolog berpengalaman 20 tahun sesuai
pengakuannya di VIVAnews? Seorang yang latar belakang pendidikan dan
pengalamannya adalah Human Resources
Management atau Manajemen Sumber Daya
Manusia bisa mengaku sebagai Psikolog berpengalaman 20 tahun dalam
menangani pasien seperti Tr? Apakah seseorang yang aneh seperti DYP pantas
diminta kesaksiannya sebagai Saksi Ahli?
Penayangan
berita secara intensif di tv-tv selama beberapa bulan tentang pelecehan
terhadap Tr membuat saya bertanya-tanya. Dimana
etika jurnalistik? Infotainment
saja menayangkan kisah berimbang dari dua pihak yang bertikai. Kok berita-berita
di tv-tv selalu menayangkan kisah sepihak dari pihak Tr? Kok tv-tv dan
media-media bisa lalai berbulan-bulan dalam ketidak-adilan? Atau memang ada “pihak-kuat”
dibalik berita-berita itu. Agar masyarakat terhipnotis dengan berita pelecehan
seorang gadis oleh guru AK?
Masuk
akal kah berita seorang gadis yang dilecehkan (dipeluk dan dicium) menjadi
berita nasional, tayang intensif berbulan-bulan di TV-tv, juga intensif
diberitakan oleh portal-portal berita seperti VIVAnews?
Tidak
ada manusia waras yang membenarkan kejadian pelecehan. Namun berita seorang
gadis dipeluk dan dicium menjadi topik berbulan-bulan di tv dan media, trus
lanjut pemeriksaan panjang di Polda dan lanjut dengan sidang pengadilan selama
satu tahun lebih adalah satu keanehan.
Ingat, Tr tidak diperkosa, menurut visum dr. Mun’im Idris, Tr masih perawan ting
ting dan pada tubuhnya tidak terdapat tanda-tanda kekerasan.
Saya
tidak habis pikir dengan kekejaman yang luar biasa ini. Fitnah jauh lebih kejam
daripada pembunuhan. Seseorang dibalik penayangan intensif “kasus” ini di tv-tv dan media-media, yang membawa kasus
“gadis-dipeluk-dan-dicium” ini ke pengadilan memang betul-betul sadis. Kemungkinan besar pihak dibalik layar ini memanfaatkan J
sebagai mafia kasus untuk menghancurkan visi dan misi One Earth yang diusung
oleh padepokan AA. Cara yang efektif untuk menghancurkan citra adalah membuat
berita pelecehan. Setelah bertahun-tahun mencari “alat-penghancur”, Sang Mafia
mendapatkan Tr sebagai alat ampuh. Mendapatkan “alat-pendukung” seperti Smd,
Ch, FdA, SK, DMS, merupakan soal kecil bagi sang Mafia Kasus yang sangat piawai
dalam manipulasi pikiran. Dibujuklah para “saksi” ini dengan tujuan yang
dimulia-muliakan, membantu seorang gadis yang “dilecehkan” untuk mendapatkan
keadilan. Mungkin ditambah dengan sejumlah iming-iming menggiurkan? Alat utama
“otak-pihak-sadis” ini adalah penayangan intensif di tv-tv selama
berbulan-bulan agar masyarakat yang terhipnotis berpikiran bahwa guru AK dan
padepokannya identik dengan pelecehan seksual.
Entah
dimana ya Smd dan Ch saat ini, setelah tampil berulang-kali di tv-tv sebagai
bintang tamu *ehmmm. Berkali-kali menjadi bintang tamu di TVOne, Metrotv dan
tv-tv lain pastinya bukan sesuatu yang terbayangkan oleh Smd dan Ch saat
menjadi tukang jual cakue dan tukang ojek.
Saya
prihatin menyaksikan bagaimana Smd dan Ch tampil di TVOne, Metrotv dan tv lain
menceritakan “versi” dia tentang Guru AK. Pernah menyimak wawancara Smd di
TVOne? Dia menyatakan dia bersaksi karena ingin “membantu” Tr. Jadi menyatakan
dipegang payudara karena ingin “membantu” Tr?
Masih
lekat di ingatan saya bagaimana Smd bercerita tentang penderitaan hidupnya
bersuamikan Ch seorang penjudi. Mereka datang ke padepokan untuk berlatih agar
Ch terbebaskan dari kecanduan judi. Sekian lama berlatih, Smd dan Ch direkrut
dan dilatih untuk menjadi terapis pada satu usaha yang didirikan oleh beberapa
peserta padepokan. Setelah keluar dari padepokan, Smd cerita bahwa alasan dia
keluar dari padepokan karena dia tak cocok dengan salah satu peserta di
padepokan.
Begitu
mudah orang berbuat keji pada seseorang yang pernah mengangkatnya dari lembah
judi. Jadi ngeri mengingat betapa mudahnya manusia terpeleset. Metrotv dan
TVOne hebat sekali menayangkan siaran langsung cerita Ch tentang tissue. Apakah
orang Metrotv dan TVOne sempat membuka Youtube
yang berisi rekaman suara Ch dalam mempertanggung-jawabkan cerita tissue yang
jorok itu? Mengarang cerita jorok memang mudah namun ketika Hakim bertanya tentang
logika, baru Ch gelagapan. Bagaimana yakin bila tissue di toilet umum itu adalah
tissue Guru AK, bila Ch tidak di depan toilet umum itu selama berjam-jam?
Apakah
wajar Ibu-ibu usia 40an tahun mempermasalahkan soal payudara yang dipegang lima
tahun lalu? Sengaja si Mafia Kasus mencari empat Ibu-ibu 40 tahun yang bersedia
mengaku dipegang payudaranya. Karena memang tidak ada bukti apapun dari Tr soal
pelecehan ini. Bila ada empat wanita lain yang ikut bersaksi diharapkan
masyarakat percaya bahwa memang telah terjadi pelecehan.
Bagaimana
membuat Ibu-ibu ini “bersaksi” dipegang payudara adalah hal kecil bagi Mafia
Kasus si Ahli Manipulator Pikiran. Diminta untuk “membantu” seorang gadis dalam
mencari keadilan cukup membuat empat wanita ini tersanjung. Mungkin ada iming-iming
lain?
Kalo
diperhatikan aneh juga. Astaga, ada Ibu-Ibu berumur 40-45 tahun menuntut orang
yang memegang payudaranya lima tahun lalu. Pantas hanya Smd yang mau muncul di tv dan menampilkan identitasnya
dengan jelas. DMS mau tampil di tv tapi merahasiakan identitasnya. Booo, begitu
banyak peserta gadis yang segar-segar, orang waras mana yang mau memegang
payudara Ibu-ibu 40an tahun beranak dua? #jleb
Apakah
masyarakat yang telah dihipnosis berita di tv-tv diberitahu tentang perilaku wanita-wanita
yang mengaku dilecehkan ini? DMS mau tampil di tv, tapi malas untuk bersaksi di
pengadilan. Saat sidang dipimpin oleh Hakim Pertama, DMS baru mau datang
setelah pemanggilan ketiga. Banyak alasan yang dilontarkan DMS untuk menghindar
dari memberi kesaksian di sidang. Ketika Hakim diganti dengan Hakim yang
berintegritas, DMS tidak mau datang walaupun telah dipanggil berkali-kali.
Apakah demikian perilaku seorang wanita yang ingin keadilan ditegakkan? Aneh!
Syukurlah,
pertolongan Yang Maha Kuasa datang dengan ditetapkannya Hakim yang jujur, Hakim
AH untuk kasus Guru AK ini. Sebagaimana diketahui, Hakim AH memberi vonis bebas
murni untuk Guru AK, dan meminta agar nama baik Guru AK dipulihkan kembali.
Hmmm,
dimana media-media yang gencar melontarkan fitnah pada Guru AK ya? Anehnya pada
hari vonis ditetapkan, Tr, FdA, SK, DMS yang mengaku dilecehkan, tidak datang. Beginikah
perilaku wanita yang berjuang untuk
keadilan? Aneh!
Kembali
pada pertanyaan saya semula? Apakah bangsa ini adalah bangsa yang sadis?
Saya
teringat pada Sains Fiksi fenomenal, “The
Footprints of God” karya Greg Iles.
Bahwa naluri binatang diwariskan pada manusia secara genetis, hasil dari
evolusi yang sangat panjang hingga berbadan manusia. Istilah lembaran yang
masih kosong sangat menyesatkan.
Untuk
itu, manusia perlu berusaha sekuat tenaga untuk melawan kebinatangan dalam
diri, berusaha untuk menumbuhkan Adam, kemanusiaan dalam diri.
Bangsa
ini akan menjadi bangsa yang manusiawi bila ada minimal 100 manusia Indonesia
yang sadar. Manusia yang sadar, adalah manusia yang kesadarannya bukan lagi
pada kesadaran hewani lagi, tapi sudah pada kesadaran insani hingga kesadaran divine. Energi 100 manusia sadar akan
mempengaruhi bangsa ini secara kolektif. Ingat The Hundreth Monkey Phenomenon? Membangkitkan kesadaran manusia,
inilah yang diperjuangkan Guru AK dengan latihan-latihan di padepokannya. Namun
sayang sekali, usaha Guru AK sering diserang oleh pihak-pihak yang ego-based, yang masih mau memelihara
kehewanan dalam diri.
TerimaKasih...
Namaste
_/l\_
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Translate
About Me
- Guruntala
- 🌹A dam mast qalandar. #BlessingsClinic 🌹Give some workshops: Meridian Face & Body Massage, Aromatherapy Massage with Essential Oils, Make up. 🌹Selling my blendid Face Serum. IG & twitter: @guruntala
0 komentar:
Posting Komentar