Selasa, 08 Oktober 2013
Belajar dari Penulis Serba Bisa: Dewi Lestari
22.29 |
Diposting oleh
Guruntala |
Edit Entri
Tulisan ini saya kutip dari buku
“My Life as Writer” karya Haqi Achmad dan Ribka Anastasia Setiawan.
Namanya juga kutipan, isinya hanya sedikit dong dibandingkan dengan bukunya.
Yang penasaran silakan beli di toko buku ya...
Penulis fenomenal. Mungkin itu sebutan yang paling pas untuk seorang
Dewi Lestari. Awalnya publik lebih mengenal sosoknya sebagai seorang musisi
sampai akhirnya di 2001, Dewi melakukan gebrakan besar dengan menerbitkan novel
pertamanya Supernova: Ksatria, Puteri,
dan Bintang Jatuh.
Setelah novel pertama, langkah Dewi di dunia tulis-menulis seakan tidak
dapat dibendung. Dewi melanjutkan langkahnya dengan menerbitkan Supernova: Akar di 2002 dan pada 2005 ia melanjutkan
seri Supernova dengan menerbitkan buku berikutnya yang diberi judul Petir.
Dewi menerbitkan kumpulan cerpen Filosofi
Kopi di 2006. Di 2007, Dewi membuat novel digital pertama berjudul Perahu Kertas. Pada 2008, Dewi membuat Rectoverso dan di 2009 Perahu Kertas
diterbitkan dalam format buku. Tahun 2011 Dewi kembali menerbitkan kumpulan
cerpen yang diberi judul Madre dan
setahun setelahnya ia menerbitkan buku keempat dari seri Supernova yang
berjudul Partikel. Perjalanan Dewi
sebagai penulis memasuki titik baru ketika ia menulis skenario film Perahu
Kertas yang disutradarai Hanung Bramantyo.
Dewi Lestari terus membuat banyak orang kagum dengan karya-karyanya.
Dewi terus membuat semua orang yakin bahwa ia memang juaranya, bahwa apa pun
yang dihasilkannya akan selalu menjadi magnet yang menarik banyak orang. (halaman
86).
Dewi mulai menulis sejak ia kelas 5 SD. Pada waktu itu, Dewi memiliki
khayalan yang kemudian menggerakkannya untuk mulai menulis.
Jika ada hal paling rutin yang aku lakukan seumur hidupku, selain makan dan minum, hal itu
adalah menulis buku harian.
Dewi rutin menulis buku harian, menuliskan ceritanya dengan tulisan
tangan hingga 1995.
Dimuatnya cerpen di majalah Mode dan kemenangan pada lomba menulis di
majalah Gadis membuat motivasi Dewi untuk menulis menjadi lebih kuat. Dari motivasi
tersebut, Dewi melangkah lebih lanjut.
Penulis handal tidak muncul
tiba-tiba. Dia rajin melatih diri. Bisa dengan rajin menulis buku harian
seperti Dewi. Bisa dengan rajin membayangkan sebuah cerita dan mulai merangkai
cerita itu dengan tekun seperti yang dilakukan oleh JK. Rowling.
Apa yang membuat Dewi memutuskan untuk menjadi penulis?
Pertama, karena menulis adalah sesuatu yang aku bayangkan akan terus
aku lakukan sampai tua nanti. Di satu sisi, menulis adalah profesi yang sangat
langgeng dibandingkan dengan industri hiburan atau dunia olahraga. Atlet
hidupnya sangat terbatas, penyanyi terbatas, model juga terbatas. Tapi kalau
menulis, sampai seseorang tua renta, selama fisik dan otaknya dapat bekerja, ia
dapat terus menulis. Bahkan ketika seseorang tidak lagi dapat mengetik, ia
dapat menyuruh orang untuk mengetik.
Kedua, menulis memberikan kemerdekaan untuk lebih banyak di rumah.
Menulis tidak mengharuskanku terjebak macet di jalan. Menulis membuatku tidak
perlu tampil menjadi orang lain yang bukan diriku. Dalam artian aku nggak perlu
make up atau dandan heboh untuk menunjukkan aku penulis. Sebagai penulis, aku
berbicara lewat bukuku.
Kamu ingin menjadi penulis?
Menurut Dewi ada beberapa syarat yang wajib dipunya jika kamu ingin
menjadi penulis:
1.
Berani
Gagal
2.
Berani
Berhasil
3.
Menjadi
Pengamat yang Baik.
4.
Jujur
dengan diri sendiri.
Kalau dari parameter luar, kesuksesan penulis dapat dilihat ketika
bukunya masuk ke kategori bestseller dan dia bisa mandiri dari royalti menulis.
Menurutku, itu adalah tolak ukur yang sangat jelas.
Kamu ingin menjadi penulis tapi merasa bahwa kamu tidak memiliki bakat
menulis? Jangan sedih! Menurut Dewi, faktor
untuk menjadi penulis bukan bakat, melainkan kerja keras.
Ingin mengintip cara Dewi Lestari dalam menyelesaikan buku?
“Tiap ada proyek atau buku yang
sedang aku kerjakan, aku harus pakai target, kalau nggak ada target semuanya
bisa molor.”
“Menurut aku, kunci jawaban dari
segala distraksi ketika menulis adalah tenggat. Kalau ada deadline, kamu
akan menemukan berbagai macam cara untuk menyelesaikan tulisanmu. Kalau nggak
ada tenggat bisa saja kamu berhenti menulis”
“FYI, aku tidak menulis setiap hari. Aku punya jadwal menulis ketika
aku sedang punya proyek atau sedang menyelesaikan buku. Sifatnya lebih ke
project based. Aku juga pengin punya rasa bebas dan tidak tiap hari menulis.”
“Karena sesungguhnya aku pun
punya masalah dengan rutinitas. Seperti sekolah misalnya. Aku, tuh, selalu
bertanya-tanya, why do I have to be at the same place at the same time,
everyday? Bagiku itu neraka.”
“Menulis pun sama. Tapi ketika aku sudah set up, misalnya,” Oke aku mau
nulis proyek baru”, aku benar-benar dalam sekian bulan akan terus menulis dan menjadikannya
ritual. Tapi setelah proyek itu selesai aku mau menikmati masa-masa tanpa menulis,
hanya baca, main sama anak, dan melakukan hal lain tanpa harus dikejar-kejar
nulis.”
Apa manfaat menulis yang telah Dewi dapat?
“Jika ditanya apakah menulis bisa membuat hidupku lebih berkualitas,
bermutu, dan berbahagia, jawabanku, ya. Karena ini memang hal yang aku inginkan
banget. Dan di sini aku berkembang. Aku bertemu banyak orang karena menulis.
“Dan saat ini bisa dibilang menulis adalah nafkahku, profesiku. Aku
tidak banyak lagi ambil job musik yang banyak keluar rumah. Aku lebih banyak
nulis di rumah dan sebagian besar pendapatanku adalah dari royalti. Jadi,
menulis adalah tempatku mencari nafkah.
Demikian kutipan tentang Dewi Lestari dari buku My Life as a Writer. Kutipan ini tidak sampai 3 halaman, sementara
bukunya setebal iv + 192 halaman. Buku ini berkisah tentang pengalaman Alanda
Kariza, Farida, Clara Ng, Vabyo, dan Dewi Lestari dalam meniti karir dan
menjalani profesi sebagai penulis.
Keren kan...
TerimaKasih... Namaste _/l\_
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Translate
About Me
- Guruntala
- 🌹A dam mast qalandar. #BlessingsClinic 🌹Give some workshops: Meridian Face & Body Massage, Aromatherapy Massage with Essential Oils, Make up. 🌹Selling my blendid Face Serum. IG & twitter: @guruntala
1 komentar:
terimakasih info nya sangat bermanfaat, jangan lupa kunjungi kami http://bit.ly/2wDDymQ
Posting Komentar