Rabu, 17 April 2013
Bangsa Pendendam yang Mudah di Adu Domba
05.06 |
Diposting oleh
Guruntala |
Edit Entri
Sejarahwan JJ Rizal
dalam satu tweetnya mengatakan bahwa Belanda bisa berkuasa selama 350 tahun karena
mereka melakukan adu domba.
Budayawan Sujiwo Tedjo menulis dalam bukunya Jiwo J#ncuk tentang temuan Indra Birowo bahwa masyarakat Indonesia itu dekat dengan dendam dan membalas dendam. Makanya banyak sekali kasus anak bunuh bapaknya sendiri, anak bunuh majikan dansebagainya. Indra Birowo adalah aktor yang pernah menggarap film pendek seputar dendam dalam kehidupan.
Budayawan Sujiwo Tedjo menulis dalam bukunya Jiwo J#ncuk tentang temuan Indra Birowo bahwa masyarakat Indonesia itu dekat dengan dendam dan membalas dendam. Makanya banyak sekali kasus anak bunuh bapaknya sendiri, anak bunuh majikan dansebagainya. Indra Birowo adalah aktor yang pernah menggarap film pendek seputar dendam dalam kehidupan.
Hmm... Bangsa yang pendendam dan mudah di adu domba...
Peristiwa tragis Gerakan 30 September 1965 masih menyisakan trauma bagi para korban. Sekitar 800 ribu orang dibunuh, dipenggal kepala atau ditembak. Bahkan guru-guru yg berkualitas maupun orang-orang yang sebenarnya tak berkaitan dgn PKI ikut terbunuh karena laporan orang yang tak suka pada mereka... Tragis sekali, belum penderitaan keluarga tapol. Tiba-tiba mereka tak bisa jadi pegawai negeri, pegawai bumn apalagi jadi anggota ABRI. Akses ekonomi mereka pun dibatasi.
Tulisan Iman Brotoseno @imanbr pada blog.imanbrotoseno.com "Pembantaian yang Tidak Tercatat" perlu untuk disimak...
Fakta bahwa Kyai-kyai dibunuh oleh "PKI membuat kalangan Anshor NU marah besar. Kemarahan yang membuat NU terlibat pada pembantaian G30S.
Peristiwa tragis Gerakan 30 September 1965 masih menyisakan trauma bagi para korban. Sekitar 800 ribu orang dibunuh, dipenggal kepala atau ditembak. Bahkan guru-guru yg berkualitas maupun orang-orang yang sebenarnya tak berkaitan dgn PKI ikut terbunuh karena laporan orang yang tak suka pada mereka... Tragis sekali, belum penderitaan keluarga tapol. Tiba-tiba mereka tak bisa jadi pegawai negeri, pegawai bumn apalagi jadi anggota ABRI. Akses ekonomi mereka pun dibatasi.
Tulisan Iman Brotoseno @imanbr pada blog.imanbrotoseno.com "Pembantaian yang Tidak Tercatat" perlu untuk disimak...
Fakta bahwa Kyai-kyai dibunuh oleh "PKI membuat kalangan Anshor NU marah besar. Kemarahan yang membuat NU terlibat pada pembantaian G30S.
Gus Dur dengan jiwa besar telah minta rekonsiliasi dan meminta maaf atas keterlibatan NU pada pembantaian G30S.
Pernahkah terpikir bahwa orang "PKI" yang membunuh Kyai-kyai NU itu bukanlah orang PKI tapi "pihak" yang menggunakan atribut PKI? Mungkinkah pihak “PKI” itu dari kalangan militer? Hal ini terpikir setelah membaca respon pada tulisan di blog Iman Brotoseno. Kalangan NU, yg marah karena Kyai nya terbunuh dengan keji, tanpa berpikir panjang menjadi marah sekali pada PKI.
Itulah tujuan adu domba. Membenturkan dua pihak. Pihak yang sedih dan marah seringkali tidak berpikir jernih lagi. Langsung ngamuk. Hasilnya Anshor NU terlibat dalam pembantaian G30S...
Baru-baru ini saya baru tahu bahwa rumah-tangga seorang teman berantakan karena adu-domba seorang ibu pendendam. Ibu pendendam ini mengipas si istri dengan mengatakan bahwa suaminya dikuras duitnya oleh satu padepokan spiritual. Istri ini percaya karena si ibu penghasut ini teman baik ibunya, dan mantan ibu pejabat. Si suami sangat kesal karena si istri lebih percaya pada orang lain daripada suaminya sendiri. Suami ini orang normal, pikiran dan jiwanya normal. Dia tidak mau ditipu atau diperbudak oleh siapapun. Ketidak-percayaan istri ini membuat mereka bertengkar terus sehingga rumah tangga mereka berakhir dengan perceraian. Luar biasa kan si ibu pendendam ini. Karena dia pernah tersinggung pada satu padepokan, pihak lain tak boleh lagi datang ke padepokan tersebut. Dengan “santai”nya dia mengadu domba sehingga keluarga baik-baik dengan dua anak tersebut menjadi keluarga berantakan.
Contoh orang yang diadu-domba adalah ibu seorang gadis yang
mengaku dilecehkan oleh seorang guru spiritual. “Mulanya saya tersinggung. Oleh
karena itu saya menelpon orang-orang yang sudah keluar dari padepokan itu,”
kata si Ibu pada TV One. “Saya tidak tahu bila anak saya dilecehkan. Saya baru
tahu setelah diberitahu oleh Psikiaternya,” lanjut Ibu tersebut pada TV One.
Padahal Psikiater yang dimaksud, DYP, bukanlah seorang Psikiater, bukan pula seorang
Psikolog Klinis. Dia seorang Doktor Ekonomi yang jago hipnosis. Akun linkedin
si ”Psikiater” ini ditutup karena dia ketahuan ngarang tentang sekolah S1 dan S2
nya.
Sang Mafia kasus yang sudah bertahun-tahun mengincar untuk
membungkam guru spiritual bersangkutan sangat terbantu dengan mantan-mantan
peserta padepokan yang mudah tersinggung dan pendendam. Ibu si gadis dengan
mudahnya terkipas sehingga tidak memperdulikan akal sehat lagi.
Dari film "How
to Hack the Human Brain" diceritakan bahwa cara untuk menguasai
masyarakat banyak adalah dengan mengadu domba antar kelompok...
Agar tak mudah diadu domba, mau tak mau kita perlu tenang,
perlu merenung, perlu tafakur, perlu meditasi. Begitu mendengar satu kabar yang
"mengipas" sebaiknya tidak langsung merespon. Sebaiknya menenangkan
diri dulu. Dan yang terpenting, selidiki dulu apakah benar berita yang sampai
pada kita. Bisa jadi berita itu adalah berita adu domba. Pihak yang bertikai karena
diadu domba, kedua-duanya kalah, pihak yg mengadu domba akan berkipas ria
dengan kipas kemenangan.
Mari berdoa agar kita semua terhindar dari sifat pendendam
dan mudah diadu-domba...Amiin
TerimaKasih... Namaste _/l\_
TerimaKasih... Namaste _/l\_
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Translate
Blog Archive
-
▼
2013
(108)
-
▼
April
(11)
- Berkah Lupa: dari novel "The Opposite of Fate"
- Biaya Riset Menulis: dari "Antologi Rasa" hingga "...
- Perang Melawan Pembajak !!!
- KOCOK: Cerita tentang Arisan Ibu-ibu Sosialita
- Peringatan ARB kepada Anas Urbaningrum
- Membaca Ekspresi Adi Bing Slamet & Arya Wiguna: Ka...
- Bangsa Pendendam yang Mudah di Adu Domba
- Silencing The Buddha: from Cloud Atlas the Movie
- Be Aware: from"How to Hack the Human Brain"
- Afirmasi pada Neo Kundalini Yoga
- Be Fearless: from The Croods The Movie
-
▼
April
(11)
About Me
- Guruntala
- 🌹A dam mast qalandar. #BlessingsClinic 🌹Give some workshops: Meridian Face & Body Massage, Aromatherapy Massage with Essential Oils, Make up. 🌹Selling my blendid Face Serum. IG & twitter: @guruntala
0 komentar:
Posting Komentar