Senin, 30 April 2012
Kesadaran dari Hongkong ???
23.12 |
Diposting oleh
Guruntala |
Edit Entri
Seorang teman menulis status di FB
perlunya meditasi untuk meningkatkan kesadaran diri. Statusnya ditanggapi
dengan pertanyaan, “Kesadaran? Kesadaran dari Hongkong?“ Saya baca sambil
ngikik. Saya jadinya berpikir, apa kesadaran itu. Memangnya kenapa kalo tidak
sadar.
Kisah teman saya, Ibu Lydia (bukan nama
sebenarnya) adalah contoh betapa ketidak-sadaran dapat menyeret kita ke jurang
penderitaan, bisa menyeret kita menjadi kriminal yang merugikan orang lain.
Ibu Lydia adalah pencari nafkah tunggal di
keluarganya. Suaminya tidak bisa mencari nafkah lagi karena sakit-sakitan. Ibu
Lydia kerepotan menanggung biaya berobat suaminya, biaya anak yang tidak mau
bekerja, menanggung biaya hidup Ibu Lydia yang tinggi. Ibu Lydia pribadi adalah
pribadi konsumtif, suka baju bagus bagus, suka barang bagus.
Anak Ibu Lydia, Dimas, juga “hebat”.
Tidak mau bekerja, maunya bersenang-senang. Pengangguran tapi gaya hidup bagai
manajer suatu perusahaan. Punya istri dan tiga anak, punya baby sitter, anak
sekolah di sekolah swasta mahal. Suka nongkrong di cafe-cafe, dan main dari
mall ke mall. Penghasilan nol besar alias dibiayai oleh Ibu Lydia.
Anehnya Ibu Lydia dan Dimas tidak sadar untuk lebih menyederhanakan hidupnya.
Penghasilan Ibu Lydia dari bisnisnya lumayan besar namun tidak cukup untuk
membiayai gaya hidup keluarganya sehari-hari.
Mau tidak mau Ibu Lydia sering gali
lubang tutup lubang. Pinjam uang 100 juta untuk tutup utang 50 juta. Begitu
seterusnya sehingga utangnya bertambah dan terus bertambah. Jatuhlah Ibu Lydia
ke dunia kriminal alias tipu menipu karena tuntutan gaya hidup tinggi.
Awareness make big differences...
Seorang Ibu di Komunitas Spiritual AnandAshram, Ibu Norma bercerita tentang menentukan plafon atau batasan pada diri sendiri dan pada anak-anaknya. Ketika
beliau bersama suami memutuskan untuk serius menempuh perjalanan spiritual,
beliau berbicara pada ketiga anaknya, “Kalian akan dibiayai hingga tamat S1,
atau bila sudah menikah, atau maksimal umur 25 tahun.”
Karena diberi plafon seperti itu,
anak-anaknya sejak muda sudah mulai belajar bekerja, magang pada saat liburan.
Sebelum usia 25 tahun semua anak Ibu Norma sudah lulus S1, dan sudah mandiri,
tidak dibiayai oleh orang tua lagi.
Bila tidak memberi plafon, bisa saja Ibu
Norma membiayai anak hingga S2 di luar negeri dengan konsekuensi harus bekerja
terus sebagai akuntan publik, sementara cita-cita diri pribadi dan suami tak
terpenuhi.
“Beginilah seorang Ibu Meditator,” sharing Ibu Norma. Kesadaran seorang
Ibu dapat membebaskan diri Ibu dan
keluarganya dari beban-beban yang terjadi karena ketidak-sadaran.
Kadang cinta seorang Ibu yang tidak
sadar dapat membebani anak. Beberapa Ibu yang saya kenal membebani anak dengan
harapan untuk segera menikah, untuk segera punya momongan, dan berbagai harapan
lainnya.
Saya kenal baik seorang teman yang
akhirnya menikah dengan “siapa-saja” karena didesak-desak Ibunya. Ada pria yang
melamar diterima deh. Setelah menikah baru ketahuan bahwa suaminya malas
bekerja, jadi tanggungan istri.
Banyak sekali ketidak-sadaran yang
membuat saya menderita. Contoh kecil adalah keinginan untuk tampil dengan kulit
putih. Dari kecil saya diolok-olok orang-orang sekitar saya sebagai orang
hitam. Saya memakai pemutih muka yang mengakibatkan saya harus langganan dokter
kulit karena kulit wajah yang bermasalah. Padahal kulit gelap cantik juga kok,
eksotis.
Contoh-contoh ketidak-sadaran di sekitar
kita banyak sekali yang membuat kita sendiri menderita. Misalnya cara
berkendaraan yang tidak tertib. Dari acara Kick
Andy kita mendengar bahwa di negeri kita saja para pejalan kaki
terpinggirkan. Di negeri lain tidak perlu jembatan penyeberangan, di negeri
kita perlu jembatan penyebarangan karena menyeberang di zebra cross sama dengan
bertaruh nyawa. Orang berkendaraan dengan tidak memperdulikan keselamatan orang
lain, membuang sampah seenaknya, banyak memakai tas plastik adalah contoh
ketidak-sadaran yang membuat kita menderita.
Jalan agar bebas dari ketidak-sadaran
tidak lain adalah menyadar-nyadarkan diri dengan go within, tafakkur,
meditasi...
Semoga kita semua menjadi orang-orang
yang sadar sehingga bangsa ini pun terdiri dari orang-orang yang sadar. Orang
yang sadar tidak akan korupsi karena sadar bahwa keserakahan, mengambil hak orang
lain sama dengan mencelakakan diri sendiri. Orang yang sadar bisa hidup
sederhana, tidak terpikat untuk hidup mewah di atas penderitaan orang lain.
Namaste
_/l\_
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Translate
About Me
- Guruntala
- 🌹A dam mast qalandar. #BlessingsClinic 🌹Give some workshops: Meridian Face & Body Massage, Aromatherapy Massage with Essential Oils, Make up. 🌹Selling my blendid Face Serum. IG & twitter: @guruntala
2 komentar:
kesadaran memang satu hal yg amat diperlukan....
Terima kasih sharingnya mba Nina :-)
Thanks for dropping by Satria _/l\_
Posting Komentar