Rabu, 11 April 2012
Fokus
20.47 |
Diposting oleh
Guruntala |
Edit Entri
Menarik tweet Dewi Lestari, @deelestari, tentang proses menulis buku terbarunya, Partikel, yang akan launching Friday 13 th April
2012. Dalam rangkaian tweet nya Dee menulis bahwa selama penulisan buku
Partikel Dee hidup bagai hermit. Pantas dalam tweet beberapa
bulan lalu Dee tak tahu tentang slurpee, minuman yang populer di Sevel, 7 eleven, yang laris sebagai tempat
kongkow di tempat-tempat strategis di Jakarta. Selama penulisan Partikel, Dee tak menerima undangan talk
show di tv-tv. Mengurus suami dan anak-anak tetap, namun tak sempat memasak
spesial untuk suami. Ini contoh pentingnya fokus. Dengan fokus, penulisan buku
Partikel setebal 500 an halaman dapat diselesaikan dengan sukses.
Dalam buku The Sh@llows, Nicholas Carr menuliskan hasil
penelitian tentang orang yang membaca buku tercetak dengan yang membaca buku di
internet. Ternyata membaca buku tercetak lebih fokus daripada membaca buku di
internet. Itu karena internet tidak hanya menghadirkan buku tetapi juga yang
lainnya melalui hyperlink informasi
di sekitarnya, bahkan di dalam buku itu sendiri.
Kesulitan fokus ini, masih dalam buku The Sh@llows, membuat seseorang yang
tadinya kutu buku dan pintar menulis, setelah asyik tenggelam dalam komputer
dan internet cukup lama tiba-tiba merasakan perubahan drastis. Intensitasnya
dalam membaca buku menurun. Demikian juga dengan konsentrasinya dalam berpikir
dan menulis. Seseorang itu merasakan ada perubahan dalam otaknya.
Tidak fokus menyebabkan kita kurang produktif.
Kebanyakan buka face book, twitter, chatting di BBM membuat waktu berlalu tak
terasa. Dan yang paling menyita waktu adalah main game dan nonton tv.
Dalam buku Total Success, Anand Krishna menulis bahwa salah
satu rahasia sukses Andrew Carnegie adalah
FOKUS. Carnegie tidak pernah keluar
dari jalur usaha yang dia tekuni sejak awal. Dari tukang telegraf, ia menjadi
operator telegraf. Kemudian, karena usaha pos dan telegraf saat itu dibawahi
oleh jawatan kereta api, ia berurusan pula dengan kereta api, dengan
perusahaan-perusahaan yang membuat gerbong kereta api. Dengan bekerja bagi
produsen-produsen itulah, ia memperoleh inspirasi untuk menekuni industri baja,
bahan baku utama bagi gerbong maupun rel kereta api. Andrew tidak berfoya-foya
dengan keuntungan yang dia peroleh sebagai hasil investasi. Ia berinvestasi
kembali. Dengan demikian, dalam waktu yang cukup singkat, ia sudah memiliki
tabungan dan saham dalam jumlah yang sudah dapat diperhitungkan.
Sekian
*smile
Namaste
Beloved Friends
Label:
Anand Krishna,
Andrew Carnegie,
BUKU,
Dee Lestari,
Life,
Nicholas Carr,
Penulis,
The Shallows
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Translate
About Me
- Guruntala
- 🌹A dam mast qalandar. #BlessingsClinic 🌹Give some workshops: Meridian Face & Body Massage, Aromatherapy Massage with Essential Oils, Make up. 🌹Selling my blendid Face Serum. IG & twitter: @guruntala
0 komentar:
Posting Komentar