Sabtu, 12 Mei 2012
Sesajen dan Patung
21.47 |
Diposting oleh
Guruntala |
Edit Entri
Kita hidup di dunia simbol. Petunjuk Tuhan
lewat mimpi juga lewat simbol. Ingat kisah Nabi Yusuf? Makanya saya heran bila
ada yang sekelompok orang “narrowmind”
yang tidak mau memahami tapi bisa menghakimi simbol yang dipakai pihak lain. Misalnya
ada saja pihak yang mengatakan bahwa memberi bunga pada pohon adalah
mempersekutukan Tuhan dengan pohon. Mungkin yang bersangkutan belum baca buku “The Miracle of Water” Masaro Emoto. Memberi bunga pada pohon,
pada sungai, pada laut adalah simbol bahwa kita bersahabat dengan mereka, berterimakasih
pada semesta yang selalu memberi, berbagi keindahan dan keharuman dengan sesama
penghuni bumi. Dan tak ada benda mati di semesta.
Salah seorang teman bilang ketika dia
mau dilamar oleh suaminya, dia mimpi dikejar-kejar ular. Ternyata
beberapa temanku juga mimpi dikejar-kejar ular ketika mau menikah. Kalo aku
tidak mimpi dikejar ular ketika mau dilamar, mungkin mimpi juga tapi tidak ingat.
Salah seorang kenalan cerita bahwa dia pernah mimpi dikejar-kejar buaya. Kata
Neneknya berarti dia mau dilamar orang besar/ berpangkat. Kata dia, “Ternyata
benar lho, aku dilamar seorang Camat.” Hehehe.
Ibu saya paling marah bila melihat kitab Quran
diletakkan sembarangan, apalagi di bawah buku-buku yang lain. Padahal itu buku
saja kan, buku yang bertuliskan ayat-ayat Tuhan namun bukan ayat-ayat Tuhan. Lebih tepatnya buku itu adalah simbol ayat-ayat Tuhan. Dengan menghormati
kitab itu berarti ibuku menghormati ayat-ayat suci dari Tuhan.
Ada saja yang menuduh pihak lain
menyembah patung. Gak segitunya kalee!
Saya belum pernah bertemu seorang penyembah patung seumur hidup. Bertemu dengan
orang-orang yang memuja Sang Maha Ada yang disimbolkan oleh patung/
pratima sering. Misalnya seseorang yang menghormati patung Ganesha, memberi dupa dan bunga di depan patung Ganesha, berarti sedang
menghormati Dia Sang Pembuka Jalan, Dia Sang Maha Penolak Bala, Sang Maha Mengetahui, yang disimbolkan oleh
patung Ganesha. Salah besar bila seseorang itu dianggap menyembah batu
berbentuk manusia gajah.
Konon semakin tinggi budaya satu
masyarakat, semakin sarat dengan simbol. Membaca simbol adalah membaca
kehidupan itu sendiri. Komputer, rambu-rambu, bahasa, lampu merah adalah
simbol. Seseorang bisa terbunuh di lampu merah bila ia tidak memahami arti
simbol “lampu merah”. Begitu penting sekaligus berbahayanya suatu simbol.
Batik yang digunakan dalam upacara adat
Jawa semuanya penuh simbol nasihat pada pengantin. Misalnya kain Cakar yang digunakan orang tua
pengantin pada saat siraman adalah simbol bahwa kehidupan pengantin dimulai
dari mencari nafkah, alias nyeker-nyeker seperti ayam mencari makan. Adat di
daerah lain juga sarat makna. Di daerah saya Gorontalo, hantaran untuk
pengantin wanita adalah buah-buahan dan tunas kelapa. Tunas kelapa adalah calon
kelapa yang akan bermanfaat bagi pemeliharanya. Buah kelapa bisa dimakan,
airnya diminum, daun kelapa untuk atap rumah, kayu kelapa untuk membuat rumah,
sabuk kelapa dipakai untuk memasak. Tunas kelapa adalah simbol bahwa pengantin
pria sudah siap untuk memberi nafkah keluarga juga suatu doa agar pasangan
suami istri bisa bermanfaat bagi masyarakat seperti halnya pohon kelapa.
Saya sendiri memasang simbol kura-kura,
kodok dan lumba-lumba di rumah untuk afirmasi diri. Masalah saya adalah
kemalasan, moody dan melankolis.
Untuk memerangi penyakit tersebut maka saya mempergunakan simbol. Kodok adalah
simbol adaptasi, bisa hidup dan mencari makan di darat maupun di air. Kura-kura
adalah simbol ketekunan, persistence.
Lumba-lumba adalah simbol playfulness. Lumba-lumba adalah ikan yang tidak ganas
namun bisa melawan hiu. Lumba-lumba adalah ikan istimewa, yang tahu apa itu
lautan, yang sadar bahwa dia hidup di lautan karena dia suka melompat-lompat di
atas lautan. Lumba-lumba juga suka bermain-main.
Ada buku tentang simbol-simbol yang
sangat menarik karya Carl G. Jung,
Bapak Psikologi Modern. Judulnya saya lupa, pernah baca di toko buku QB, ketika
mau beli ternyata belum ketemu lagi. Saat ini saya sedang mencari buku-buku
tentang dunia simbol yang ternyata sangat menarik. Misalnya Kartu Tarot bisa
menggambarkan keadaan seseorang yang mengambil kartu tertentu, berkaitan dengan
masalah energi dan subconscious orang tersebut.
Baru-baru ini seorang teman menegur.
Kata beliau, rumah yang ada gambar atau patung makhluk bernyawa tidak akan
didatangi malaikat. Saya tersenyum. Segala sesuatu dinilai berdasarkan niat,
bukankah demikian?
Namaste
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Translate
Blog Archive
-
▼
2012
(53)
-
▼
Mei
(14)
- Mempertanyakan HypnoParenting
- Yang Menarik dari Film Bel Ami
- Hutang Budi dibawa Mati ???
- Tipe Orang Mudah Digendam / Ditipu
- 7 Taktik (Jahat) untuk Menguasai Pikiran Orang
- Gelang Giok Naga
- Review Buku: Sunrise Serenade
- Bagaimana Membebaskan Diri dari Pengaruh Hipnosis???
- Hitler Si Ahli Hipnosis Massal
- Bahaya Hipnosis
- Sesajen dan Patung
- Bangkit Kembali dari Keterpurukan
- Ini Semua Akan Berlalu
- Kiat Menulis Biografi a la Alberthiene Endah
-
▼
Mei
(14)
About Me
- Guruntala
- 🌹A dam mast qalandar. #BlessingsClinic 🌹Give some workshops: Meridian Face & Body Massage, Aromatherapy Massage with Essential Oils, Make up. 🌹Selling my blendid Face Serum. IG & twitter: @guruntala
0 komentar:
Posting Komentar