Selasa, 08 Januari 2013
Benarkah Saya Sederhana ???
04.07 |
Diposting oleh
Guruntala |
Edit Entri
Saya
menggeleng-gelengkan kepala saat membaca cerita Nunun Nurbaeti dengan koleksi
tas Hermes asli 30 buah. Gila, berapa milyar yang dipakai untuk memenuhi nafsu
koleksi tas. “Nafsu untuk mengumpulkan barang berasal dari DNA tikus yang masih
tersisa pada diri manusia setelah berevolusi ribuan tahun,” demikian penjelasan
fasilitator meditasi saya di Anand Ashram. Wow, saya jadi menelusuri diri
sendiri. Kata siapa saya tidak seperti Nunun Nurbaeti? Saya tidak mengkoleksi tas
Hermes karena tidak memiliki peluang. Nafsu serakah ada, nafsu mengumpulkan
ada.
Kemarin
saya membeli tiga helai batik Garut berwarna pink, warna ungu muda dan warna
hijau limau. Begitu baju itu selesai dijahit langsung terpikir, “Harusnya
kemarin itu sekalian beli warna kuning, jingga dan biru. Lucu-lucu warnanya.
Kapan ya ke Thamrin City untuk beli
kain-kain itu, agar bisa dipakai bergantian.” Nafsu tak pernah terpuaskan...
Minggu
lalu sambil menengok saudara, saya window-shopping
di Thamrin City. Saya tidak berniat membeli, hanya melihat-lihat saja. “Jika
butuh sesuatu kamu sudah tahu tempatnya, tidak usah bingung mencari lagi” Kata
pikiran yang melintas. Namun ternyata saya tak tahan juga melihat kerudung
lucu-lucu. “Beli aja, harganya murah ini. Kalo ditunda bisa tak ketemu kerudung
kek gini.” Pikiran berbisik. Akhirnya
terbeli enam kerudung. Begitu sampai di rumah, saya memperhatikan
kerudung-kerudung yang baru dibeli. “Kerudung perpaduan warna pink dan salem
itu lucu banget. Kenapa sih gak beli sekalian. Kerudung jingga motif hijau lucu
tauk. Sayang amat tidak dibeli. Jadinya kepikiran kan.” Pikiran melintas. Jadi
merasa tak cukup juga???
Saya
penggemar gelang kristal. Niatnya membeli tali untuk memperbaiki tali gelang
yang putus. Begitu melihat gelang yang lucu-lucu, jadi lah beli gelang fluorite, gelang carnelian, gelang amethys,
gelang rose-quartz. Begitu nyampe di rumah,
pikiran merayu, “Turqoise nya
lucu-lucu tauk. Tiger-eye nya bagus.
Kapan ya datang lagi untuk beli. Beli aja yang harganya terjangkau. Kan bukan
batu mulia seperti Ruby yang mahal
ini.” Maka saya pergi lagi untuk membeli gelang turqoise dan tiger-eye.
Sambil membeli mata melirik semiprecious-stone
seperti moonstone, aqua-marine, lapis-lazuli. Begitu pulang langsung terbayang-bayang gelang-gelang
cantik itu. “Gak rugi lah beli. Kan bermanfaat untuk kesehatan. Cantik-cantik
pula,” dengan piawai, pikiran membujuk. Adoooh, kapan terpuaskan nafsu ini...
Begitulah...nafsu
dan pikiran tak mengenal rasa “syukur”. Nafsu selalu tak terpuaskan, tak
mengenal terimakasih. Saatnya meditasi atau tafakur untuk menemukan kebahagiaan
sejati dalam diri.
Btw,
saat ini banyak batu palsu lho. Batu mulia tiruan bisa mirip dengan batu mulia
asli, memiliki serat buatan pula. Bukan tas saja yang mengenal tiruan atau KW. Batu mulia seperti Ruby, Emerald, Topaz, Sapphire juga sudah ada KW nya. Saya
pernah membaca tentang lembaga peneliti keaslian satu batu mulia yang sekaligus
mengeluarkan sertifikat keaslian batu mulia. Untuk membeli kristal atau batu
mulia demi kesehatan, kesuksesan dan kebahagiaan silakan beli di L’Ayurveda.
Terjamin keasliannya *smile
Terimakasih
Namaste
_/l\_
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Translate
About Me
- Guruntala
- 🌹A dam mast qalandar. #BlessingsClinic 🌹Give some workshops: Meridian Face & Body Massage, Aromatherapy Massage with Essential Oils, Make up. 🌹Selling my blendid Face Serum. IG & twitter: @guruntala
0 komentar:
Posting Komentar