Rabu, 08 Mei 2013
Bila Fitnah Merajalela
20.54 |
Diposting oleh
Guruntala |
Edit Entri
Kitab suci menyatakan bahwa
fitnah lebih kejam daripada pembunuhan. Orang akan berpikir-pikir dulu untuk
melakukan pembunuhan. Bila ketahuan, bisa mendapatkan hukuman mati. Bila
menyebarkan fitnah, apa hukumannya? Kecuali bila yang difitnah adalah orang
yang berkuasa dan berduit. Orang yang menfitnah akan disomasi, mungkin
digebukin sampai kapok oleh tukang pukul, dan bisa penjara beberapa tahun.
Padahal fitnah lebih kejam
daripada pembunuhan...
Ketika Jaksa Agung Baharuddin Lopa
meninggal, beredar issue bahwa beliau
meninggal di racun. Tentu pihak yang berkepentingan membunuh beliau adalah
pihak yang akan mendapatkan hukuman berat akibat pelanggaran hukum yang
merugikan masyarakat banyak. Jaksa Agung Baharuddin Lopa meninggal dengan nama
harum. Beliau adalah contoh penegak hukum yang berani menegakkan keadilan tanpa
pandang bulu. Jaksa Agung Baharuddin Lopa adalah teladan bagi pejabat dan
penegak hukum karena beliau menolak gratifikasi dalam bentuk apapun, beliau
hidup sangat sederhana.
Bagaimana bila Jaksa Agung Baharuddin Lopa “dibunuh”
dengan fitnah ? Misalkan beliau di issue kan
melakukan pelecehan seksual, menerima suap dll. Masyarakat yang akan rugi bila
“memakan” fitnah tersebut. Tidak ada lagi sosok penegak hukum yang berintegritas,
bersih dan dipercaya. Masyarakat yang tidak percaya lagi pada penegakan hukum
akan cenderung main hakim sendiri, karena merasa percuma untuk memproses satu
kasus secara hukum. Hanya akan membuang-buang duit dan waktu saja! Masyarakat
yang kacau tanpa penegakan hukum akan hancur, dan biasanya hanya bisa
dikendalikan oleh pemerintahan militer.
Fitnah lebih kejam daripada
pembunuhan...
Misalkan Walikota Surabaya, Ibu Tri Rismaharini difitnah. Misalkan
beliau difitnah selingkuh dengan suami orang atau dengan brondong (amit-amit). Beliau dan keluarganya akan
depresi. Masyarakat rugi karena kehilangan sosok pejabat teladan seperti Ibu
Tri Rismaharini. Masyarakat akan kehilangan pejabat yang mendedikasikan
hidupnya untuk melayani rakyat, kehilangan pejabat yang hidup sederhana dan
menolak gratifikasi...
Demikian pula bila pejabat yang
bagus seperti Jokowi dan Ahok difitnah. Masyarakat yang akan rugi karena kehilangan
pejabat yang berintegritas.
Fitnah lebih kejam daripada
pembunuhan. Sebab itu kitab suci mengajarkan, bila ada berita yang sampai pada
kita harap diperiksa dulu kebenarannya. Jangan sampai kita berbuat zalim kepada
orang yang tidak bersalah. Dan bersikap adil lah kepada siapapun tidak pandang
bulu.
Sikap adil adalah syarat utama
masyarakat madani atau sipil. Para
penegak hukum dan media harus berlaku adil demi kelangsungan masyarakat madani. Bila penegak hukum menerima
gratifikasi, pemilik media tidak adil, kehancuran masyarakat sudah bisa
ditebak. Masyarakat yang tidak adil akan menjadi bangsa budak atau menjadi
masyarakat di bawah pemerintahan militer.
Masyarakat umum tampaknya
biasa-biasa saja ketika Pak Anand Krishna difitnah dan kemudian dipenjara. Karena
banyak media tidak berlaku adil dengan pemberitaan yang memihak. Padahal fitnah
lebih kejam daripada pembunuhan. Satu masyarakat bisa hancur karena fitnah.
Tahukah masyarakat bahwa Bapak Anand Krishna menemukan metode ampuh
untuk menyembuhkan kecanduan pada narkoba, obat-obat anti depresi, trauma
berkepanjangan.
Punya kerabat yang anaknya
narkoba? Langit seakan runtuh bila anak kecanduan narkoba. Anak akan hancur
hidupnya, tidak mau belajar, tidak mau bekerja, butuh duit terus-terusan untuk
membeli narkoba. Pecandu narkoba akan melakukan apa saja, menipu, mencuri demi
mendapatkan narkoba.
Suatu kebahagiaan yang luar biasa
bila seorang anak bisa bersih dari kecanduan narkoba. Banyak peserta di Anand Ashram yang sembuh dari kecanduan
narkoba, dan dari kecanduan obat anti depresi.
Pak Anand Krishna telah menulis
sekitar 150 buku dengan berbagai tema. Ada buku yang membahas tentang
kesehatan, tentang pendidikan, tentang budaya, tentang nasionalisme, tentang
apresiasi berbagai ajaran agama dan kepercayaan. Buku beliau bagus sekali untuk
self
empowerment & wellbeing.
Rugi sekali satu bangsa yang
melempar tai pada seorang guru spiritual. Bagaimana mungkin Metro TV
menayangkan cerita Dewi Yogo yang
mendiagnosa bahwa Pak Anand Krishna melakukan pelecehan, melakukan cuci otak
bla bla bla. Tahukah masyarakat bahwa si pakar Dewi Yogo itu bukan seorang
psikiater bukan psikolog klinis, namun
dia berani mendiagnosa orang seperti seorang Psikiater! Dan Metro TV membiarkan
pelanggaran etika jurnalisme, demikian pula dengan TV One. Tayangan pada tv
lain tidak sempat saya tonton.
Silakan klik FreeAnandKrishna.com untuk mengetahui kejanggalan-kejanggalan pada
kasus Anand Krishna. Silakan mendengar rekaman sidang Hakim Albertina Ho dengan saksi-saksi Tara yang absurd. Bila anak gadis anda mengalami
pelecehan seksual, siapa yang mengurus? Anda atau orang lain yang bukan kerabat
bukan sahabat? Yang mengurus kasus Tara ini adalah seorang mafia kasus yang
memberi uang pada saksi-saksi, membiayai operasional penyerangan fitnah,
membayar demo FPI, mencarikan pengacara dll. Ada seorang gadis, yang menurut
visum virgin, tanpa bukti dan saksi mata tampil di TV One mengatakan bahwa dia
dilecehkan. Setelah tampil di TV One baru lah Tara Pradipta Laksmi lapor
polisi. Hmmmm...
Berhatilah-hatilah masyarakat
yang berlaku zalim kepada seseorang yang tidak bersalah. Mau percaya atau
tidak, silakan. Namun kita semua saling terkait. Kehancuran satu bangsa bukan
karena adanya sekelompok penjahat. Namun karena orang-orang baik di negara itu
diam saja atau tidak peduli. Quote Swami
Vivekananda dan Edmund Burke ini
relevan dan terbukti benar.
TerimaKasih... Namaste _/l\_
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Translate
Blog Archive
-
▼
2013
(108)
-
▼
Mei
(12)
- Melawan Matre: dari buku "Alpha & Omega Spirituali...
- Obsesi dan Hasut : Belajar dari film The Great Gatsby
- E Malik Tere Bandhe Hum
- Mencapai Kepuasan: dari novel "Cewek Matre"
- Belajar Berkomitmen : dari film "Cinta Brontosaurus"
- Peluncuran Buku "Alpha & Omega Spiritualitas"
- Bila Fitnah Merajalela
- Ziarah ke Tanah Suci
- Kenangan Kampung Halaman
- Biaya Riset Menulis Nol Rupiah ?? dari "Laskar Pel...
- Potret Pendidikan Kita: Belajar dari Ario Bayu
- Kutukan Memori: dari buku "Sybil" Kisah Nyata Seor...
-
▼
Mei
(12)
About Me
- Guruntala
- 🌹A dam mast qalandar. #BlessingsClinic 🌹Give some workshops: Meridian Face & Body Massage, Aromatherapy Massage with Essential Oils, Make up. 🌹Selling my blendid Face Serum. IG & twitter: @guruntala
0 komentar:
Posting Komentar