Kamis, 05 Juli 2012

Based on Fear


Saya merenungkan lagi hastag #MatinyaBK oleh Iman Brotoseno @imanbr bulan Juni lalu. Mengapa seorang Proklamator, Bapak Bangsa yang sangat berjasa, diperlakukan dengan sangat tidak manusiawi pada akhir hidupnya.

Imo, tindakan Pak Harto berdasarkan fear beliau. Bagaimana fear seorang kepala negara seperti Pak Harto berdampak buruk untuk jutaan rakyat di negara yang dipimpinnya.

Fear seseorang yang menyebabkan tindakan zalim pada pihak lain antara lain:

1.     Takut rakyat akan terkenang-kenang dengan Bung Karno, sehingga wasiat BK untuk dimakamkan di Tanah Priangan yang indah, diabaikan. BK dimakamkan di Blitar agar jauh dari pusat kekuasaan Jakarta, dengan berbagai alasan yang kedengaran manusiawi.

2.     Militer yang memperlakukan BK dengan zalim, adalah manusia-manusia yang punya hati nurani. Mungkin mereka juga tidak tega menyaksikan Bapak Bangsa diperlakukan tidak manusiawi. Namun sebagai orang militer, mereka takut dianggap tidak loyal pada atasan, tidak loyal pada pimpinan tertinggi ABRI (Pak Harto), takut dianggap sebagai pengkhianat, takut dipecat dll.

3.     Takut bila BK sehat, BK bisa menggalang perlawanan sehingga kekuasaan Pak Harto bisa runtuh. Untuk itu BK di”sakit”kan, dikenai tahanan rumah, tidak mendapat pengobatan yang layak. Beginilah tindakan seseorang yang takut tidak berkuasa lagi, takut kenyamanan hidupnya beserta keluarga terganggu.

4.     Pak Harto sebenarnya seseorang yang “jenius”. Bisa berkuasa selama 32 tahun di negeri ini merupakan suatu prestasi yang luar biasa. Namun Pak Harto berubah ketika anak-anaknya beranjak dewasa dan mulai berbisnis.
Pak Harto tidak bisa berkata “tidak” pada anak-anaknya juga pada Bu Tien. Mungkinkah akibat fear yang tertanam pada diri beliau sebagai anak yang tidak dikehendaki Ibu dan Bapaknya?
Beliau begitu takut ditinggalkan keluarganya, takut ditinggalkan Bu Tien dan anak-anaknya. 
Bandingkan dengan Bung Hatta. Bung Hatta bisa tegas pada istri yang sangat dicintainya, Ibu Rachmi Hatta. Ibu Rachmi pernah marah pada beliau karena tidak memberi tahu bahwa akan ada kebijakan sanering (pemotongan nilai uang). Cita-cita Bu Rachmi untuk membeli mesin jahit tidak tercapai karena uang yang terkumpul tidak cukup dengan berlakunya sanering. Bung Hatta bisa mementingkan kepentingan rakyat banyak dengan berlaku adil dan tegas terhadap istri tercintanya. Sangat mungkin karena Bung Hatta bukan unwanted child seperti Pak Harto.
Sebagai unwanted chid, Pak Harto menyetujui tindakan anak-anaknya karena fear tidak dicintai, fear kehilangan kasih sayang keluarga. Inilah fear yang merupakan cikal bakal korupsi, kolusi dan nepotisme di negeri ini.

Manusia tidak bisa lepas dari fear. Namun manusia bisa berusaha agar fear tidak mengganggu. Mari menghadapi fear sebagai salah satu sifat dasar manusia.

Manusia semua pastinya punya ketakutan. Takut tidak mendapatkan cukup makanan, takut sakit, takut mati, takut menderita dan 1001 macam ketakutan lainnya.

Buku yang bagus untuk menghadapi fear antara lain adalah buku Fear Management, Mengelola ketakutan, memacu evolusi diri karya Anand Krishna yang diterbitkan oleh Gramedia.

Terimakasih
Namaste _/l\_

0 komentar:

Posting Komentar

Translate

About Me

Foto Saya
Guruntala
🌹A dam mast qalandar. #BlessingsClinic 🌹Give some workshops: Meridian Face & Body Massage, Aromatherapy Massage with Essential Oils, Make up. 🌹Selling my blendid Face Serum. IG & twitter: @guruntala
Lihat profil lengkapku

Followers

Komentar Terbaru

Visitors

free counters