Kamis, 06 September 2012

Manipulasi Kata


Kata-kata adalah abadi, akan bisa diakses kapanpun oleh siapapun yang frekuensinya masih dalam jangkauan kita. Saya berulang-kali mencamkan kalimat ini karena saya sering melupakan betapa penting sekaligus berbahayanya kata-kata. Kata-kata abadi selama waktu ada.

We reap what we sow. Kita akan memanen apa yang kita pikirkan, ucapkan, perbuat.

Beberapa waktu lalu saya membaca rangkaian tweet Fira Basuki, penulis terkenal serta pemimpin redaksi Majalah Cosmopolitan Indonesia. Fira tidak berkenan dengan tulisan satu media yang menuliskan “Fira Basuki terpuruk karena suami meninggal”. Fira sangat tidak suka dengan kata “terpuruk” karena menggambarkan seseorang yang masuk ke dalam jurang dan tidak mampu bangkit lagi. Fira melanjutkan, “Saya sedih namun saya tidak terpuruk.” Fira menerangkan dalam tweetnya, betapa beliau, walau sedih, bisa segera bekerja kembali, bisa terbang ke Madrid untuk urusan pekerjaan, bisa tegar untuk putrinya Syaza dan bayi yang dikandungnya.

Satu kata “terpuruk” bisa membuat seseorang tidak berkenan. Bagaimana bila serangkaian kata tidak etis dilontarkan via media ya?

Contohnya adalah rangkaian manipulasi kata yang dilontarkan pihak penyerang Bapak Anand Krishna. Contoh kata-kata yang tidak etis, playing victim adalah kata-kata yang menjadi headline beberapa media yaitu “Korban Anand Krishna”.

Bisa disaksikan pada youtube rekaman suara Tara Pradipta Laksmi, Farahdiba dkk, dengan kata kunci “Membongkar Rekayasa Kasus Anand Krishna”. Dari rekaman itu jelas Tara tidak pernah dilecehkan seperti yang tertulis pada BAP dia. Jadi siapa yang menuliskan BAP Tara di Polda? Hmmm...

Saya prihatin dengan headline “Korban Anand Krishna menangis bahagia mendengar Anand Krishna dihukum 2.5 tahun penjara.”

Pak Anand Krishna harus menjalani proses hukum selama dua tahun padahal tanpa bukti dan tanpa saksi mata. Tara virgin menurut visum dr Mun’im Idris. Mengapa bisa kasus Anand Krishna ini berlarut-larut di ranah hukum? Bisa di telusuri track record Ibu Polisi yang menyelidiki kasus Anand Krishna hingga track record Jaksa Martha Berliana. Jaksa Martha Berliana mengajukan memo kasasi yang berisi manipulasi, copas kasus orang lain pada memo kasasi Anand Krishna. Anehnya memo kasasi itu tidak butuh waktu lama untuk segera disetujui oleh tiga Hakim MA yang diketuai Hakim Agung Zaharuddin Utama.

Bila seorang guru spiritual, presiden, ulama, pastor, siapapun memang bersalah silakan diadukan dan harus menjalani hukuman bila memang terbukti bersalah. Namun bila tidak bersalah, aneh sekali bila dipaksa untuk menjalani hukuman. Jelas sekali kasus Anand Krishna ini rekayasa karena Jaksa Martha Berliana harus mengarang memo kasasi. Bila sampai copas kasus pihak lain hingga 10 halaman dan dengan memanipulasi data, jelas sekali Jaksa Martha Berliana tidak sedang menegakan keadilan tapi melakukan segala tipu daya untuk memenjarakan Anand Krishna.

Media –media yang “asal” dalam menuliskan berita sedang menggali kuburannya alias tidak dipercaya lagi sebagai sumber berita. Saya menyaksikan ini pada portal media yang asal. Saya tidak paham, apakah mereka tidak mengerti bahwa menyebarkan berita bohong adalah dosa? Mungkin mereka mengerti namun mereka punya banyak alasan untuk membenarkan diri.

Contoh lagi berita yang disebarkan pihak penyerang sebagai berikut “Korban Anand Krishna 45 orang”. “Untuk para korban silakan hubungi Posko Korban Anand Krishna pada hotline xxxxxx.” Dan masih banyak lagi manipulasi kata yang menggambarkan Pak Anand Krishna sebagai dirty old man dst dst.

Selanjutnya apakah ada pembaca yang mendengar kelanjutan berita “Posko Korban Anand Krishna” ? Tidak ada beritanya lagi kan? Karena memang tidak ada korban!!!

Demikian... Note to myself: harus berhati-hati menggunakan kata! Dan bila ada ketidak-adilan di depan mata maka saya harus menyatakan keberatan. Karena memperjuangkan keadilan untuk satu manusia sama dengan memperjuangkan keadilan untuk satu masyarakat. Semoga negeri ini kembali jaya dengan aparat penegak hukum yang jujur dan berintegritas. Amiiin

Terimakasih
Namaste _/l\_

Radar Wanita dalam Memilih Suami


Ngikik-ngikik baca bukunya Alexander Thian @aMrazing “The not so Amazing life of @aMrazing”. Lucu-lucu pengalaman @aMrazing saat membuka konter hp di sebuah mall di Depok. Ada yang mengharukan juga sik, kisah Pak Soni dengan putranya Rama. Namun yang perlu disimak para gadis yang sedang memilih suami adalah bab terakhir “Jujur itu Indah”.

Banyak fenomena seperti pada kisah “Jujur itu Indah”. Banyak wanita yang mengabaikan tanda-tanda “masalah-besar” pada calon suami. Setelah menikah baru kaget dan sakit hati. Karena sedang berbinar-binar penuh harapan maka wanita menyangkal “tanda-tanda”. Biasanya wanita berharap semoga setelah menikah calon suami akan berubah. Manusia memang bisa berubah tapi sangat jarang. Jadi mungkin harapan untuk bisa mengubah tabiat suami sebaiknya dikubur dalam-dalam.

Saya ingat kisah lucu saat masih kuliah. Seorang teman membanggakan diri karena bisa menaklukkan seorang playboy. Kata dia, “Bagaimana tingkah pria itu tergantung wanitanya. Bila wanita bisa memenuhi harapan, dia tak bakalan jadi playboy lagi.” Aku dan teman manggut-manggut sambil menahan tawa. Karena cowoknya itu baru saja “nembak” temanku. Tak mudah membuat seorang playboy berubah jadi setia hihihi...

Saya jadi merenung saat membaca buku Asma NadiaCatatan Hati seorang Istri”. Ada saja wanita yang tidak tahu jika pria yang dinikahinya itu suami orang. Si suami, demi nafsunya untuk menikah lagi, pasti berbohong dengan mengarang seribu satu alasan. Namun yang saya pertanyakan, mengapa calon istri dan orang-tuanya tidak menyelidiki latar belakang calon suami lebih dulu. Mengapa calon istri tidak berkenalan dengan orang tua calon suami, saudara-saudara atau kerabat, teman-teman dalam pekerjaan? Istri yang dibohongi ini beda dengan wanita yang jelas tahu bahwa dia dinikahi sebagai istri kedua atau simpanan. Wanita yang sudah tahu akan lebih siap menghadapi masalah di depan mata.

Saya juga merenung saat membaca buku Miss Jinjing Amelia Masniari yang berjudul “Bercerai Siapa Takut”. Sebelum menikah, Miss Jinjing sudah tahu tabiat calon suaminya yang suka main tangan. Namun beliau berharap semoga setelah menikah perangai suaminya akan berubah. Khas wanita yang sedang berbunga-bunga, ingin merubah manusia a.k.a calon suami. Padahal manusia sulit berubah apalagi bila yang bersangkutan tidak punya tekad kuat. Bapak Miss Jinjing sudah menyatakan keberatan saat putrinya mau menikah, namun Miss Jinjing keukeuh mau menikah. Setelah menikah belasan tahun, setelah dikaruniai tiga anak laki yang lucu-lucu, akhirnya Miss Jinjing tidak kuat juga mempertahankan pernikahannya dengan suami yang ringan tangan. Syukurlah Miss Jinjing punya keahlian dan kepandaian, jadi beliau bisa survive melanjutkan hidup dengan bahagia sejahtra.

Seorang teman dekat Lani bercerita, “Aku heran melihat wanita-wanita yang tidak selektif dalam memilih suami. Adik kandungku saja kudorong untuk membatalkan pernikahan ketika pacarnya main tangan. Adikku tetap mau nikah, tapi aku menentang dengan melibatkan keluarga.”

“Dari mata, dari cara bicara, kita bisa “membaca” pria. Mana pria tukang pukul, pria tidak setia, pria pemalas, pria masa depan cerah bisa kita “baca” saat pacaran,”lanjut Lani. “Aku ini perempuan matre. Saat gadis aku sudah bisa mengendus siapa pria calon orang sukses, yang mana pria calon tajir melintir. Berhubung prioritas utamaku dalam memilih suami adalah pria setia maka aku memilih suamiku ini. Setelah 15 tahun terbukti kan. Dia tekun dan hobi bekerja, kalo libur kerjaan dia ngotak-ngatik mobil dan komputer, dengerin musik trus jalan-jalan dengan anak istri. Gak macam-macam laki gue. Cuman sebenarnya aku pingin dia lebih kaya sih hahaha. Jadinya aku harus ikut kerja untuk memenuhi nafsu belanjaku.”

Agar wanita tidak terlanjur menikah dengan gay, silakan baca buku @aMrazing. Hak seseorang untuk jadi gay, lesbi, biseksual, straight atau apalah. Namun janganlah demi “status” sosial, agar aman di mata masyarakat, seorang gay menikahi wanita yang tidak tahu apa-apa. Penderitaan batin menanti, kasihan kan.

Jadi...pasang radarmu wanita !!! Jangan terkaget-kaget setelah menikah.
Terimakasih...
Namaste _/l\_
Selasa, 04 September 2012

Makan dan Minum Emas


Sedih membaca tulisan “Demam Emas di Tengah Taman Nasional” pada Harian Kompas Kamis 30 Agustus. Salah satu Taman Nasional yang rusak karena keserakahan manusia adalah Taman Nasional Bogani Nani Wartabone Sulawesi Utara. Betapa paru-paru bumi Nusantara rusak karena manusia sangat serakah.

Taman Nasional adalah konservasi air bersih murni, menyimpan tanaman-tanaman obat. Hutan juga menyediakan serat untuk bahan menenun kain, kopiah, tikar yang digunakan Ibu-ibu marginal untuk kelangsungan komunitasnya.

Apalah artinya kita memakai emas berkilo gram di tubuh tapi kita tidak bisa minum air bersih, tidak bisa makan makanan sehat. Apalah artinya tabungan berlimpah di bank bila kita sakit berat.

Saya yakin semua manusia waras sudah paham bahwa uang bukan segalanya. Menghancurkan Taman Nasional adalah bencana untuk anak-cucu. Namun mengapa manusia tidak bisa berdaya dalam menghadapi keserakahan diri?

Masalah manusia ada dalam diri kan? Ingin dihargai, ingin dicintai, ingin kenyamanan tubuh, ingin cantik, ingin rumah indah, ingin wisata ke manca negara, ingin anak sekolah yang terbaik dst dst. Nafsu tidak akan bisa terpuaskan. Nafsu adalah api, selalu berkobar. Hanya air kesadaran yang dapat menyiramnya. Air kesadaran dapat diperoleh dengan rajin merenung, tafakur, puasa, berdoa, meditasi, yoga.

Saya sangat menghargai masyarakat pedalaman yang animisme. Karena mereka tidak pernah merusak alam, tidak seperti manusia-manusia yang katanya beragama. Masyarakat Indian di Amerika, hingga masyarakat pedalaman di Indonesia begitu harmonis dengan alam. Karena mereka menganggap semua benda bernyawa. Dan mereka benar. Masyarakat pedalaman sepaham dengan Einstein walau mereka tidak paham teori rumit matematika.

Masyarakat pedalaman menghargai pohon, air, gunung, seisi bumi. Mereka menghargai bumi sebagai Ibu. Bila manusia hidup seperti mereka, bumi ini akan tetap indah dan selalu menyediakan kebutuhan manusia untuk hidup sehat dan bahagia. Sayang, manusia terlalu serakah...

Saya bertekad untuk meniru kesederhanaan masyarakat pedalaman dengan hidup sederhana. Makan cenderung vegetarian, makan sayur, buah, telur, ikan. Ayam sekali-sekali, sapi harus lebih jarang. Trus mengurangi pemakaian plastik, mengurangi konsumsi-konsumsi tak perlu yang hanya menambah-nambah sampah pada bumi. Dan bergabung dengan komunitas ramah lingkungan.

Dan yang terpenting saya bertekad untuk melatih diri, duduk hening 20 menit pagi dan sore, semoga bisa mencapai inner peace. Dengan melatih diri sendiri, setidak-tidaknya bumi akan kehilangan satu orang bego serakah yaitu saya. We live in one field of energy, we are all connected. Bila banyak orang sudah inner peace maka otomatis inner peace akan menyebar dan bertambah terus. Sebagaimana fenomena 100 monyet yang bisa mempengaruhi seluruh komunitas monyet pada dua pulau di Jepang.

Dari Inner Peace, trus ke Communal Love dan semoga tercapai Global Harmony.Yuk gabung dengan Komunitas Global Harmony. Mari wariskan bumi yang indah dan damai untuk anak cucu kelak.

TerimaKasih.
Namaste _/l\_

Translate

About Me

Foto Saya
Guruntala
🌹A dam mast qalandar. #BlessingsClinic 🌹Give some workshops: Meridian Face & Body Massage, Aromatherapy Massage with Essential Oils, Make up. 🌹Selling my blendid Face Serum. IG & twitter: @guruntala
Lihat profil lengkapku

Followers

Komentar Terbaru

Visitors

free counters