Senin, 11 Agustus 2014

Bunuh Diri ?



Kemarin merebak berita tentang seorang pria lulusan S2 UI yang ingin bunuh diri. Saya sekilas melihat pria itu di tv. Matanya kuyu, rumahnya berantakan dengan koran-koran tua.


Mengapa dia ingin bunuh diri ? Mungkin karena dia merasa hidup tidak ada gunanya lagi, merasa terasing, merasa gagal dalam hidup.

Orang dalam posisi di atas memang harus bersiap jatuh, dan jatuh itu sakit. Bila berada pada posisi di bawah, misalkan terlahir sebagai anak seorang pemulung serta sekolah apa adanya, seseorang bisa melamar jadi tenaga kebersihan di mall atau di jalan-jalan, bisa melamar jadi satpam, bisa jadi pelayan di rumah makan atau toko. Banyak sekali pekerjaan yang dengan upah pas-pasan dan tampak tidak keren. Mereka bisa menjalankan profesi itu karena mereka bukan dari kalangan atas. Dengan rasa syukur dan semangat tinggi, mereka akan mendapat rezeki dan berkah melimpah. Karena bekerja adalah kegiatan para penghuni sorga.

Kalangan menengah yang dimanjakan dengan S1 dan S2 perguruan tinggi bergengsi akan merasa terhina bila menjadi pekerja yang biasa-biasa saja. Berbesar hati dan ikhlas adalah kunci karena pasti banyak teman yang berhasil menjadi direktur perusahaan bergengsi atau menjadi orang penting dan terkenal.

Hidup adalah sekolah yang seumur hidup. Keuntungan orang “di bawah” adalah dia tak merasakan pahitnya jatuh. Ujian orang yang terlahir “di atas” adalah merasakan pahitnya jatuh. Tantangan bila terlahir sebagai anak orang kalangan atas yang dimanjakan adalah bagaimana bila dia tak sesukses orang tuanya dalam hal pekerjaan dan materi? Bisakah hidup sederhana dengan ikhlas ?

Saya baca bukunya “Norwegian WoodHaruki Murakami dimana ada beberapa tokoh yang melakukan bunuh diri. Mungkin karena orang Jepang tidak ditakut-takuti dengan “dosa bunuh diri” dan percaya pada reinkarnasi sehingga mereka akan bunuh diri bila ingin, atau bila ingin menghindarkan diri dari rasa malu selama hidup di dunia. Mungkin juga karena faktor cuaca dingin. Keringat adalah obat depresi ampuh yang mudah diperoleh oleh masyarakat iklim tropis seperti Indonesia. Bila hidup di negeri 4 musim, keringat perlu diusahakan dengan sauna, atau kerja keras atau olah raga.

Orang yang terlahir degan tipe tubuh vata (angin) juga cenderung melakukan bunuh diri bila sedang depresi berat, ketika “vata”nya sedang tidak seimbang. Hidup di dunia memang perlu usaha ya. Untuk tidak bunuh diri juga perlu usaha. Usaha agar makan makanan yang membuat unsur dalam tubuh kita seimbang, harus bekerja agar keluar keringat, harus beres-beres rumah agar tidak berantakan. Rumah berantakan membuat pikiran juga berantakan.

Berikut quote yang perlu direnungkan bagi kita yang merasa hidup ini tak berarti atau merasa gagal dalam hidup. Quote ini diambil dari buku poket “108 Power Pills of Wisdom” karya Anand Krishna.

· Ketika semuanya gagal, duduklah dalam keheningan dan berdoalah. Berbicaralah dengan Hyang Maha Tinggi di dalam diri Anda dan biarlah Ia mengangkat Anda – mengubah kegagalan Anda menjadi sebuah kesuksesan.

·       Gunakan semua bakat dan karunia yang Anda miliki untuk perbaikan masyarakat, perbaikan dunia, dan kebaikan sesama –inilah caranya melakoni hidup dalam doa.

·       Ya, Anda memang menderita, tetapi tak seorangpun “pantas” menderita. Semua penderitaan, tidak lain, hanyalah pengalaman yang berlalu. Anda dilahirkan untuk merayakan hidup.

Semoga kita semua bisa merayakan kehidupan dengan penuh rasa syukur dan kegembiraan.
Terimakasih... Namaste _/l\_
Rabu, 06 Agustus 2014

Life is about Learning

Picture from Facebook Flower Power



Empat bulan sudah Ibu saya meninggalkan jasadnya namun saya masih terkenang-kenang pada beliau. Saat orang tua sudah tiada, baru terasa bahwa beliau sangat berarti. Selalu terkenang pada senyuman ibu, senyuman terindah di dunia. Semoga Ibu dan Bapak saya bahagia dalam perjalanan menuju Dia Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Semoga pelita pengetahuan sejati selalu menerangi perjalanan beliau berdua. Amiin Ya Arhamar Raahimin.
          
Penyesalan memang selalu datang terlambat. Megapa tidak menggunakan waktu sebaik-baiknya. Kebersamaan kita dengan orang tua tidak akan abadi selama-lamanya. Ada saat pertemuan, ada saat perpisahan. Pada akhirnya manusia itu berjalan sendirian menuju Dia, Sang kebahagiaan Sejati. Yang bisa dilakukan hanyalah mendoakan orang tua. Semoga beliau dalam keadaan bahagia, sementara kasih yang beliau pancarkan selalu abadi di hati.
         
Saya masih hidup di duniaini karena saya belum lulus dalam pelajaran hidup. Bila sudah selesai belajar, saya sudah bergabung dengan Dia Yang Maha Pengasih. Life is about learning. Selama hidup kita harus berusaha untuk menyembuhkan penyakit kita, penyakit trauma, ketakutan, dendam dkk.

Saya hidup untuk menyembuhkan diri saya. Dengan menyembuhkan diri saya, saya sudah memberikan kontribusi pada dunia karena telah mengurangi satu orang tidak waras di bumi ini.

Menulis adalah salah satu upaya untuk healing. Banyak penulis yang menyembuhkan diri dengan menulis. Dengan menulis kita bisa menganalisa masalah kita, trauma kita, menyadari kesalahan kita. Dengan demikian kita telah berjalan menuju kesembuhan.

Saya membaca tweet penulis Bernard Batubara @benzbara_ , bahwa beliau menulis untuk menyembuhkan diri sebdiri. Amy Tan menulis untuk menyembuhkan diri sendiri. Bagaimana Amy akhirnya bisa menerima kehidupan bersama seorang ibu yang trauma berat dan selalu berusaha untuk bunuh diri. Dengan menulis, Amy Tan bisa menerima dengan ikhlas perilaku ibunya, tidak mendendam. Ternyata pengalaman hidup bersama seorang ibu yang  penuh trauma merupakan jalan bagi Amy Tan untuk menjadi seorang penulis terkenal.

Menulis adalah salah satu upaya untuk menyembuhkan diri sendiri. Salah satu buku yang bagus adalah buku Maya Safira Muchtar Penggal Kepalamu”. Dalam bukunya, Maya menceritakan perjalanan beliau dalam menyembuhkan Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) yang dideritanya selama bertahun-tahun. Sila pesan buku Maya Muchtar ke www.booksIndonesia.com

Saya tidak suka pada beberapa perilaku ibuku. Ternyata tanpa saya sadari, perilaku yang tidak kusukai itu ada pada diriku. Mungkin saya dan ibu saya perlu belajar bersama dalam hidup ini, itulah sebabnya kami hidup sebagai anak dan ibu.

Pelajaran penting yang baru saya sadari adalah: Bekerja dengan penuh semangat dan penuh keceriaan.

Surga adalah tempat orang-orang yang bekerja penuh semangat dengan riang gembira. Neraka adalah tempat orang-orang yang malas...malas belajar, malas bekerja, malas mengolah diri...

Hidup ini untuk bisa memberi sebanyak-banyaknya, melayani sebanyak-banyaknya.

Terlalu banyak rezeki dan berkah yang kita peroleh tanpa usaha. Memberi yang terbaik adalah salah satu upaya agar kita tidak menjadi maling.

Bila kita selalu berpikir “emang aku dapat apa?” maka kita akan kecewa. Karena biasanya materi yang kita peroleh lebih sedikit dari yang kita harapkan. Kita akan bermuka masam dan cemberut sehingga banyak rezeki lain yang tidak kita sadari dan kita syukuri. Bisa bekerja adalah satu nikmat yang sangat besar. Bayangkan bila kita terpuruk kesakitan, mau mengurus diri sendiri saja sulit apalagi bekerja untuk melayani.

Demikian. Mengapa hidup selalu penuh dengan penyesalan. Baru menyadari bahwa berlian yang paling indah dan mahal dalam hidup ini adalah KESADARAN alias AWARENESS. Awareness mebuat kita terhindar dari banyak malapetaka akibat ignorance. Ignorance adalah induk dari segala malapetaka, membuat kita tidak bersyukur akan nikmat yang kita peroleh, dan membuat kita melakukan kezaliman-kezaliman yang pada akhirnya akan merugikan diri kita sendiri.

Semoga kita menjadi orang yang sadar. Amiin...
TerimaKasih... Namaste _/l\_

Translate

About Me

Foto Saya
Guruntala
🌹A dam mast qalandar. #BlessingsClinic 🌹Give some workshops: Meridian Face & Body Massage, Aromatherapy Massage with Essential Oils, Make up. 🌹Selling my blendid Face Serum. IG & twitter: @guruntala
Lihat profil lengkapku

Followers

Komentar Terbaru

Visitors

free counters