Jumat, 25 Januari 2013

Miss Jinjing Belanja Sampai Mati di Paris


Saya baru saja membaca buku Miss Jinjing Amelia Masniari yang berjudul La vie est courte, faire du shopping a Paris, Belanja Sampai Mati di Paris. Buku yang menarik, semenarik Miss Jinjing *smile

Saya suka Miss Jinjing karena beliau terbuka dengan pengalaman hidupnya. Menurut saya, yang paling menarik dari seorang penulis buku adalah pengalaman hidupnya. Setiap membaca buku yang berkesan saya ingin tahu latar belakang penulis sehingga dia bisa menulis hal-hal yang menarik dan bermanfaat.

Hal favorit saya pada buku ke 10 Miss Jinjing ini adalah seorang Amelia Masniari bisa hidup dari menulis buku selama 4 tahun. Menulis adalah pekerjaan yang menarik dan cukup menjanjikan juga di Indonesia saudara-saudara...

Yang saya kagumi dari Miss Jinjing ini adalah dia bisa mengubah kelemahan dia menjadi kekuatan. Kelemahan Miss Jinjing adalah gila belanja. Dia bisa mengubah kelemahan fatal ini menjadi kekuatan sehingga dia bisa menjadi ambassador satu produk atau jasa, dia bisa membawa group jalan-jalan ke luar negeri untuk belanja-belanja, punya usaha sepatu dan jadi penulis buku yang laris!!!

Hal 173 pada buku Belanja Sampai Mati di Paris bisa disimak sbb:

“Setiap saya menulis buku, saya selalu mempelajari sifat-sifat terbaik dari bangsa tersebut. Setelah belajar keuletan pantang menyerah dari perempuan Cina daratan, belajar gesit dan kerja keras dari perempuan Tokyo, belajar merawat diri dan dandan untuk menyenangkan mata dan hati pasangan sama perempuan Emirati, belajar menjaga tubuh dan merawat kecantikan kulit dari perempuan Korea, sekarang di Paris, saya belajar menghargai, menjaga dan merawat barang-barang kesayangan saya sebagai benda seni... Ohhh indahnya keberagaman di dunia ini... Indahnya Paris...”

Ada kalimat yang selalu ada di buku-buku Miss Jinjing yaitu “Daddy Jesus sangat sayang pada Amelia Masniari”, “Tuhan sangat sayang pada Amelia Masniari”. Keyakinan dan afirmasi pada diri bahwa kita sangat disayangi, kita sangat dicintai memberi kekuatan untuk menjalani hidup dengan bahagia. Menurut saya, inilah kekuatan terbesar seorang Amelia Masniari.

Tidak mudah menjadi seorang Amelia Masniari, bisa dibaca pada bukunya “Bercerai Siapa Takut”. Namun seorang Amelia Masniari bisa bangkit, bisa berkarya kembali sementara banyak wanita dengan pengalaman serupa tetap terpuruk dalam jurang penderitaan dan tak mau bangkit kembali. 

Rajin mengucapkan afirmasi pada diri sendiri adalah hal yang sangat baik untuk ditiru. Katakan pada diri sendiri, “Allah loves me”, “Allah have mercy on me”, “Allah ridho padaku” dan afirmasi lain yang memberi kekuatan pada diri. Afirmasi berbeda dengan doa. Afirmasi untuk meyakinkan diri sendiri sementara doa adalah permohonan pada Dia Yang Maha Pengasih. Tidak perlu menunggu orang lain untuk meyakinkan kita bahwa kita disayang Allah, bahwa kita cantik, kita manis, kita baik hati, kita makmur. Mari bisikkan kalimat-kalimat yang membahagiakan diri sendiri.

Terimakasih
Namaste _/l\_


Guru Kencing Berdiri Murid Kencing Berlari


Salah satu point pada buku Sanyas Dharma tulisan Pak Anand Krishna membahas bagaimana seorang guru bisa dikenal dari perilaku murid-muridnya sebagaimana pohon dikenal dari buah yang dihasilkannya. Pohon apel berbuah apel, pohon mangga berbuah mangga.

Point ini menohok saya, gak enak banget. Masa’ kesalahan saya, kekeliruan-kekeliruan saya akan ditimpakan pada guru saya. Gak fair untuk guru saya!!!

Faktanya demikian. Bila seseorang mengenal kita sebagai murid si A, maka kesalahan kita akan ditimpakan pada si A. Padahal sangat mungkin kita berguru pada si A namun kita tidak mengindahkan kata-katanya, namun ketika kita melakukan kekeliruan Guru A mendapatkan getahnya.

Hahaha saya punya pengalaman seperti itu dengan seorang aktivis perempuan HW. Si aktivis HW bisa menjudge seseorang hanya berdasarkan gender...gilaaa!!! Pokoknya pria selalu salah, perempuan selalu benar. Giliran saya menanggapi dia, dia langsung mention Pak Anand Krishna yang ditahbiskan dia sebagai guru saya. Dia menulis bahwa “pengikut anda kok sangat kasar”. Bila dia mention saya, saya bisa berdebat lebih lanjut dengan dia. Namun dia tidak mention saya, malah dia memblock saya, dan dia malah mention Pak Anand Krishna yang tidak berurusan dengan dia.  Saya tidak paham bila apa yang saya tulis sebagai kebenaran dianggap HW sebagai tulisan yang sangat kasar, sementara dia selalu benar dengan perilaku menghakimi seseorang tanpa “membaca” lebih dulu.

Suka tak suka ternyata pepatah guru dikenal karena muridnya itu berlaku!!! Jadi kita harus berhati-hati berbicara, berperilaku, menulis karena orang yang tidak suka dengan kita akan mengaitkan kita dengan seseorang yang kita hormati. Bila si Nina dihujat, siapa yang peduli. Orang bertanya “si Nina siapa? Tauk ah”. Namun bila Nina dikaitkan dengan seorang guru terkenal maka beritanya akan berbeda. “O, si Nina murid A yang terkenal itu ternyata brengsek”. Cerita ini bisa menarik perhatian karena guru A dikaitkan.

Saya pernah membaca diskusi di Forum Kompas yang membuat saya tersenyum. Topik yang dibahas adalah tuduhan pelecehan yang ditimpakan pada Anand Krishna. Seseorang menulis “Lihat saja murid-murid Anand Krishna. Apakah mereka suka melecehkan wanita? Bisa disaksikan bahwa peserta-peserta di padepokan Anand Krishna sangat menghargai wanita.” Si penanggap yang memang tidak suka pada Pak Anand Krishna menanggapi “Ya kebetulan saja murid-murid Anand Krishna baik-baik.”

Bisakah orang “baik-baik” berguru pada orang “gak-beres” ???

Saya telah menyaksikan sendiri bagaimana seseorang berubah menjadi seperti gurunya. Kerabat saya PW awalnya orang baik-baik. Obsesi dalam diri PW membuat dia bertemu dengan seorang yang dianggap dia sebagai guru (SP). Kedekatan murid-guru dengan mudah mentransformasi PW dari orang baik-baik menjadi pembohong dan penipu kelas wahid. Mula-mula PW menjadi pembohong dulu, tidak langsung jadi penipu. Yang pertama dibohongi dia adalah istrinya, lanjut berbohong pada orang tua, kerabat, teman hingga orang yang baru dikenal. Tak butuh waktu lama, PW segera mengikuti jejak SP sebagai penipu ulung.

Saya pernah diajak teman kuliah untuk belajar mengaji dengan kelompok dia. Saya tidak lanjut mengaji dengan kelompok tersebut karena saya kurang cocok. Saya lebih suka model pengajian yang filosofis seperti pengajian Padang Bulan Cak Nun. Saya putuskan untuk mengaji jarak jauh dengan Cak Nun dengan aktif mengikuti tulisan-tulisan Cak Nun di koran maupun buku. Bila ada kesempatan temu muka, saya datang. Btw, saya perhatikan teman yang mengajak saya mengaji itu menjadi seperti guru mengajinya. Cara mengaji dia adalah membaca kemudian patuh, titik. Tidak ada kajian filosofis sama sekali. Bagi saya pengajian dia sangat tidak menarik namun kelompok pengajian dia cukup besar, ada di seluruh Indonesia. Mereka bahkan punya masjid-masjid  sendiri, punya pimpinan umat yang mereka patuhi. Menarik!

Begitulah...kita akan menjadi seperti guru kita... Semoga kita semua terhindar dari mempermalukan guru kita di mata dunia. Semoga kita bisa meletakkan mawar wangi di kaki guru kita sebagai tanda terimakasih dan cinta kita padanya. Amiiin...

Terimakasih
Namaste _/l\_

Belajar Ayurvedic Self Healing


Ayurveda berarti the science of life atau ilmu tentang kehidupan. Dalam filosofi Veda, hidup kita menjadi berarti jika kita berjuang untuk menampilkan potensi terbaik kita, yang tak dapat diperoleh tanpa kesehatan yg baik. Teori Ayurveda bermula pada kondisi fisik masing-masing individu yang rentan terhadap sakit tertentu.

Haaaa...walau sudah berkenalan dengan Ayurveda sejak tahun 2004, saya baru mau belajar Ayurvedic Self Healing di L’Ayurveda Jakarta di kompleks pertokoan Lotte Fatmawati. Minggu kemarin saya sakit, masuk angin, mual, migrain. Gak enak banget sakit. Orang lain ketawa-ketiwi enjoy life kita meringis di tempat tidur. Gak banget hahaha.

Pada kursus singkat 3 jam ini kita akan diajarkan tentang tipe tubuh kita. Akan diajarkan makanan yang cocok dengan tipe tubuh kita, cara pernapasan, yoga, self-massage, dan gaya hidup yang sesuai dengan tipe tubuh kita.

Saya sudah tahu bila saya tipe Vata, namun saya akan belajar lebih jauh tentang tipe tubuh saya pada workshop Self Healing ini. Tipe Vata seperti saya tak kuat dengan udara dingin dan berangin kencang. Kudu pake pakaian hangat untuk menghindari masuk angin. Bila sudah masuk angin langsung mual, pegel dan berlanjut migrain. Tipe vata juga harus minum minuman hangat, hindari minuman dingin atau es. Tipe vata juga perlu menghindari raw-food, makanan harus well-cooked.

Terinspirasi dari buku “Jayantaka, Sang Ksatria Pamalayu” tulisan David Purba saya membeli minuman gula merah berempah untuk penghangat badan. Memang benar, badan terasa hangat dan segar sehingga bisa bekerja kembali. Pada buku Jayantaka, David antara lain bercerita tentang suguhan orang Melayu zaman Sriwijaya berupa minuman berempah dan sirih. Masuk angin adalah penyakit khas orang Melayu karena udara kita berlembab. Minuman gula merah diberi rempah-rempah seperti  jintan hitam, lada hitam, pala, cengkeh, kayu manis, jahe, sereh membuat “masuk-angin” sembuh. Saat ini saya sudah tidak menjumpai lagi tradisi menyuguhkan sirih pada tamu. Padahal tradisi menyuguhkan sirih baik untuk kesehatan kita. Bisa dilihat dari sejarah nenek moyang kita. Nenek moyang kita bugar-bugar sehingga bisa membangun candi-candi megah seperti Borobudur, Prambanan, Sukuh dll. Saat orang Eropa belum mengenal mandi, saat orang Timur Tengah belum beradab, nenek moyang kita dari kerajaan Sriwijaya sudah berdagang rempah-rempah hingga ke Madagaskar dengan kapal buatan sendiri. Semua ini karena nenek moyang kita memiliki pengetahuan yang dalam tentang hidup, memiliki peradaban tinggi.

Saat ini banyak kita jumpai teori-teori baru tentang kesehatan seperti diet makanan raw food, food combining dll. Ada teori yang menyarankan pantang minum susu sapi kecuali ASI, ada teori yang mengharamkan konsumsi makanan yang mengandung karbohidrat. Banyak yang berhasil sehat dengan mematuhi teori-teori baru itu, bisa kita baca dari testimoni-testimoni orang yang sembuh. Namun tubuh orang kan berbeda-beda. Saya condong percaya pada ilmu kesehatan yang telah teruji selama ribuan tahun dari China dan India. China terkenal dengan akupuntur nya, India terkenal dengan Ayurveda. Bila “salah”, ilmu itu akan punah, tidak akan lanjut hingga saat ini abad XXI.

Saya pernah membaca tulisan Debra Yatim di Majalah Pesona tentang pengalaman beliau ketika makan raw food.  Tubuh menjadi bugar, kulit bercahaya, mulut tetap wangi saat puasa Ramadhan. Saya perhatikan tubuh Ibu Debra termasuk tipe kapha, pantes cocok makan raw-food. Bila saya yang vata makan raw food dijamin kembung.

Begitulah, tubuh masing-masing individu berbeda-beda. Tugas kita untuk mengenali tubuh kita sehingga tubuh bisa terawat dengan baik.

Saya baca pada salah satu buku Miss Jinjing Amelia Masniari, untuk individu-individu spesial ada sepatu-sepatu yang khusus dibuat. Tiap orang cetakan kakinya berbeda, bahkan cetakan kaki seseorang bisa berubah seiring waktu. Ada juga parfum khusus individu yang bisa dipesan di Paris, pastinya mahaaaal!!! Nah, kita juga tak mau kalah dong. Tidak ada tubuh seperti tubuh kita di dunia ini jadi perawatannya juga khusus. Untuk itu mari kita belajar tentang tubuh kita sendiri dan cara merawat kesehatan tubuh kita dengan ikutan program Self Healing di L’Ayurveda. Di L’Ayurveda juga banyak terapi-terapi untuk merawat kesehatan tubuh seperti pijat a la Ayurveda dll.

Semoga kita semua sehat bugar dan ceria *smile.
Terimakasih... Namaste _/l\_
Rabu, 09 Januari 2013

Kaki Lotus, Ngangkang & Seksualitas


Novel “Snow Flower” karya Lisa See menarik untuk disimak. Snow Flower adalah kisah menawan tentang kehidupan wanita Cina pada abad ke-19 yang serba terkekang. Melalui Bunga Salju dan Lily, terkuak tradisi pengikatan kaki untuk mendapatkan bentuk lotus yang suci, juga ikatan laotong (kembaran sehati dua wanita) yang lebih erat daripada pernikahan.

Yang menarik adalah cerita tentang kaki-kaki wanita kalangan atas yang diikat untuk mendapatkan bentuk lotus. Akibat pengikatan kaki, satu dari sepuluh anak wanita Cina meninggal. Pada novel Snow Flower ini, digambarkan penderitaan yang amat sangat saat kaki diikat minimal selama dua tahun. Tulang kaki dipatahkan, kaki penuh darah dan nanah. Kaki yang patah bisa menjadi radang, infeksi dan kemungkinan meninggal 10 %.  

Seorang teman, wanita keturunan Cina berkata, “Tahu gak, mengapa wanita diikat kakinya hingga menjadi kecil? Dengan kaki sepanjang 7 cm otomatis wanita harus berupaya agar tidak jatuh saat berjalan. Upaya wanita kaki kecil selama berjalan ini membuat otot-otot vagina kuat mencengkeram. Itulah alasan mengapa kaki anak wanita diikat dengan konsekuensi penderitaan yang luar biasa dan ancaman kematian. Demi kenikmatan suaminya!!! Kaki diikat untuk mendapatkan bentuk lotus hanya siasat saja. Pihak yang berkuasa bisa membuat alasan yang tampak mulia, mengaitkan dengan agama atau kepercayaan, padahal niatnya untuk memuaskan nafsu.”

Membaca gambaran penderitaan anak wanita yang diikat kakinya pada novel Snow Flower membuat saya merinding. Syukurlah saya tidak hidup dalam masyarakat yang mengharuskan pengikatan kaki pada anak wanita. Namun benarkah demikian?

Akhir-akhir ini Perda Aceh tentang larangan mengangkang untuk wanita saat membonceng motor ramai dibicarakan. Padahal bonceng ngangkang lebih aman daripada bonceng menyamping. Saya pernah melihat seorang ibu yang jatuh dari motor karena posisi bonceng menyamping. Pengendara motor itu tak sengaja melewati lobang di tengah jalan, dia tidak terjatuh namun ibu yang bonceng terjatuh.

Seorang teman komentar, “Sangat tepat peraturan yang melarang ngangkang untuk wanita. Ngangkang membuat vagina terbuka lebar. Dan vagina terbuka lebar itu sangat tidak nikmat untuk suaminya. Vagina perlu rapat demi kenikmatan suami. Paham?”

Astaga!!! Jadi peraturan daerah yang mengabaikan keselamatan pembonceng wanita adalah demi memuaskan kenikmatan suami? Padahal ada senam kegel untuk membuat otot-otot vagina kencang. Hanya perlu usaha saja, tanpa mengabaikan keselamatan berkendaraan.

Dan banyak ketidak-adilan terhadap wanita yang berlangsung berabad-abad namun para wanita diam saja karena dikaitkan dengan ibadah. Bila hanya peraturan dari manusia saja, masyarakat bisa membantah. Namun bila peraturan itu membawa nama tuhan, siapa yang tidak bersedia patuh? Kan takut kualat, bisa masuk neraka jahanam.

Seorang saudara bercerita ,”Anak perempuan bungsuku tidak  kusunat. Aku sudah baca keputusan Mufti Al Azhar bahwa wanita tidak perlu disunat. Kalo kakak-kakaknya (perempuan) sudah terlanjur disunat.”

Padahal berabad-abad wanita disunat, diambil keseluruhan klitoris atau dipotong sebagian. Karena dikaitkan dengan ibadah maka para orang tua menyunat anak perempuannya. Padahal sunat pada wanita merugikan wanita namun menguntungkan suami-suami yang kurang perkasa.

Ada pendapat lain?
Terimakasih





Selasa, 08 Januari 2013

Benarkah Saya Sederhana ???


Saya menggeleng-gelengkan kepala saat membaca cerita Nunun Nurbaeti dengan koleksi tas Hermes asli 30 buah. Gila, berapa milyar yang dipakai untuk memenuhi nafsu koleksi tas. “Nafsu untuk mengumpulkan barang berasal dari DNA tikus yang masih tersisa pada diri manusia setelah berevolusi ribuan tahun,” demikian penjelasan fasilitator meditasi saya di Anand Ashram. Wow, saya jadi menelusuri diri sendiri. Kata siapa saya tidak seperti Nunun Nurbaeti? Saya tidak mengkoleksi tas Hermes karena tidak memiliki peluang. Nafsu serakah ada, nafsu mengumpulkan ada.

Kemarin saya membeli tiga helai batik Garut berwarna pink, warna ungu muda dan warna hijau limau. Begitu baju itu selesai dijahit langsung terpikir, “Harusnya kemarin itu sekalian beli warna kuning, jingga dan biru. Lucu-lucu warnanya. Kapan ya ke Thamrin City untuk beli kain-kain itu, agar bisa dipakai bergantian.” Nafsu tak pernah terpuaskan...

Minggu lalu sambil menengok saudara, saya window-shopping di Thamrin City. Saya tidak berniat membeli, hanya melihat-lihat saja. “Jika butuh sesuatu kamu sudah tahu tempatnya, tidak usah bingung mencari lagi” Kata pikiran yang melintas. Namun ternyata saya tak tahan juga melihat kerudung lucu-lucu. “Beli aja, harganya murah ini. Kalo ditunda bisa tak ketemu kerudung kek gini.” Pikiran berbisik. Akhirnya terbeli enam kerudung. Begitu sampai di rumah, saya memperhatikan kerudung-kerudung yang baru dibeli. “Kerudung perpaduan warna pink dan salem itu lucu banget. Kenapa sih gak beli sekalian. Kerudung jingga motif hijau lucu tauk. Sayang amat tidak dibeli. Jadinya kepikiran kan.” Pikiran melintas. Jadi merasa tak cukup juga???

Saya penggemar gelang kristal. Niatnya membeli tali untuk memperbaiki tali gelang yang putus. Begitu melihat gelang yang lucu-lucu, jadi lah beli gelang fluorite, gelang carnelian, gelang amethys, gelang rose-quartz. Begitu nyampe di rumah, pikiran merayu, “Turqoise nya lucu-lucu tauk. Tiger-eye nya bagus. Kapan ya datang lagi untuk beli. Beli aja yang harganya terjangkau. Kan bukan batu mulia seperti Ruby yang mahal ini.” Maka saya pergi lagi untuk membeli gelang turqoise dan tiger-eye. Sambil membeli mata melirik semiprecious-stone seperti moonstone, aqua-marine, lapis-lazuli. Begitu pulang langsung terbayang-bayang gelang-gelang cantik itu. “Gak rugi lah beli. Kan bermanfaat untuk kesehatan. Cantik-cantik pula,” dengan piawai, pikiran membujuk. Adoooh, kapan terpuaskan nafsu ini...

Begitulah...nafsu dan pikiran tak mengenal rasa “syukur”. Nafsu selalu tak terpuaskan, tak mengenal terimakasih. Saatnya meditasi atau tafakur untuk menemukan kebahagiaan sejati dalam diri.

Btw, saat ini banyak batu palsu lho. Batu mulia tiruan bisa mirip dengan batu mulia asli, memiliki serat buatan pula. Bukan tas saja yang mengenal tiruan atau KW. Batu mulia seperti Ruby, Emerald, Topaz, Sapphire juga sudah ada KW nya. Saya pernah membaca tentang lembaga peneliti keaslian satu batu mulia yang sekaligus mengeluarkan sertifikat keaslian batu mulia. Untuk membeli kristal atau batu mulia demi kesehatan, kesuksesan dan kebahagiaan silakan beli di L’Ayurveda. Terjamin keasliannya *smile

Terimakasih
Namaste _/l\_

Translate

About Me

Foto Saya
Guruntala
🌹A dam mast qalandar. #BlessingsClinic 🌹Give some workshops: Meridian Face & Body Massage, Aromatherapy Massage with Essential Oils, Make up. 🌹Selling my blendid Face Serum. IG & twitter: @guruntala
Lihat profil lengkapku

Followers

Komentar Terbaru

Visitors

free counters