Senin, 11 Agustus 2014
Bunuh Diri ?
15.35 |
Diposting oleh
Guruntala |
Edit Entri
Kemarin merebak berita tentang seorang pria lulusan S2 UI
yang ingin bunuh diri. Saya sekilas melihat pria itu di tv. Matanya kuyu,
rumahnya berantakan dengan koran-koran tua.
Mengapa dia ingin bunuh diri ? Mungkin karena dia merasa
hidup tidak ada gunanya lagi, merasa terasing, merasa gagal dalam hidup.
Orang dalam posisi di atas memang harus bersiap jatuh, dan
jatuh itu sakit. Bila berada pada posisi di bawah, misalkan terlahir sebagai
anak seorang pemulung serta sekolah apa adanya, seseorang bisa melamar jadi
tenaga kebersihan di mall atau di jalan-jalan, bisa melamar jadi satpam, bisa
jadi pelayan di rumah makan atau toko. Banyak sekali pekerjaan yang dengan upah
pas-pasan dan tampak tidak keren. Mereka bisa menjalankan profesi itu karena
mereka bukan dari kalangan atas. Dengan rasa syukur dan semangat tinggi, mereka
akan mendapat rezeki dan berkah melimpah. Karena bekerja adalah kegiatan para
penghuni sorga.
Kalangan menengah yang dimanjakan dengan S1 dan S2 perguruan
tinggi bergengsi akan merasa terhina bila menjadi pekerja yang biasa-biasa
saja. Berbesar hati dan ikhlas adalah kunci karena pasti banyak teman yang
berhasil menjadi direktur perusahaan bergengsi atau menjadi orang penting dan
terkenal.
Hidup adalah sekolah yang seumur hidup. Keuntungan orang “di
bawah” adalah dia tak merasakan pahitnya jatuh. Ujian orang yang terlahir “di
atas” adalah merasakan pahitnya jatuh. Tantangan bila terlahir sebagai anak
orang kalangan atas yang dimanjakan adalah bagaimana bila dia tak sesukses
orang tuanya dalam hal pekerjaan dan materi? Bisakah hidup sederhana dengan
ikhlas ?
Saya baca bukunya “Norwegian
Wood” Haruki Murakami dimana ada
beberapa tokoh yang melakukan bunuh diri. Mungkin karena orang Jepang tidak
ditakut-takuti dengan “dosa bunuh diri” dan percaya pada reinkarnasi sehingga
mereka akan bunuh diri bila ingin, atau bila ingin menghindarkan diri dari rasa
malu selama hidup di dunia. Mungkin juga karena faktor cuaca dingin. Keringat
adalah obat depresi ampuh yang mudah diperoleh oleh masyarakat iklim tropis
seperti Indonesia. Bila hidup di negeri 4 musim, keringat perlu diusahakan dengan
sauna, atau kerja keras atau olah raga.
Orang yang terlahir degan tipe tubuh vata (angin) juga cenderung melakukan bunuh diri bila sedang
depresi berat, ketika “vata”nya
sedang tidak seimbang. Hidup di dunia memang perlu usaha ya. Untuk tidak bunuh
diri juga perlu usaha. Usaha agar makan makanan yang membuat unsur dalam tubuh
kita seimbang, harus bekerja agar keluar keringat, harus beres-beres rumah agar
tidak berantakan. Rumah berantakan membuat pikiran juga berantakan.
Berikut quote yang
perlu direnungkan bagi kita yang merasa hidup ini tak berarti atau merasa gagal
dalam hidup. Quote ini diambil dari
buku poket “108 Power Pills of Wisdom”
karya Anand Krishna.
· Ketika semuanya gagal, duduklah dalam keheningan dan berdoalah. Berbicaralah dengan Hyang Maha Tinggi di dalam diri Anda dan biarlah Ia mengangkat Anda – mengubah kegagalan Anda menjadi sebuah kesuksesan.
· Gunakan semua bakat dan karunia yang Anda miliki untuk perbaikan masyarakat, perbaikan dunia, dan kebaikan sesama –inilah caranya melakoni hidup dalam doa.
· Ya, Anda memang menderita, tetapi tak seorangpun “pantas” menderita. Semua penderitaan, tidak lain, hanyalah pengalaman yang berlalu. Anda dilahirkan untuk merayakan hidup.
Semoga kita semua bisa merayakan kehidupan dengan penuh rasa
syukur dan kegembiraan.
Terimakasih... Namaste _/l\_
Label:
Awareness
|
0
komentar
Rabu, 06 Agustus 2014
Life is about Learning
16.54 |
Diposting oleh
Guruntala |
Edit Entri
Picture from Facebook Flower Power |
Empat bulan sudah Ibu saya meninggalkan jasadnya namun saya
masih terkenang-kenang pada beliau. Saat orang tua sudah tiada, baru terasa
bahwa beliau sangat berarti. Selalu terkenang pada senyuman ibu, senyuman
terindah di dunia. Semoga Ibu dan Bapak saya bahagia dalam perjalanan menuju Dia
Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Semoga pelita pengetahuan sejati selalu
menerangi perjalanan beliau berdua. Amiin Ya Arhamar Raahimin.
Penyesalan
memang selalu datang terlambat. Megapa tidak menggunakan waktu sebaik-baiknya.
Kebersamaan kita dengan orang tua tidak akan abadi selama-lamanya. Ada saat
pertemuan, ada saat perpisahan. Pada akhirnya manusia itu berjalan sendirian
menuju Dia, Sang kebahagiaan Sejati. Yang bisa dilakukan hanyalah mendoakan
orang tua. Semoga beliau dalam keadaan bahagia, sementara kasih yang beliau
pancarkan selalu abadi di hati.
Saya masih
hidup di duniaini karena saya belum lulus dalam pelajaran hidup. Bila sudah
selesai belajar, saya sudah bergabung dengan Dia Yang Maha Pengasih. Life is
about learning. Selama hidup kita harus berusaha untuk menyembuhkan penyakit
kita, penyakit trauma, ketakutan, dendam dkk.
Saya hidup untuk menyembuhkan diri saya. Dengan menyembuhkan
diri saya, saya sudah memberikan kontribusi pada dunia karena telah mengurangi satu
orang tidak waras di bumi ini.
Menulis adalah salah satu upaya untuk healing. Banyak penulis yang menyembuhkan diri dengan menulis.
Dengan menulis kita bisa menganalisa masalah kita, trauma kita, menyadari
kesalahan kita. Dengan demikian kita telah berjalan menuju kesembuhan.
Saya membaca tweet penulis Bernard Batubara @benzbara_ , bahwa beliau menulis untuk
menyembuhkan diri sebdiri. Amy Tan
menulis untuk menyembuhkan diri sendiri. Bagaimana Amy akhirnya bisa menerima kehidupan
bersama seorang ibu yang trauma berat dan selalu berusaha untuk bunuh diri.
Dengan menulis, Amy Tan bisa menerima dengan ikhlas perilaku ibunya, tidak
mendendam. Ternyata pengalaman hidup bersama seorang ibu yang penuh trauma merupakan jalan bagi Amy Tan untuk
menjadi seorang penulis terkenal.
Menulis adalah salah satu upaya untuk menyembuhkan diri
sendiri. Salah satu buku yang bagus adalah buku Maya Safira Muchtar “Penggal
Kepalamu”. Dalam bukunya, Maya menceritakan perjalanan beliau dalam
menyembuhkan Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) yang dideritanya selama
bertahun-tahun. Sila pesan buku Maya Muchtar ke www.booksIndonesia.com
Saya tidak suka pada beberapa perilaku ibuku. Ternyata tanpa
saya sadari, perilaku yang tidak kusukai itu ada pada diriku. Mungkin saya dan
ibu saya perlu belajar bersama dalam hidup ini, itulah sebabnya kami hidup
sebagai anak dan ibu.
Pelajaran penting yang baru saya sadari adalah: Bekerja dengan penuh semangat dan penuh
keceriaan.
Surga adalah tempat orang-orang yang bekerja penuh semangat
dengan riang gembira. Neraka adalah tempat orang-orang yang malas...malas
belajar, malas bekerja, malas mengolah diri...
Hidup ini untuk bisa memberi sebanyak-banyaknya, melayani
sebanyak-banyaknya.
Terlalu banyak rezeki dan berkah yang kita peroleh tanpa
usaha. Memberi yang terbaik adalah salah satu upaya agar kita tidak menjadi
maling.
Bila kita selalu berpikir “emang aku dapat apa?” maka kita
akan kecewa. Karena biasanya materi yang kita peroleh lebih sedikit dari yang
kita harapkan. Kita akan bermuka masam dan cemberut sehingga banyak rezeki lain
yang tidak kita sadari dan kita syukuri. Bisa bekerja adalah satu nikmat yang
sangat besar. Bayangkan bila kita terpuruk kesakitan, mau mengurus diri sendiri
saja sulit apalagi bekerja untuk melayani.
Demikian. Mengapa hidup selalu penuh dengan penyesalan. Baru
menyadari bahwa berlian yang paling indah dan mahal dalam hidup ini adalah
KESADARAN alias AWARENESS. Awareness mebuat kita terhindar dari banyak
malapetaka akibat ignorance. Ignorance adalah induk dari segala malapetaka,
membuat kita tidak bersyukur akan nikmat yang kita peroleh, dan membuat kita
melakukan kezaliman-kezaliman yang pada akhirnya akan merugikan diri kita
sendiri.
Semoga kita menjadi orang yang sadar. Amiin...
TerimaKasih... Namaste _/l\_
Label:
Awareness
|
0
komentar
Langganan:
Postingan (Atom)
Translate
About Me
- Guruntala
- 🌹A dam mast qalandar. #BlessingsClinic 🌹Give some workshops: Meridian Face & Body Massage, Aromatherapy Massage with Essential Oils, Make up. 🌹Selling my blendid Face Serum. IG & twitter: @guruntala