Jumat, 02 Desember 2011

Modal Penulis


Seseorang mention @ikanatassa, pengarang novel A Very Yuppy Wedding, mengapa isi novel-novel Ika Natassa selalu menceritakan diri sendiri. Mungkin maksud seseorang tersebut, tokoh-tokoh dalam novel-novel Ika Natassa adalah seorang Banker seperti Ika Natassa.

Mira W menulis novel yang tokoh-tokohnya seorang dokter seperti profesi Mira W. Pengarang NH. Dini menulis seri novel tentang kehidupan yang dijalaninya mulai kecil, jadi pramugari, istri Diplomat Perancis, hingga menjalani masa tua di Ungaran. John Grisham yang terkenal dengan novel-novel best seller, A Time to Kill, The Firm, Pelican Brief, The Client dll bercerita seputar dunia John Grisham, dunia seorang Lawyer.

Amy Tan bercerita tentang kehidupan dia, kehidupan Ibunya, tentang kehidupan Imigran China di Amerika. Karena keunikannya, novel perdana Amy Tan, The Joy Luck Club, langsung memikat perhatian publik. Novel-novel Amy Tan berikutnya tak jauh dari kehidupannya dia sendiri. Kehidupan kita sendiri bila dieksplorasi bisa menghasilkann serangkaian novel seperti novel NH. Dini, Amy Tan, amiin. Karena kita unik di antara 6 milyar manusia di bumi, ma cerita kehidupan kita juga unik.

Pearl S. Buck menulis berdasarkan pengalaman hidupnya tinggal di China. Walau suami Pearls S. Buck mencemooh Pearl, “Tak ada yang mau baca cerita-cerita Pearl”. Kenyataannya karya-karyanya mendapat sambutan publik, dan mendapatkan hadiah Nobel untuk sastra pula.

Tiga novel awal Andrea Hirata, Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor berkisar tentang pengalaman hidup Andrea Hirata yang menyentuh. Mulai novel ke empat, Maryamah Karpov, Andrea mulai intens melakukan riset. Walau novel-novel Andrea Hirata selanjutnya tak jauh dari kehidupannya dia, tentang kehidupan Orang Melayu, Andrea melakukan riset tentang kehidupan tokoh dalam novel. Misalnya riset tentang permainan catur, riset tentang kehidupan di warung kopi seperti dalam novelnya Padang Bulan.

Saya ingin tahu, adakah penulis profesional yang tidak melakukan riset. Novel-novel Ayu Utami, Saman, Larung, Bilangan Fu, Manjali & Cakrabirawa menunjukan kerja keras Ayu Utami dengan melakukan riset dengan matang.

Ikanatassa bercerita di twitter bahwa perlu modal untuk menulis novel. Selain Macbook juga perlu biaya riset, misalnya nonton racing F1 atau nonton konser John Mayer di Bangkok dalam menulis novelnya Antologi Rasa. Intinya perlu modal dalam menulis terutama memperhatikan kehidupan di sekitar kita, belajar dari buku-buku, memperhatikan diri sendiri, memperhatikan rasa kita sehingga bisa mengolah cerita dengan menjalin kata-kata.
Saya masih ingat kata pengantar dalam buku Pak Bondan Winarno KIAT. Beliau menulis bahwa beliau banyak membaca. Bila tidak banyak membaca bagaimana bisa menulis kolom di Tempo, memetik inspirasi dari angin? Hehehe...

Saya perhatikan seorang penulis adalah seorang pembaca. Raditya Dika yang tulisannya terkesan cengengesan adalah kutu buku yang gaul, tampak dari blognya, radityadika.com. Alberthiene Endah yang produktif menulis novel dan biografi adalah pelahap buku yang gaul abiez. Profesinya sebagai wartawati Majalah Femina selama 10 tahun membuat dia berkenalan dengan beragam manusia dengan kehidupannya masing-masing. Pantes lancar sekali menulis novel-novelnya antara lain Cewek Matre, Jodoh Monica, Nyonya Jetset, Selebriti, Dicintai Jo, Detik Terakhir, I Love My Boss. Hehehe, saya hapal karena saya penggemar karya-karya Alberthiene Endah.

Dan modal utama adalah niat menulis hehehe...
Namaste Beloved Friends...

2 komentar:

Satria mengatakan...

blogger udh ga bermasalah, wus.... langsung posting he he he....

Mantaps....._/\_

Rawinah mengatakan...

Hehehe... makasih...thanks for dropping by:)

Posting Komentar

Translate

About Me

Foto Saya
Guruntala
🌹A dam mast qalandar. #BlessingsClinic 🌹Give some workshops: Meridian Face & Body Massage, Aromatherapy Massage with Essential Oils, Make up. 🌹Selling my blendid Face Serum. IG & twitter: @guruntala
Lihat profil lengkapku

Followers

Komentar Terbaru

Visitors

free counters