Jumat, 12 April 2013

Silencing The Buddha: from Cloud Atlas the Movie




Silencing the Buddha, membungkam para Buddha, selalu dilakukan oleh pihak yang mendapatkan keuntungan dari penindasan manusia. Para Buddha yang dimaksudkan disini adalah orang-orang yang sadar, bukan Sang Buddha Siddhartha Gautama. Hal ini yang saya tangkap dari film “Cloud Atlas”.

Pembungkaman orang yang sadar selalu dilakukan dari masa ke masa. Pada film “Cloud Atlas” ini, orang-orang yang sadar adalah Sonmi, Rey, Zachry, Sixsmiths, Isaac Sachs, Ewing, Cavendish dll. Mereka berjuang untuk kemanusiaan, untuk membebaskan diri dari perbudakan “human farming”.

Dan tagline film ini adalah “everything is connected”. Kita semua saling terhubung, kemarin, saat ini dan besok. Apa pun yang kita lakukan, kebaikan sekecil apa pun akan mempengaruhi orang lain. Apa yang diperjuangkan pada hari ini akan menjadi inspirasi bagi generasi yang akan datang.

Gilaaa, keren banget film Jerman yang skenario ditulis dan disutradarai oleh Lana & Andy Wachowski dan Tom Tykwer ini. Ada teman-teman yang sudah baca novel David Mitchell ini? Saya belum. Pasti keren abiz ya... Awareness come from the West now !!!

Apakah film ini bercerita tentang reinkarnasi juga? Mengingat sosok yang sama memerankan dr Henry Goose, Vyvyan Ayrs, Timothy Cavendish. Dr Henry Goose berperan sebagai orang yang mau membunuh demi harta. Komposer Vyvyan Ayrs adalah sosok komposer yang mengklaim karya orang lain, dan dibunuh. Timothy Cavendish adalah sosok yang sebenarnya senang berdiri di atas penderitaan orang lain, namun dia mendapatkan kesadarannya saat dipenjarakan adiknya pada satu rumah jompo yang kurang manusiawi. Cavendish ( tahun 2012)  menulis skenario tentang kisah hidupnya. Karyanya menjadi inspirasi bagi generasi berikutnya, antara lain teman Sonmi, pahlawan yang menggugat perbudakan ( tahun 2144).

Pemeran sentral pada film ini, Zachry (Tom Hanks) tahun 2321, juga berperan sebagai Isaac Saachs, saintis pada masa sekitar tahun 1973.. Pemeran sentral lainnya Meronym (Halle Berry) pada masa tahun 2321 juga berperan sebagai jurnalis gigih Luisa Rey pada masa sekitar tahun 1973.

Karakter tokoh saintis Isaac Saachs menarik untuk dicermati. Saachs sadar bila dia membocorkan rahasia kebocoran pembangkit nuklir, dia bisa dipecat dari pekerjaannya. Namun hati nurani dia, yang mementingkan keselamatan masyarakat banyak, berhasil menaklukkan ketakutan dia. Saachs bersedia membocorkan data kebocoran pembangkit nuklir pada Rey, tindakan yang membuat dia  di-bom bersama penumpang yang sepesawat dengannya. Pihak yang mendapatkan keuntungan besar di atas kepentingan masyarakat banyak akan tega berbuat sadis demi kepentingannya... Selalu terjadi dari masa ke masa...

Mari cermati karakter Zachry... sangat menarik. Zachry adalah sosok yang bisa mengatasi trauma dan ketakutannya, yang berwujud dalam figur ilusi dia bernama “Old Georgie”. Old Georgie adalah “fear” Zachry yang takut terbunuh, takut sesuatu yang buruk terjadi pada komunitas kecilnya “The Valley”. Ancaman memang ada dari suku bengis “Kona”. Cinta Zachry pada keponakannya, Catkin, membuat dia harus memegang komitmen untuk menolong Meronym, walau fear terus membayangi dia. Keberhasilan dalam mengatasi fear membuat Zachry bisa bersahabat dengan Meronym, bisa melawan suku bengis Kona, bisa terselamatkan dari bumi yang sudah kiamat, dan bisa menikah dan berbahagia bersma Meronym di tempat baru, di satu planet koloni bumi.

Kisah Sonmi-451 adalah kisah seorang yang sadar akan adanya perbudakan. Sonmi bergabung dengan pasukan pemberontak yang bernama “Union”. Sonmi berangkat ke Hawaii untuk broadcast fakta tentang perbudakan yang disaksikannya. Sonmi tertangkap sementara Commander Hae Joo, yang selalu melindungi Sonmi, terbunuh. Setelah menceritakan kisah dan tujuan perjuangannya pada seorang Integrator, Sonmi menjalani eksekusi dengan senyum di bibir.

Interogator bertanya kepada Sonmi, “Mengapa susah payah berjuang, toh kamu tahu kamu akan kalah?” Sonmi menjawab, “ Karena akan ada orang yang percaya pada kesaksian saya!”...

Tulisan, karya seorang pejuang kemanusiaan tidak akan sia-sia. Karya dan perjuangan itu akan men-inspirasi generasi berikutnya untuk sadar dan terus berjuang untuk kemanusiaan. “The Pasific Journal of Adam Ewing” 1849 menginspirasi komposer Robert Forbisher 1936. Robert Frobisher 1936 membuat komposisi musik yang luar biasa bernama “Cloud Atlas” dan menulis surat pada  kekasihnya Sixsmiths. Musik “Cloud Atlas” dan surat-surat cinta Frobisher pada kekasihnya, Sixsmiths menginspirais Jurnalis Luisa Rey. Rey kemudian menulis novel berdasarkan kisah hidupnya  "Half-Lives: The First Luisa Rey Mystery" (1973). Novel Rey ini menginspirasi Cavendish untuk memperjuangkan hidup dan kebebesannya. Cavendish lalu menulis skenario berdasarkan kisah hidupnya "The Ghastly Ordeal of Timothy Cavendish" (2012). Film berdasarkan skenario Cavendish ini menginspirasi Sonmi untuk berjuang melawan perbudakan. Kisah perjuangan Sonmi "An Orison of Sonmi~451" (2144) menginspirasi penduduk “The Valley”, penduduk yang tersisa akibat kiamat besar di bumi. Sonmi dipuja sebagai dewi perjuangan. Meronym terinspirasi oleh Sonmi sehingga dia berjuang untuk mendapatkan tempat hidup yang layak. Dengan susah payah, Meronym berhasil mencapai gunung dimana “Cloud Atlas” berada. Cloud Atlas adalah nama stasiun komunikasi untuk menghubungi penduduk koloni bumi. Meronym berhasil menghubungi koloni bumi. Lalu Meronym dan sukunya berangkat meninggalkan bumi untuk hidup di tempat baru yang aman...

Perjuangan tidak akan sia-sia. Kita akan menanam apa yang kita petik, kebaikan atau keburukan... Dan semua pahlawan pada film “Cloud Atlas” adalah orang-orang yang bisa mengatasi ketakutannya. Tidak mungkin seseorang bisa berkarya demi kemanusiaan bila masih terbelenggu dengan fear.

Ada program retreat yang sangat menarik di One Earth Retreat Ciawi yaitu Retreat “Fear Management”. Yuk ikutan, dan rasakan manfaatnya...

Terimakasih...Namaste _/l\_







3 komentar:

Anonim mengatakan...

Perjuangan tidak akan sia-sia. Kita akan menanam apa yang kita petik, kebaikan atau keburukan... Dan semua pahlawan pada film “Cloud Atlas” adalah orang-orang yang bisa mengatasi ketakutannya. Tidak mungkin seseorang bisa berkarya demi kemanusiaan bila masih terbelenggu dengan fear.
Terima kasih

Unknown mengatakan...

Mban Nina, kalau ada resensi film atau tulisan laginya kirim saja ke http://mjeducation.co/ klik di bagian kiri atas utk "submit article."
Agar lebih banyak yang baca :-) Matur nuwun sharing-nya.

Rawinah mengatakan...

Terimakasih Pak Triwidodo dan Mas Nugroho Angkasa...Thx for dropping by _/l\_

Posting Komentar

Translate

About Me

Foto Saya
Guruntala
🌹A dam mast qalandar. #BlessingsClinic 🌹Give some workshops: Meridian Face & Body Massage, Aromatherapy Massage with Essential Oils, Make up. 🌹Selling my blendid Face Serum. IG & twitter: @guruntala
Lihat profil lengkapku

Followers

Komentar Terbaru

Visitors

free counters