Selasa, 18 Juni 2013
Rantau 1 Muara
18.50 |
Diposting oleh
Guruntala |
Edit Entri
Senang banget dengan trilogi
Negeri 5 Menara. Novel perjalanan hidup Ahmad Fuadi ini penuh bertabur hikmah. Kenikmatan membaca membuat
saya ikut menempel di sandal Alif a.k.a
A. Fuadi dari rumah masa kecilnya di tepi Danau Maninjau hingga ke
Washington DC...
Saya memang respek banget kepada A. Fuadi karena beliau
memperlakukan istrinya dengan penuh kasih sayang dan pengertian. Menghormati
Amak, menyayangi istri, menghormati guru-gurunya, bagaimana hidup tidak
bertaburan rezeki dan berkah ?
Seorang teman komentar, “ Kasihan ya, A. Fuadi belum juga
dikaruniai anak padahal telah lebih dari 10 tahun menikah.”
A.Fuadi dan istrinya, Mbak Danya Dewanti memang pasangan belum / tanpa anak biologis. Namun
anak mereka banyak lho. Anak-anak mereka antara lain novel trilogi 5 Menara, trus
yayasan sosial Komunitas Menara yang membidik PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini),
Taman Baca dan Perpustakaan Komunitas Menara.
Semua karya manusia (offspring)
adalah anak. Buku, musik, jasa, apapun karya yang bermanfaat bagi masyarakat
adalah offspring, anak dari manusia. Karya
terbesar Bung Karno adalah perjuangan beliau untuk kemerdekaan Indonesia,
kegigihan beliau meletakkan dasar negara, kegigihan beliau berbuat yang terbaik
untuk bangsa ini. Itulah anak yang lebih abadi daripada anak kandung biologis.
Sebagai orang yang percaya reinkarnasi, saya percaya A. Fuadi
dan Danya memang meminta hidup mereka yang sekarang. Menggapai cita-cita,
bertualang ke berbagai pelosok bumi, dan berbagi pengetahuan dan ketrampilan
kepada yang membutuhkan.
Manusia hidup berulang kali untuk berjuang menuju Dia Yang
Sejati. Entah berapa kali masa kehidupan telah dihabiskan untuk membesarkan
anak. Ada saatnya untuk tidak mempunyai anak kandung. Saatnya hidup untuk
bermain di taman bermain bumi yang indah dan sangat luas. Saatnya berbagi bunga
kepada yang membutuhkan. Sudah terlewatkan masa-masa kehidupan yang penuh
dengan tetek bengek mengurus anak.
Senang banget dengan
mantra-mantra dari trilogi 5 Menara ini:
· Man jadda wajada.Siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil.· Man shabara zhafiraSiapa yang bersabar akan beruntung.· Man saara ala darbi washalaSiapa yang berjalan di jalannya akan sampai di tujuan.
Banyak quote keren bertaburan dalam trilogi 5 Menara. Antara
lain:
“Mantra ketiga “man saara ala darbi washala” menuntun pencarian misi hidup Alif. Hidup hakikatnya adalah perantauan. Suatu masa akan kembali ke akar, ke yang satu, ke yang awal. Muara segala muara.”
Keren kan. Yuk baca bukunya.
Terimakasih... Namaste _/l\_
Senin, 17 Juni 2013
Benarkah Kita Menolong ???
18.50 |
Diposting oleh
Guruntala |
Edit Entri
Ketika jalan di trotoar samping Grand
Indonesia saya bertemu dengan anak-anak muda volunteer Unicef. Mereka menggalang dana untuk memberikan bantuan
kepada masyarakat pedalaman. Bantuan tidak berupa tunai, namun siapa yang
berkenan membantu bisa mengirim via kartu kredit Master Card atau BCA Card.
Membantu orang adalah pekerjaan
yang sangat mulia, namun kita perlu bertanya apakah bantuan kita tepat atau
tidak.
Mbak Unicef itu menerangkan bahwa
bantuan itu untuk membantu gizi ibu-ibu pedalaman dan memberikan vaksin pada
bayi dan balita agar angka kematian menurun.
Betulkah masyarakat pedalaman butuh
bantuan gizi dari masyarakat perkotaan? Hutan cukup sebagai sumber makanan dan obat!
Yang menjadi problem bagi masyarakat adat adalah pengusaha serakah yang bekerja
sama dengan penguasa tanpa wawasan lingkungan. Pertambangan, perkebunan sawit
merusak hutan sumber makanan dan tanaman obat, merusak air jernih yang mereka
minum sehari-hari.
Betulkah bayi dan balita di
pedalaman butuh vaksin ? Guru saya bercerita bahwa cucunya yang tinggal di
Spanyol tidak diberi vaksin sama sekali karena mendapat ASI ekslusif.
Silakan klik thrivemovement.com deh. Industri farmasi adalah industri yang
menghasilkan pemasukan luar biasa. Banyak sekali orang kaya dari industri
farmasi ini. Bisnis gurita!!!
Bila mau membantu masyarakat adat
yang tersisih, jangan rusak hutan, sungai, lautan tempat mereka hidup. Hal ini
membutuhkan niat yang kuat dari pemerintah dan masyarakat. Memberi mereka
bantuan tunai berupa makanan, namun tidak peduli dengan sumber makanan mereka,
sama dengan memberi makan sambil menembak mereka.
Dukung masyarakat adat untuk
memelihara tanaman obat di hutan mereka. Memberi mereka vaksin yang tidak perlu
sama dengan melibatkan mereka ke bisnis gurita, dengan menjadikan mereka
konsumen yang tidak cerdas.
Menurut saya, bila mau membantu
masyarakat pedalaman, jalannya adalah melalui pendidikan. Pendidikan yang
menghargai kearifan lokal mereka bukan pendidikan yang membuat mereka tidak
menginjak bumi.
Sekolah tidak perlu bangunan
fasilitas mewah. Bangunan dari bambu cukup. Yang penting adalah guru
berkualitas, akses buku bagus dan internet. Anak-anak pedalaman itu perlu
belajar bahasa internasional, matematika dan ketrampilan (skill). Agar mereka bisa mengolah potensi daerah mereka tanpa
dibodoh-bodohi pengusaha dan penguasa serakah. Saya membayangkan pendidikan seperti
pada film 3 Idiot.
Untuk pendidikan anak muda, bagus
sekali buku “Youth Challenges and
Empowerment” Taklukkan Tantangan dan Berdayakan Dirimu karya Bapak Anand Krishna. Saat ini Bapak Anand Krishna
masih berada di LP Cipinang untuk suatu dakwaan tanpa bukti dan saksi mata.
Bukan main perlakuan aparat hukum kepada tokoh spiritual dan budaya yang
mendedikasikan hidupnya untuk kebangkitan bangsa ini. Mohon doa dan dukungan
sahabat untuk keadilan di negeri ini. Free Anand Krishna for Justice!!!
Terimakasih... Namaste _/l\_
Label:
Awareness
|
0
komentar
Sabtu, 15 Juni 2013
Melihat dengan Jernih: dari Now You See Me The Movie
07.19 |
Diposting oleh
Guruntala |
Edit Entri
Dendam adalah energi kuat yang membuat anak seorang pesulap
merencanakan pembalasan dendam dengan hebat dan sangat detil.
Benci, dendam bisa terus berlanjut. Cinta mulanya dahsyat,
lama-lama padam bila tak dirawat. Rasa sakit hebat bertahan bertahun-tahun di
ingatan sementara kesehatan yang kita nikmati puluhan tahun rasanya lewat
begitu saja tanpa kita sadari.
Hidup rasanya pelatihan terus menerus untuk melepaskan
ingatan tentang rasa sakit pada fisik, pikiran, emosi. Harus terus menerus
katarsis dengan berbagai cara, harus terus letting
go segala sakit yang pernah mampir.
Kebaikan suami selama bertahun-tahun cepat terlupakan. Yang
tertinggal di ingatan adalah perbuatan-perbuatan dia yang menyakitkan.
Film “Now You See Me” ini menceritakan tentang hebatnya
seorang anak membalas dendam atas perbuatan pihak-pihak yang mempermalukan dan
menyusahkan ayah dan keluarganya. Setelah balas dendam terlaksana, apakah Dylan
Rhodes bahagia ? Tidak juga kan... Balas dendam yang detil dan spektakular ini
membuktikan Dylan Rhodes seorang jenius yang hebat. Setelah itu apa ? Kepuasan
semu !!! Dan seseorang akan menuai apa yang akan ditanam. Membalas dendam
adalah playing God *bicara-sama-cermin.
Ada quote yang berkesan pada film ini : “Ego membuat kita
tidak bisa melihat gambaran yang sesungguhnya.”
Banyak petunjuk yang dibisikkan oleh Sang Maha Pemberi
Petunjuk, namun ego yang menyelimuti membuat kita tak mendengar dan tak
melihat.
Quote menarik dalam film ini adalah, “ The closer you look,
the less you see.”
“Come in close, because the more you think you see, the
easier it will be to fool you.”
Begitu dekatnya kita dengan seseorang seringkali membuat kita
tidak menyadari keberkahan seseorang.
Seorang kenalan bercerita bahwa suaminya, yang sakit keras
dan hendak dioperasi, tiba-tiba sembuh karena sentuhan tangan seorang kerabat
saya. Banyak kenalan mohon doa dari kerabat saya itu untuk kelancaran usaha
mereka.
Bagi kami, kerabat ini orang biasa-biasa saja. Mungkin karena
terlalu dekat. Bagi orang jauh, kerabat ini adalah seseorang penuh berkah,
seseorang yang tangan dan ucapannya adalah berkah.
Demikian pula dengan seorang master. Para master dikhianati
oleh orang-orang dekatnya sendiri. Alasan bisa beragam, bisa karena iri, karena
tersinggung, karena materi dan lain lain.
Gajah di pelupuk mata tidak terlihat. Kuman diseberang lautan
terlihat. Betul sekali kata pepatah ini. Kita perlu retreat, mengambil jarak
dari kehidupan agar kita bisa melihat dengan jernih. Semoga...Amiin...
Terimakasih... Namaste _/l\_
Jumat, 14 Juni 2013
Cara Mendapatkan Pekerjaan yang Membahagiakan
23.46 |
Diposting oleh
Guruntala |
Edit Entri
Menarik sekali tweet Teteh Pujiastuti Sindhu @pujiastutisindh tgl 15 Juni 2013. Penulis buku "Hidup Sehat dan Seimbang dengan Yoga" dan pendiri Yoga Leaf ini berbagi tentang “bagaimana menemukan pekerjaan yang cocok sehingga membuat kita bahagia dan mendapatkan rezeki dari pekerjaan itu”.
1
Here we go :
· Apa-apa yang gak diberi kemudahan,
artinya memang bukan jalan Nya #gituajakokrepot
· Gimana bisa tau mana yang jalanNya,
mana yang bukan jalanNya?
· Saya biasanya memberlakukan dua cara.
Cara yang pertama dengan merasakan ke masa depan yang sekilas suka lewat-lewat
saat hening.
· Dan biasanya jalan menuju “kesana”
sudah ada di saat ini. Ini memudahkan untuk mengambil keputusan.
· Cara kedua sebaliknya. Memperhatikan
hal-hal yang diberi kemudahan saat ini. Biasanya itu jalan yang membawa kita ke
titik tujuan di “depan”.
· Tapi bukan artinya nyari yang gampang-gampang
saat ini ya.
· Perhatikan hal-hal yang dimudahkan,
bukan selalu hal yang mudah.
· Misalnya, perhatikan hal-hal yang kita diberi kesenangan saat melakukannya, atau
yang selalu diberi banyak pertolongan saat melakukannya.
· Temukan hal-hal yang membuatmu bisa
terhubung denganNya. Dengan cara apa? Dengan
tenggelam, asyik dengan pekerjaanmu, hingga dirimupun terlupakan.
· Ada yang bilang “Rejeki itu hanya
perlu dijemput”. Hanya perlu dijemput, ringan dan mudah. Mudah ? Ya, kalo udah
nemu jalannya.
· Rejeki itu mudah untuk diakses kalo
kita nya udah berada di “jalur” yang tepat untuk menerima rejeki. Nyari
jalurnya ini yang gak gampang.
· Kita engga nyari pekerjaan. Kita mengisi
peran yang dibutuhkan di kehidupan saat ini.
· Kalo udah tepat posisinya, maka peran itulah yang akan menjadi saluran
berkah berupa rezeki dan kebahagiaan.
· Nah gimana caranya biar langsung
masuk ke peran yang tepat? Ya kembali lagi, terhubunglah denganNya. Minta
petunjuk.
· Mohon petunjuk untuk jalur yang tepat, yang lurus (Al Fatiha : 5 )
· Lho kenapa jadi belok ke kitab suci ?
kan engga lagi ngomongin agama ?
· “Emangnya semua ini tentang Gue?
Semua ini tentang hidup lu, tolol. Siapa yang perlu disembah? “ kata Tuhan (
hampura Gusti )
· Untuk membuat keputusan terbaik
adalah dengan terhubung (bertanya langsung) pada Sang pemilik Jalur, yang juga
merupakan jalur itu sendiri.
· Hindari membuat keputusan berdasarkan
ketakutan. Apalagi keputusan yang dipilihkan sama orang lain.
· Saat akan membuat keputusan, buatlah
dirimu bening dan transparan. Terbebas dari ketakutan dan dari segala
keinginan. Berserah.
· Nanti jawabannya akan hadir berupa
ilham di dalam, walaupun seolah ia muncul dari luar.
· Yang hadir di luar adalah selaras
dengan jawaban yang hadir di dalam.
· Ya begitulah. Curcol panjang lebar
akibat obsesi terpendam :D
· Sempat kebuka dikiit barusan pas
ngobrol sama teman. Obsesi. Pengen punya studio keramik, udah dirintis sejak
kuliah, tapi kagak dikasih jalan.
· Ada-ada aja halangannya. Padahal dulu
sempat ngebayangin gw bakal keren banget jadi kriyawati keramik haha
· Akhirnya belok haluan, jadi guru
senam kata @pitramoeis dan juga kata
mertua saya ( hingga saat ini selalu menjawab itu klo ditanya teman-temannya )
:D
· Pernah nguping: “Mantunya kerja apa
Bu?”, “Mantu saya gak ngantor, kadang-kadang ngajar senam.”
· Bener juga. Engga ngantor. Ngajarnya
kadang-kadang.
· Tapi justru disitu ada Jalan.
Alhamdulillah. Janji Nya terpenuhi: semua orang dikasih rejeki. Dan dikasih
cinta juga pada profesi ini. Ngajar senam.
· Walaupun sebagai manusia biasa selalu
dihinggapi kerinduan sama si mantan. Si obsesi bikin studio keramik itu.
· Obstacles as path. Saat gak bisa terus ya mesti belok.
· Cari yang terdekat. RT @HanitaNitnut:
@pujiastutisindh aku masih di tahap nyari nih Teteho. Jalur path nya masih
cabang 3 dan samar-samar. Doakan yah.
· Merendahkan hati, jadikan diri bukan siapa-siapa. RT @DwieKurniaMdf: @pujiastutisindh
nah caranya membuat diri bening dan transparan itu gimana Teteho ?
· Keinginan. Bila beruntung, Jalan bisa
lewat jalur ini. RT @radeakarna: Kalo aku pikir-pikir, kepengenku gak
neko-neko. Ingin punya bar kecil.
· Bukan kebetulan kita punya kecenderungan suka pada hal-hal tertentu, atau
punya kemampuan lebih untuk hal-hal tertentu. Itu adalah jalan.
· Hal-hal yang jelas nyata kalo lagi
tenang, jadi gak keliatan pas lagi kalut. Itu kenapa orang udah susah malah
jadi tambah susah.
· Hindari kekalutan, karena bisa
menutup kesadaran. Koneksi dengan Tuhan.
Terimakasih telah berbagi Teteh @pujiastutisindh *smile
Terimakasih... Namaste _/l\_
Langganan:
Postingan (Atom)
Translate
About Me
- Guruntala
- 🌹A dam mast qalandar. #BlessingsClinic 🌹Give some workshops: Meridian Face & Body Massage, Aromatherapy Massage with Essential Oils, Make up. 🌹Selling my blendid Face Serum. IG & twitter: @guruntala