Senin, 17 Juni 2013

Benarkah Kita Menolong ???



Ketika jalan di trotoar samping Grand Indonesia saya bertemu dengan anak-anak muda volunteer Unicef. Mereka menggalang dana untuk memberikan bantuan kepada masyarakat pedalaman. Bantuan tidak berupa tunai, namun siapa yang berkenan membantu bisa mengirim via kartu kredit Master Card atau BCA Card.

Membantu orang adalah pekerjaan yang sangat mulia, namun kita perlu bertanya apakah bantuan kita tepat atau tidak.

Mbak Unicef itu menerangkan bahwa bantuan itu untuk membantu gizi ibu-ibu pedalaman dan memberikan vaksin pada bayi dan balita agar angka kematian menurun.

Betulkah masyarakat pedalaman butuh bantuan gizi dari masyarakat perkotaan? Hutan cukup sebagai sumber makanan dan obat! Yang menjadi problem bagi masyarakat adat adalah pengusaha serakah yang bekerja sama dengan penguasa tanpa wawasan lingkungan. Pertambangan, perkebunan sawit merusak hutan sumber makanan dan tanaman obat, merusak air jernih yang mereka minum sehari-hari.

Betulkah bayi dan balita di pedalaman butuh vaksin ? Guru saya bercerita bahwa cucunya yang tinggal di Spanyol tidak diberi vaksin sama sekali karena mendapat ASI ekslusif.

Silakan klik thrivemovement.com deh. Industri farmasi adalah industri yang menghasilkan pemasukan luar biasa. Banyak sekali orang kaya dari industri farmasi ini. Bisnis gurita!!!

Bila mau membantu masyarakat adat yang tersisih, jangan rusak hutan, sungai, lautan tempat mereka hidup. Hal ini membutuhkan niat yang kuat dari pemerintah dan masyarakat. Memberi mereka bantuan tunai berupa makanan, namun tidak peduli dengan sumber makanan mereka, sama dengan memberi makan sambil menembak mereka.

Dukung masyarakat adat untuk memelihara tanaman obat di hutan mereka. Memberi mereka vaksin yang tidak perlu sama dengan melibatkan mereka ke bisnis gurita, dengan menjadikan mereka konsumen yang tidak cerdas.

Menurut saya, bila mau membantu masyarakat pedalaman, jalannya adalah melalui pendidikan. Pendidikan yang menghargai kearifan lokal mereka bukan pendidikan yang membuat mereka tidak menginjak bumi.

Sekolah tidak perlu bangunan fasilitas mewah. Bangunan dari bambu cukup. Yang penting adalah guru berkualitas, akses buku bagus dan internet. Anak-anak pedalaman itu perlu belajar bahasa internasional, matematika dan ketrampilan (skill). Agar mereka bisa mengolah potensi daerah mereka tanpa dibodoh-bodohi pengusaha dan penguasa serakah. Saya membayangkan pendidikan seperti pada film 3 Idiot.

Untuk pendidikan anak muda, bagus sekali buku “Youth Challenges and Empowerment” Taklukkan Tantangan dan Berdayakan Dirimu karya Bapak Anand Krishna. Saat ini Bapak Anand Krishna masih berada di LP Cipinang untuk suatu dakwaan tanpa bukti dan saksi mata. Bukan main perlakuan aparat hukum kepada tokoh spiritual dan budaya yang mendedikasikan hidupnya untuk kebangkitan bangsa ini. Mohon doa dan dukungan sahabat untuk keadilan di negeri ini. Free Anand Krishna for Justice!!!

Terimakasih... Namaste _/l\_

0 komentar:

Posting Komentar

Translate

About Me

Foto Saya
Guruntala
🌹A dam mast qalandar. #BlessingsClinic 🌹Give some workshops: Meridian Face & Body Massage, Aromatherapy Massage with Essential Oils, Make up. 🌹Selling my blendid Face Serum. IG & twitter: @guruntala
Lihat profil lengkapku

Followers

Komentar Terbaru

Visitors

free counters