Sabtu, 16 November 2013

Karlina Supelli


Foto dari DewiMagazine.com


Senang mendengar pidato kebudayaan yang dilaksanakan setahun sekali oleh Dewan Kesenian Jakarta untuk tahun ini diisi oleh Ibu Dr. Karlina Supelli.

Saya mengenal Karlina Supelli sejak zaman SMA saya. Saat itu Karlina banyak diliput oleh media massa karena prestasinya sebagai mahasiswi pertama lulusan Astronomi ITB, dan mendapat predikat cumlaude pula.

Saya sampai mendaftar ke jurusan Astronomi ITB karena ngefans sama Karlina. Wkkkkkk...syukur tak lulus. Bisa puyeng kepala saya berurusan dengan matematika dan fisika tingkat tinggi. Mana tahaaaan wkwkwk.

Saya juga rajin mengkliping tulisan Karlina di Kompas, rajin mengkliping majalah yang memuat wawancara dengan Karlina. Gitu deh saya kalo lagi ngefans. Lucu juga mengingat saya sampai merenungkan tulisan-tulisan Karlina di Kompas, padahal mana mudeng saya dengan filsafat. Sekarang saya bisa ngikik guling-guling mengenang hal ini, namun dulu saya serius banget loh merenungkan tulisan Karlina di Kompas.

Ketika ada peringatan Hari Kartini di Institut Teknologi 10 November tahun 80an, ada questioner yang antara lain menanyakan “siapa wanita idola anda”. Tak ragu lagi saya tulis, La Rose dan Karlina Supelli. Wkkkk... jadi geli. Mana sangka saya sekarang suka menulis juga  seperti La Rose, dan suka filsafat juga seperti Karlina. Walau tentu saja filsafat yang saya suka adalah filsafat yang ringan-ringan. Saya suka baca tentang simbol. Saya suka baca buku Dan Brown karena menyangkut simbol. Haiah...ngomong apa sih saya ini, dari mana hingga kemana wkkkkkk...

Beruntung pada pameran buku November 2013 di Istora Jakarta saya menemukan buku “Dari Kosmologi ke Dialog, Mengenal Batas Pengetahuan, Menentang Fanatisme” karya Karlina Supelli. Saya pernah membaca wawancara Karlina Supelli dengan Kompas tentang bagaimana buku ini ditulis.

Hidup terlalu berharga sehingga harus diperjuangkan, Karlina pun bangkit menulis buku dalam keadaan sakit. Syukurlah, Karlina sembuh dari kanker. Saya baca Karlina terkena kanker pada 6 bulan setelah saudara soulmate nya, Alex Supelli, meninggal karena kecelakaan pesawat. Biasanya duka mendalam bisa mencetus kanker...

Saya mengikuti tulisan Karlina di Majalah Pesona walau kadang saya tak mengerti. Filsafat tingkat tinggi boo. Dan saya pernah bertemu muka dengan Karlina saat Karlina menjadi pembicara pada acara Happy Saturday yang diselenggarakan oleh Majalah Pesona.

Beruntung ya saya... Saya sudah bertemu dengan penulis-penulis idola saya, mulai dari Almarhumah La Rose, Karlina, Cak Nun, Anand Krishna, Alberthiene Endah, Dee Lestari, Raditya Dika dll. Pamer booo wkkkkk

Bahkan saya tahu gosip tentang Ibu Karlina. Saudara saya yang mengenal Karlina di ITB bercerita, “Saya tidak sangka Karlina bisa berpisah dengan Ninok Leksono mengingat bagaimana Ninok dulu menguber-nguber Karlina. Mas kawin untuk Karlina saat menikah adalah pembacaan Asmaul Husna oleh Ninok Leksono. Sungguh menyentuh hati.”

Begitulah. Jalan hidup kita tidak tahu. Perjalanan cinta, berapa lama seseorang terikat dalam ikatan suami istri tidak lepas dari utang piutang karma atau takdir.

Yang pasti, Karlina Supelli adalah salah satu wanita idola saya...
TerimaKasih... Namaste _/l\_

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Tulisan yg menarik, tks yaaa

Posting Komentar

Translate

About Me

Foto Saya
Guruntala
🌹A dam mast qalandar. #BlessingsClinic 🌹Give some workshops: Meridian Face & Body Massage, Aromatherapy Massage with Essential Oils, Make up. 🌹Selling my blendid Face Serum. IG & twitter: @guruntala
Lihat profil lengkapku

Followers

Komentar Terbaru

Visitors

free counters