Haruskah Setia ???

Kamis, 19 April 2012

Haruskah Setia ???

14.08 |

Diposting oleh Guruntala | Edit Entri

Beberapa waktu lalu saya melihat Yuni Shara dan Raffi Ahmad diwawancara Tukul dalam acara “Bukan Empat Mata”. Pada wawancara itu tampak Raffi serius mau menikahi Yuni namun Yuni masih begitu banyak pertimbangan.

Yuni tampak realistis karena memang agak sulit mengharapkan suami yang lebih muda 15 tahun akan setia dalam pernikahan hingga kakek nenek. Bila suami lebih muda beberapa tahun saja seperti Dian Nitami – Anjasmara atau Donna Agnesia – Darius, mungkin harapan setianya lebih besar.

Kata seorang teman, “ Kita yang jauh lebih muda daripada suami saja harus berupaya sekuat tenaga agar suami tidak pindah ke lain hati dan ke lain guling. Bagaimana dengan istri yang 10 tahun lebih tua daripada suami ya?” Lanjut si teman tadi, “ Kita sebagai istri harus pasang antena untuk menjaga suami agar tak terlanjur memiliki WIL, kita harus rajin merawat diri. Apalagi suami kita sudah mapan, banyak wanita yang bersedia jadi istri simpanan bo.”

Saya teringat kisah Ibu Inggit Ganarsih dengan Bung Karno. Bagaimana Ibu Inggit minta cerai dari suaminya demi menikahi Soekarno muda yang gagah dan penuh cita-cita. Ibu Inggit dengan setia mendampingi hingga ke daerah pembuangan BK, Bengkulu. BK sedang gagah-gagahnya sebagai pria 40an tahun, sementara istri sudah berusia 50an tahun. Mungkin sudah takdir ketika pria gagah ini terpikat pada gadis muda belia yang masih malu-malu, Fatmawati.

Waktu mengalir, orang berubah, segala sesuatu di alam ini selalu berubah. Ibu Inggit yang dulu begitu memukau sebagai wanita matang yang cantik anggun berubah menjadi nenek umur 50an tahun. Dulu cinta menggebu-gebu, sekarang biasa-biasa saja. Seorang teman, Ratna bercerita, “Ketika saya kuliah Edi menguber saya setengah mati. Sekarang dia menceraikan saya demi wanita lain beranak satu”. Ya begitulah, people change.

Saya termasuk orang yang berpendapat bahwa menikah itu komitmen seumur hidup. Namun jalan hidup kadang tak terduga. Ada saatnya seorang wanita memutuskan untuk bercerai yaitu bila sudah tidak tahan hidup dengan suami yang gaya hidupnya membuat istri menderita. Ada suami yang penjudi, narkoba, penipu, tak mau bekerja dan lain-lain. Bila si suami tak mau berubah, si istri sudah tidak tahan lagi, itulah saatnya untuk berpisah dan menjalani hidup masing-masing.

Mungkin suatu kesalahan bila kita berpandangan bahwa menikah itu harus bertahan hingga kakek nenek. Walau orang menikah karena ingin hidup bersama membentuk keluarga. Namun untuk berapa lama? Menurut saya lama tidaknya satu perkawinan ditentukan oleh takdir atau karma, seberapa panjang hubungan sepasang pria-wanita. Bisa satu tahun, dua tahun, bisa bertahan hingga kakek nenek. Bisa berpisah karena penyelewengan, bisa berpisah karena satu keadaan atau karena salah satu meninggal. Bila berpendapat seperti ini mungkin Yuni tak takut untuk menikah dengan Raffi, hidup bahagia sepanjang takdir mereka. Bila their karma are not connected anymore, mereka akan berpisah menjalani hidup masing-masing.

Pasangan yang bisa dicontoh adalah pasangan Dewi Lestari dengan Marcell Siahaan. Mereka menikah dan hidup bahagia hingga saatnya takdir/ karma untuk hidup bersama selesai, mereka bercerai baik-baik dan kemudian menjalani garis hidup masing-masing. Kini Dewi hidup bahagia dengan Reza Gunawan, Marcell bahagia dengan istrinya Rima Melati Adams.

Kenapa kita menderita karena pasangan tak setia slash menyeleweng slash tidak sesuai dengan harapan kita? Karena kita terikat. Kita mau dia seperti dulu saat dia tergila-gila pada kita. Padahal yang pasti dalam hidup ini adalah perubahan. Bila kita hidup mengalir terus, tidak terikat pada masa lalu, kita bisa menerima dengan lapang dada keadaan saat ini. Itulah namanya pasrah, ikhlas, tampaknya gampang tapi susah banget banget *smile

Bagaimana pendapat anda ???

Namaste Beloved Friends _/l\_

Label: Life, Perspektif

A Cup of Warm Tea

Haruskah Setia ???

0 komentar:

Posting Komentar

Translate

Blog Archive

About Me

Followers

Komentar Terbaru

Visitors