Selasa, 21 Mei 2013

Melawan Matre: dari buku "Alpha & Omega Spiritualitas"


Matre is in the air. Kalangan atas hingga kalangan bawah masyarakat kita terserang penyakit matre *bicara-pada-cermin. Matre alias meletakkan materi di atas segalanya...

Pejabat yang punya peluang korupsi akan korupsi. Wanita yang ingin hidup mewah, tanpa kerja keras, mengharapkan kucuran duit dari orang seperti Fathanah. Orang kecil pun demikian. Contoh penyalur ART. Baru saja mendapat uang admin dari klien nya, ibu rumah tangga, Penyalur ART langsung mengambil kembali ART yang baru disalurkan itu demi uang dari klien baru. Tiba-tiba nenek kakek paman tante si ART meninggal dunia, atau orang tua si ART sakit. Penyalur tak peduli kesulitan ibu rumah tangga, kliennya. Ibu rumah tangga yang mengambil ART baru berarti harus melatih ART baru itu, harus beradaptasi dengan penghuni baru rumah, menyita waktu, perhatian dan tentu uang juga. Tidak peduli dengan kerugian orang lain, yang penting dapat duit, itulah sifat matre yang kini merajalela di masyarakat.

Buku Alpha & Omega Spiritualitas yang mengulas Japji bagi orang modern menawarkan solusi agar kita tidak menjadi masyarakat matre. Japji merupakan bagian penting dari kitab suci Umat Sikh, Shri Guru Granth Sahib.

Berikut kutipan bab 28 dari buku “Alpha & Omega Spiritualitas” karya Bapak Anand Krishna:
Munda santokh saram pat jholee dhi-aankee karahi bibjoot
Khinthaa kaal ku-aaree kaa-i-aajugat dandaa parteet
Aa-ee panthee sagal jamaatee man jeetai jag jeet
Aadays tisai aadays
Aad aneel anaad anaahat jug jug ayko vays

 Jadikan kepuasan diri – perhiasan telingamu;
 Kerendahan hati – mangkuk untuk meminta sedekah;
 Dan, meditasi – abu suci untuk mengolesi diri;
Ingatlah selalu bila maut dapat menjemputmu
Kapan saja – berjubahlah dengan ingatan itu;
Hiduplah dengan penuh kesahajaan;
Biarlah tongkat iman menjadi penopangmu;
Biarlah seluruh umat manusia menjadi
bagian dari perkumpulanmu;
Taklukkan dirimu, jadilah penguasa sejati;
Aku bersujud padaNya;
Aku tunduk pada kehendakNya;
Pada Dia Hyang Abadi adaNya;
Tanpa Noda, Tak berawal, dan Tak Berakhir;
Pada Dia Hyang Tak Pernah Berubah

Pada bait ini, Guru Nanak mengingatkan tentang betapa pentingnya...

Hidup Bersahaja

Kesahajaan bukan sekedar inti spiritualitas, tetapi juga inti kehidupan itu sendiri. Mereka yang sudah terbiasa hidup mewah selalu mengalami guncangan jiwa berat saat menghadapi perubahan. Mereka tidak bisa mengubah pola hidup yang sudah terbentuk.

Apa alasan orang menjadi korup, menindas, dan menutup mata terhadap penderitaan orang lain? Karena ia ingin mempertahankan kenyamanan dirinya. Untuk mempertahankan kenyamanan semu tersebut, ia akan melakukan apa saja.

Dalam sekejap, orang yang sebelumnya “tampak” baik bisa berubah menjadi jahat ketika ia merasa kenyamanannya terancam. Ia akan berusaha mati-matian untuk mempertahankan kenyamanannya.
Untuk itu...

Mulailah dengan Kepuasan Diri

Jadikan kepuasan diri – perhiasan telingamu;

Mengapa kepuasan diri dikaitkan dengan perhiasan telinga? Karena telinga adalah indra pertama yang tumbuh dalam janin, bahkan sebelum terbentuknya otak secara sempurna. Selain itu, yang barangkali jarang, atau bahkan tidak pernah terpikir, adalah bahwa selain berfungsi sebagai indra pendengaran, telinga juga berfungsi sebagai alat pengimbang. Sehingga gangguan telinga sekecil apapun dapat mempengaruhi keseimbangan diri Anda.

Sebagai alat pengimbang, telinga berkemampuan untuk menerima getaran sekecil atau sedahsyat apa pun, kemudian mengolahnya. Sebab itulah, telinga dikaitkan dengan kepuasan diri. Kepuasan diri adalah hasil dari keseimbangan diri. Diri yang tidak seimbang tidak pernah puas. Seorang yang mengalami gangguan telinga yang cukup serius, biasanya selalu mengeluhkan hidupnya.

Para Yogi dari Tradisi Naath menindik daun telinga mereka. Tujuannya bukan sekedar untuk memakai anting-anting dan menghiasinya, tetapi untuk menciptakan keseimbangan diri yang sempurna. Karena itu mereka tidak menindiknya secara asal-asalan. Titik yang ditindik mesti tepat.
Selanjutnya...

Kerendahan Hati

Kerendahan hati – mangkuk untuk meminta sedekah;

Meditasi

dan, meditasi – abu suci untuk mengolesi diri

Bukan saja para Yogi dari tradisi Naath, tetapi juga para saadhu – petapa pengembara – mengolesi diri mereka dengan abu suci yang dihasilkan dari upacara agnihotra atau homa, di mana sesajen berupa rempah-rempah dan biji-bijian dipersembahkan kepada api. Asap dari ritus ini sekarang sudah terbukti mengandung antiseptic alami, sehingga banyak rumah sakit di Barat melakukannya setiap hari secara rutin.

Guru Nanak mengingatkan kita untuk tidak sekedar mengolesi badan dengan abu suci, tetapi mengingat kembali kesucian diri, kemuliaan diri, dan bertindak sesuai dengan kesucian dan kemuliaan tersebut. Pesan Nanak adalah pesan meditasi Dinamis, meditasi dalam tindakan, bukan meditasi duduk diam. Berikutnya...

Jubah Kesadaran

Di dunia ini Anda bisa memperkarakan orang dengan mengeluarkan sedikit uang. Anda juga bisa menyelesaikan perkara dengan menyuap oknum-oknum korup. Tetapi bagaimana di pengadilan saat maut datang untukmenyapamu?

Beban jiwa saat itu membuat kematian menjadi amat sangat menyakitkan. Segala penderitaan sepanjang usia tidak bisa dibandingkan dengan rasa sakit saat itu. Saat jiwa mesti melepaskan badan, ia mengenang kembali segala kejahatan yang dilakukannya sepanjang usia.

Sebab itu, pakailah Jubah Kesadaran yang dapat mengingatkan Anda bahwa hidup di dunia adalah untuk sesaat saja.

Ingatlah selalu bahwa maut dapat menjemputmu
  kapan saja – biarlah itu menjadi jubahmu;

Terakhir, Hidup Bersahaja dan Tongkat Iman

Hiduplah dengan penuh kesahajaan;
Biarlah  tongkat iman menjadi penopangmu;

Jadilah Mitra Dunia!

Nanak mengatakan:
Biarlah seluruh umat manusia menjadi
Bagian dari perkumpulanmu;

Jadikan kemanusiaan tunggal sebagai visi kelompok. Jadikan kasih dan kebersamaan sebagai misi kelompok.
“One Earth, One Sky, One Humankind”

Melindungi Diri dari Serangan Ego!

Taklukkan ego Anda sebelum Anda tertaklukkan olehnya.
“taklukkan dirimu, jadilah penguasa sejati;”

Tujuan berkelompok adalah untuk melindungi diri dari serangan ego. Tujuan bersangha adalah untuk menciptakan support group supaya bisa saling mengingatkan dan saling melindungi. Tidak ada tujuan lain.

Aadays Tisai aadays

Para Yogi dari tradisi Naath menggunakan “Aadays” atau “Aadesh” sebagai salam. Ada dua arti Aadesh yang paling penting untuk disimak.

Pertama: Adi Isha, adalah Hyang Mengawali Segalanya. Adalah amat pentng bagi para murid, para sikh untuk saling mengingatkan bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendakNya.

Kedua: Perintah, kehendak. Tak ada sesuatu yang terjadi di luar perintahNya, di luar kehendakNya.

Yuk, mari kita praktekkan nasihat Guru Nanak. Jangan lupa beli buku “Alpha & Omega Spiritualitas” ya...

Terimakasih... Aadesh _/l\_


0 komentar:

Posting Komentar

Translate

About Me

Foto Saya
Guruntala
🌹A dam mast qalandar. #BlessingsClinic 🌹Give some workshops: Meridian Face & Body Massage, Aromatherapy Massage with Essential Oils, Make up. 🌹Selling my blendid Face Serum. IG & twitter: @guruntala
Lihat profil lengkapku

Followers

Komentar Terbaru

Visitors

free counters