A Cup of Warm Tea

Pada suatu siang yang panas sampailah aku di klinik kecantikan di bilangan Jakarta Selatan.

“Mari saya test dulu kulitnya,” kata Beauty Consultant dengan ramah.

“Ibu sudah ada 47 kerutan di sekitar mata.  Jangan panik dulu, dengan perawatan rutin dan memakai serum dari kami, kerutan akan berkurang,” terang Mbak Konsultan ini.

Ibu Mia Bustam tetap aktif dalam usia 90 thn. Berpakaian rapi, tetap aktif membaca & menulis. Telah menerbitkan buku “Sudjojono & Aku” pada usia 86 tahun dan buku “Dari Kamp ke Kamp: Cerita Seorang Perempuan” usia 88 tahun.

I’m really sick with my desire.

Desire slalu berkembang… maunya nonton trus, jalan-jalan trus, beli buku trus  ~ buku yg gak penting-penting amat maksudku~,  pernak-pernik, kain, lagi dan lagi.

Kupikir aku cukup sederhana dibandingkan dengan temanku yang hobi beli baju, accessories, sepatu, tas, parfum, dandan dan lain-lain.

Berhubung punya ibu sepuh mau tak mau aku harus berurusan dengan prt. Syukurlah beberapa kali mendapat prt yg bagus yg menyenangkan.
Namun aku beberapa kali ketemu prt yg sukanya pacaran. Klo pacaran lupa diri deh. Kemarin dapat mba yg ampuuun deh. Klo belanja bisa dua jam sampe tiga jam karena dia ngobrol dgn pacarnya. Pacarnya ditongkrongin setiap hari …gimana kita gak sewot.

Buku-buku yang tak kubuka selama setahun ~chicklit, novel, teenlit~ sebaiknya diikhlasin aja daripada jadi sarang debu. Kasian gak ditengok-tengok. Alangkah baiknya klo ada yang mau baca...iya kan ?
Tapi jangan buku-buku anak-anak ya…
Buku2 Lima Sekawan Enyd Blyton, buku-buku Astrid Lindgren tentang Pipi dan Emil untuk kanak-kanak yg ada dalam diriku yg penuh petualangan & keceriaan.
Buku2 Hilman ~Lupus dan Olga~…hohoho…sayang banget kalo dibuang...untuk remaja ceria dalam diriku.
Dan pastinya buku2 Raditya Dika. Aku suka dgn Raditya Dika, blog nya, buku2 nya. Jujur,lucu kadang kontemplatif...untuk anak muda yg selalu ada dalam diriku...always look at the bright side in life.......yeeeeeeahhhhh:)
Buku2 Pak Anand Krishna wajib pastinya bagai garam dalam hidupku. Buku2 Pak Anand wajib dikoleksi, dibaca-baca daaaaan ingat ya...dipraktekkan !!!
Buku-buku Paulo Coelho, Amy Tan, La Rose, Andrea Hirata, Alberthienne Endah, Cak Nun, Deepak Chopra, Osho, James Redfield, Tony Buzan, Nh Dini, buku-buku sastra seperti karya Khaled Hosseini dll teteup kupertahankan, untuk keindahan rasa dalam diriku.
Buku-buku "how to" untuk knowledge & skill perlulaaah,untuk survive dalam belantara kehidupan ini jiiiiiiaaaaah.
Setelah disortir kok teteup banyak ya...hihihihihihi... i love books ^-^

Banyak sekali penyesalan dalam hidupku.
Betapa aku menyimpan dendam, menyimpan tai dalam hati terhadap orang-tuaku selama bertahun-tahun.
Menyesal sekali kurang memberikan perhatian dan kasih sayang pada Almarhum Papa…
Aku pernah ketemu Papaku dalam mimpi ~mimpi bagai kenyataan~. Beliau tersenyum bahagia, aku menangis, mencium tangan beliau, memeluk.
Kangen sekali dengan beliau.
Semoga Papa Ishak Pedju bahagia dalam perjalanan menuju Dia, Sang Kebahagiaan Abadi…amiiin

Nikmatnya hidup sederhana.
Aku terinspirasi oleh film “Babies”. Kulihat Ibu Afrika kerjaannya main dengan anak. Dia ketawa-ketiwi ngobrol dengan saudara atau teman wanita di komunitasnya sambil masak makanan sederhana.
Mendidik anak juga gak ribet seperti Ibu di Jepang atau Ibu di San Fransisco seperti yang digambarkan dalam film “Babies” ini. Anak dibiarkan bebas belajar dari alam. Malah si baby Africa ini memasukkan tangannya ke mulut anjing, memegang gigi anjing namun anehnya si anjing gak gigit, ngerti mungkin bahwa baby adalah anak majikannyanya hehehe.
Sederhananya si Ibu Africa…mungkin karena tak ribet soal rumah, makanan, kendaraan, baju, tas dan sepatu branded, gelang, kalung, cincin, gadget dan seribu satu pernik-pernik manusia modern.
Kita banyak buang waktu (?) lho mengurusi makanan, pakaian, kendaraan, peralatan elektronik, dan seribu satu kebutuhan demi kenyamanan hidup orang perkotaan.
Banyak sekali yang bisa kita sederhanakan agar kita bisa lebih lega, bisa napas untuk memikirkan who am I, apa tujuan hidupku dan pertanyaan lain yang lebih mendasar tentang kehidupan.
Dalam rangka menyederhanakan, misalnya, kita bisa memasang exhaust fan di kamar tidur sehingga tak perlu sering memasang AC. Hemat listrik dan hemat uang pastinya, udara juga lebih segar.
Banyak hal yg bisa kita sederhanakan dalam hidup ini sehingga kita bisa lebih fokus pada tujuan hidup kita…untuk kebahagiaan sejati.

Anak autis tak mengenal iri dengki atau sombong…dosa-dosa yang paling mematikan manusia.
Karena…anak autis sibuk dengan dirinya sendiri.
Anak autis tak akan membandingkan dirinya dengan anak lain. Ada anak Tante Jenny yang  pintar bahasa Inggris, anak Om Arya pintar main music, anak Om Peter berprestasi di sekolah…anak autis tak akan peduli, tak akan iri, tak minder.
No mind = no comparison = no jealous = no arrogance
Comparison pastinya menggunakan mind yang berpotensi melahirkan iri atau arogan dalam diri kita.
Banyak masalah yang timbul karena kita compare diri kita dengan orang lain, atau membanding-bandingkan orang lain.
Mengapa harus compare? Anak autis tidak compare. Alam juga tidak compare. Burung tak akan compare dirinya dengan kuda. Mawar tak akan compare dirinya dengan melati.
Comparison, menggunakan mind,  tak selaras dengan alam, menyengsarakan diri kita sendiri.

Hallllllo.....
Mulai hari ini aku akan rajin ngeblog....cihuyyyyy
Menulis adalah working meditation...