Minggu, 26 Desember 2010

Take A Distance


Bila kita sedang dalam masalah berat, ada masalah keluarga, masalah keuangan, masalah pekerjaan dll biasanya kita larut dalam persoalan itu sehingga mengakibatkan kita stress bahkan depresi yang berbuntut pada kesehatan kita. Kita bisa migrain, maag, darah tinggi, jantung bahkan stroke. Mengambil jarak dari masalah akan sangat membantu.

Sebagaimana penonton di tribun atau tv bisa melihat jelas posisi pemain dan pola permainan sepak-bola maka dengan mengambil jarak dari masalah, kita juga bisa melihat dari “atas” mengenai masalah yang kita hadapi.

Aku dinasehati bila sedang kacau, banyak masalah sebaiknya kita sit down, be a piece of wood. Kita tenang, tarik napas, buang napas dulu. Jangan ambil keputusan dalam keadaan kacau karena keputusan kita akan kacau juga.

Dengan mengambil jarak, kita bisa melihat persoalan dengan sudut pandang yang tepat, kita bisa “melihat” lebih jernih.
Bila kita bisa melihat “kita” maka kita bisa tertawa geli menghadapi masalah atau tragedy dalam hidup kita. Karena kita melihat “kita” sedang berperan dalam panggung dunia.
Sebagaimana Rumi yang tertawa terbahak-bahak ketika dia jatuh dari tarian whirling. Orang yg berkerumun bertanya, “Mengapa kau tertawa terbahak-bahak?”. “Karena Rumi melihat “Rumi”. “ terang Rumi.
Aku pernah menangis-nangis darah dalam proses perceraian dengan ex-suami. Setelah beberapa saat, setelah bisa mengambil jarak dari peristiwa yg sangat mengiris hati itu aku bisa tertawa geli.
Lucu sekali melihat peranku sebagai wanita bodoh, tanpa “awareness”. Aku lah yang harus bertanggung-jawab penuh atas hidupku, bukan suami, bukan mertua, bukan orang-tua, bukan guru ngaji, bukan masyarakat. Mengapa juga meletakkan kebahagiaanku pada suami. Mengapa juga menjalani hidup berdasarkan “standar” kebahagiaan hidup “masyarakat”. Bahwa wanita yang berbahagia adalah wanita yang menikah, pekerjaan yang bagus, rumah-tangga mapan, punya anak, membesarkan anak, pensiun dan meninggal.

Dengan mengambil jarak, tragedi hidup bisa menjadi komedi. Misalkan duit lagi ngepas trus kita nya sakit perlu berobat. Kita bisa tertawa geli melihat “tragedi” hidup kita. Hahahahahaha…jadi orang kok perannya jadi orang pas-pasan hahaha. Ayo berperan jadi orang berkelimpahan.
Beberapa waktu lalu aku naik metromini. Si Penjual Tahu menawarkan dagangan hingga air ludahnya muncrat kena wajahku yg pake make-up. Sebenarnya mau marah karena harus cuci muka lagi trus pake make-up lagi. Si Penjual Tahu ini bikin repot aja, sewot gak sih. Trus aku jadi ngikik-ngikik melihat “aku”. Mbok kalo butuh penampilan rapi, wajah di make-up itu naik mobil pribadi, minimal naik blue-bird lah. Salah sendiri, tuhan sudah menghamparkan kekayaannya kenapa juga gak hidup melimpah. Mbok berperan jadi orang rajin dan hidup dalam kelimpahan gitu…. hahahahahaha.
Ada kutipan kata-kata dari orang bijak :
“When you are unsure how to proceed, stop. Be still and enter into the silence. Allow your mind to cease its restless thinking. Wait. Let the answer come in its time.”
Semoga semua makhluk berbahagia. Amiiin


0 komentar:

Posting Komentar

Translate

About Me

Foto Saya
Guruntala
🌹A dam mast qalandar. #BlessingsClinic 🌹Give some workshops: Meridian Face & Body Massage, Aromatherapy Massage with Essential Oils, Make up. 🌹Selling my blendid Face Serum. IG & twitter: @guruntala
Lihat profil lengkapku

Followers

Komentar Terbaru

Visitors

free counters