Minggu, 19 Desember 2010

Ketegaran Ibu Mia Bustam

Ibu Mia Bustam tetap aktif dalam usia 90 thn. Berpakaian rapi, tetap aktif membaca & menulis. Telah menerbitkan buku “Sudjojono & Aku” pada usia 86 tahun dan buku “Dari Kamp ke Kamp: Cerita Seorang Perempuan” usia 88 tahun.
Hebat…walau usia lanjut tetap produktif.

Mia Bustam, tokoh Lembaga Kebudayaan Rakyat, organisasi kebudayaan sayap kiri di Indonesia enam kali dipindahkan dari rutan satu ke rutan lain, dari penjara satu ke penjara lain, tanpa pengadilan, tanpa pernah dinyatakan bersalah, bahkan tanpa tuduhan jelas.
Mia dkk dibebaskan secara bertahap karena desakan masyarakat internasional kepada Pemerintah Orde Baru.

Yang menarik dari Ibu Mia adalah ia tak menyimpan dendam termasuk pada Sudjojono yg sampai meninggal tahun 1986 tak pernah mengunjungi anak-cucunya dari pernikahannya dengan Mia.
“Semuanya adalah sejarah,” ujar Mia.

Mia menyaksikan bagaimana permainan kotor politik kekuasaan telah menyeret ribuan orang, anak sekolah,mahasiswa, petani, dan perempuan, bahkan yg buta huruf, yang tak tahu apa-apa ke kubangan penderitaan selama belasan tahun dalam tahanan.
Orang boleh berdebat tentang “kebenaran” tetapi pengalaman hidup adalah otentik…
Cerita tentang Ibu Mia Bustam dimuat di Kompas Jumat 10 Desember 2010 ~Teropong ~Sejarah.

3 komentar:

Anonim mengatakan...

Salut sekali dengan tokoh wanita yang namanya Mia Gustam. Kekuatan dan kesetiaan pada panggilan hidupnya luar biasa. Saya gak habis pikir pada sang eks suaminya (pelukis SS), wanita yang begitu ideal karakternya, dicampakkan karena jabatan dan wanita lain.

Anonim mengatakan...

Terimakasih Mbak Ranarty yang baik, ibu bagi kami berdelapan adalah guru yang membentuk karakter kami masing2, yang penuh disiplin dan lebih dari itu bagi saya pribadi adalah kawan seperjuangan karena kami berdua di tahan di masa Orba, ibu 13 tahun dan saya 14 tahun.

Ada sebuah kisah kecil di malam ibu meninggal. Seekor kupu-kupu hitam kecil terbang mengelilingi peti jenazahnya berkali-kali dan kemudian pergi keluar kamar sebentar untuk kembali dan mendarat di arah kaki ibu, lalu dia mati. Kupu2 itu lalu saya masukkan ke dalam peti di samping kanan kepala almarhumah krn kami senang, ibu ditemani si kupu2 kecil itu. Kami tahu ibu semasa hidupnya selalu merawat alam sekitarnya dengan sengan teliti. Kerikil putih bagian dari kebun kecilnya yang terinjak kaki orang, dia cuci dan kembalikan dengan kasih sayang ke tempatnya. Sekali lagi terimakasih atas catatan anda ya Mbak, saya anak pertamanya, Tedjabayu

rawinah mengatakan...

TerimaKasih Mas Tedjabayu...
Anda, ibu Mia dan ratusan ribu orang lain telah mengalami ketidak-adilan oleh Pemerintah Orde baru.
Demi meraih nama "pahlawan" dan kekuasaan seringkali satu rezim menyudutkan pihak lain.
Gus Dur dengan kebesaran jiwanya telah meminta maaf atas nama NU atas keterlibatan NU dlm peristiwa G30S yg telah membuat banyak pihak terbunuh, diasingkan, menderita.
Didengung-dengungkan dalam sejarah kepahlawanan Orde baru atas Partai Komunis seakan-akan komunis = atheis...
Turut berduka atas wafatnya Ibu Mia Bustam. Semoga beliau bahagia dalam perjalanan menuju Dia Yang Maha Pengasih...amiiin.
Semoga sebagai satu bangsa kita bisa saling memaafkan bila terjadi kesalah-pahaman...amiiin

Posting Komentar

Translate

About Me

Foto Saya
Guruntala
🌹A dam mast qalandar. #BlessingsClinic 🌹Give some workshops: Meridian Face & Body Massage, Aromatherapy Massage with Essential Oils, Make up. 🌹Selling my blendid Face Serum. IG & twitter: @guruntala
Lihat profil lengkapku

Followers

Komentar Terbaru

Visitors

free counters