Minggu, 28 Juli 2013

Fira dan Hafez




Buku “Fira dan Hafez” ini buku karya Fira terfavoritku. Karena buku ini, antara lain, menceritakan pengalaman dan perjuangan hidup seorang Fira Basuki. Aku paling senang membaca cerita pengalaman penulis favoritku. Bagaimana dia (si penulis) bisa menulis begitu memikat atau begitu produktif ?

Buku “Fira dan Hafez”, sebagaimana bisa ditebak dari judulnya, merupakan cerita perjalanan cinta Fira dan Hafez. Sebagaimana telah kita ketahui, Hafez kembali ke rahmatullah ketika pernikahannya dengan Fira baru berusia 4 bulan, di saat Fira sedang hamil muda.

Buku ini “padat”. Selain menceritakan perjalanan hidup Fira, perjalanan hidup Hafez, kisah cinta Fira dan Hafez, buku ini juga banyak memberikan tips sukses seorang Fira Basuki. Ada juga lampiran cerpen-cerpen Fira, ada CD “Love You So Much” yang ditulis dan dinyanyikan oleh Tantry Agung Dewani, adik kandung Hafez, di studio musik milik Hafez.

Saya suka dengan cerita Fira tentang ibunya, Ami yang sangat cantik dan telaten merawat diri. Ami lah yang membuat Fira percaya diri dengan bakat menulisnya, membantu Fira meraih cita-cita menjadi penulis dan wartawan. Ami selalu mengingatkan apa pun cita-cita Fira agar menjadi yang terbaik. Ambisi Ami adalah kelima anaknya kuliah hingga meraih master di Amerika. Dan itu tercapai! (halaman 15).

Ami adalah orang yang berjasa menuntun saya hingga pencapaian saya di hari ini. (halaman 29). Saya menjadi satu-satunya orang Indonesia yang mengambil jurusan jurnalistik di Pittsburg State University.
Saya menjadi satu-satunya orang Indonesia dan orang Asia Tenggara di jurusan itu, ketika melamar menjadi reporter di koran kampus Collegio. Pemimpin redaksinya, Adam, menantang saya, “Orang Amerika saja sering melakukan kesalahan gramatikal, apalagi kamu orang asing. Kamu saya biarkan magang selama tiga bulan tanpa gaji.”  Walau “hanya” koran kampus, para reporter Collegio mendapat gaji layaknya profesional. Saya mengiyakan saja. Dalam waktu tiga bulan, Adam menyerah. Ia berkata, “Tulisan dan dedikasi kamu membuat saya kagum. Kamu saya terima jadi reporter disini.” Dengan cepat posisi saya berubah dari magang, jadi reporter, kemudian sebelum lulus menjadi senior reporter. Ini karena saya tidak pernah menolak assignment atau tugas apapun. Saya pernah mewawancarai polisi, senator, hingga pembunuh di penjara.

Saya pernah bekerja di televisi dan radio, tapi memang menulis adalah jiwa saya. Saya tidak pernah mengeluh dibebani tugas apa pun, malah tidak jarang saya menawarkan diri membuat artikel-artikel khusus yang menarik. Jenjang karir saya di majalah memang tidak pernah mengalami tahapan-tahapan pelan. Saya loncat jabatan, hingga dipercayai menjadi Pemimpin Redaksi majalah SPICE! di tahun 2004, lalu dipindahtugaskan ke tanggung jawab yang lebih besar menjadi pemimpin redaksi majalah Cosmopolitan-Indonesia (terbit pertama kali 1997). Kini Cosmopolitan adalah majalah franchise terbesar di dunia yang terbit di lebih dari 60 negara.

Halaman 31... Saya tidak pernah bosan mengatakan bahwa menjadi penulis itu cool, keren, agar generasi muda mau menjadi penulis apa pun yang terjadi. Saya percaya orang bisa hidup dari menulis, buktinya saya. Saya hidup dari tulisan-tulisan saya, baik yang terhimpun dalam rupa buku maupun yang menyatu dalam rupa pekerjaan saya sekarang sebagai pemimpin redaksi. Oleh karena itu, untuk mengatur jadwal saya yang sangat padat, saya dibantu oleh Mas Topik Hidayah selaku manajer pribadi untuk urusan di luar pekerjaan kantor. Namun, ternyata tidak sedikit cemoohan yang saya terima atas keputusan ini, menganggap saya terlalu berlebihan sebagai seorang penulis fiksi. Sebenarnya, ada alasan mendasar yang mendorong saya untuk mengangkat seorang manajer pribadi. Saya ingin agar profesi penulis juga dipandang sebagai profesi bergengsi. Kalau seorang artis saja bisa memiliki manajer, kenapa penulis tidak? Di luar negeri hal itu biasa. Dan, yang terpenting, keputusan saya itu tidak sia-sia. Beberapa kali saya menjadi model iklan, mulai dari iklan provider, produk sepeda motor, hingga menjadi brand ambassador/ endorser- tetap dengan predikat sebagai penulis.

Buku “Fira dan Hafez” ini bagus dibaca untuk orang yang sedang berduka karena kehilangan seorang terkasih. Bagaimana move on setelah masa duka...

Hal 145... Saat mengetik ini pukul 19.49 WIB, di kantor, sendirian di ruang redaksi. Saya mengingat Tuhan (Allah) Yang Mahabaik. Rasanya hidup saya ini ajaib sekali. Ketika saya memulai hidup sebagai single parent, saya hanya pulang membawa dua koper dari Singapura. Allah Mahabaik, memberi saya keluarga yang mendukung lahir batin. Saya juga tidak lantas terlantar, bahkan dengan mudah mendapat pekerjaan. Selain bekerja dengan karir yang terus meningkat, saya juga diberi ide yang terus mengalir dan bergulir menjadi buku-buku yang terbit satu demi satu. Memoar yang saya ketik ini adalah karya ke-28, sejak Jendela-Jendela terbit Juli 2001. Saya juga dianugerahi kesehatan lahir batin. Raga dan jiwa. Sungguh tak terbayangkan bagaimana seandainya jiwa saya terguncang karena saat Hafez meninggal, saya berpikir saya bisa jadi gila. Tapi Allah menjaga saya. Allah juga yang menjaga kandungan saya, hingga saya bisa melahirkan Kiad dengan normal dan selamat. Kiad juga keajaiban tersendiri, bukan cuma beda 13 tahun dengan kakaknya dan lahir dari rahim saya saat saya berusia 40 tahun. Tapi, Kiad adalah rezeki untuk saya dan keluarga serta bagian dari rencana masa depan Allah. Sungguh Tuhan Mahabaik...

Saya suka bab 22 yang judulnya BERBAGI mulai halaman 150. Pada bab ini Fira Basuki berbagi tentang kiat-kiat menulis, kiat sebagai Ibu, kiat bekerja/ berkarir.  Trus ada Learn from the Expert. Belajar dari Einstein, Bill Gates, Donald Trumph, Oprah Winfrey. Trus ada kiat awet muda, ada pelajaran dari Hafez.

Lagu Love You So Much (CD terlampir-note) ini menjadi salah satu bentuk rasa cinta, rindu dan kehilangan yang saya persembahkan untuk Hafez... You’re my one and only, brother... I love you so much...” Tantry Herself.

Buku ini perlu dimiliki. Dari buku ini kita bisa belajar kegigihan dari Fira Basuki. Apartemen Fira pernah diliput oleh Harian Kompas Minggu. Tampak apartemen Fira kecil untuk ditempati oleh Fira, dua anak, dua asisten rumah tangga, sehingga Fira tak punya tempat untuk meja tulis. Fira bisa menulis di tempat tidur. Hebat ya, padahal tidak adanya meja kerja tulis khusus bisa dijadikan alasan untuk tidak menulis. Namun tidak demikian untuk seorang Fira Basuki, seorang penulis dan wanita karir yang tangguh. Thank you for writing Fira...

TerimaKasih... Namaste _/l\_

0 komentar:

Posting Komentar

Translate

About Me

Foto Saya
Guruntala
🌹A dam mast qalandar. #BlessingsClinic 🌹Give some workshops: Meridian Face & Body Massage, Aromatherapy Massage with Essential Oils, Make up. 🌹Selling my blendid Face Serum. IG & twitter: @guruntala
Lihat profil lengkapku

Followers

Komentar Terbaru

Visitors

free counters