Rabu, 16 Mei 2012

Bagaimana Membebaskan Diri dari Pengaruh Hipnosis???


       Pengetahuan Dr. James Braid tentang kebijakan Timur sungguh minim. Awalnya ia tidak bisa membedakan antara keadaan tidur yang “tidur” dan keadaan rileks total yang disebutnya “hypnos” (berarti “tidur” juga). Setelah menyadari dan mengakui kesalahannya pun ia membuat kesalahan lain, yaitu menyamakan monoideism ( pemusatan kesadaran atau Onepointed Focusing) dengan Hypnos (keadaan rileksasi total).

Dari Sudut Pandang Kebijakan Timur

Para bijak di Timur menyadari betul kinerja dan lapisan-lapisan mind maka mereka menyebutnya dengan istilah generik yang rasanya jauh lebih masuk akal.

Penggunaan istilah-istilah generik ini sangat membantu pemahaman kita tentang apa sebenarnya gugusan pikiran yang disebut mind itu dan bagaimana ia bekerja.

1)     Keadaan Jaagrat
Berarti wakeful state, keadaan jaga. Inilah keadaan mind kita saat ini. Saya sedang menulis, dan kelak Anda akan membaca tulisan saya. Ini adalah keadaan jaga.
Wakeful state (keadaan jaga) tidak sama dengan kesadaran jaga.

2)     Keadaan Swapna
Berarti dream state, keadaan mimpi, alam mimpi.
Alam swapna adalah alam khayalan, lamunan, imajinasi, harapan, halusinasi, mimpi di saat tidur maupun mimpi di siang bolong.

3)     Keadaan Sushupti
Berarti sleep state – keadaan atau alam tidur, berada dalam keadaan rileks total.
Jika Anda melewati hidup Anda –keseharian hidup Anda- dalam keadaan rileks, maka Anda berada dalam alam ini.

4)     Keadaan Turiya
Berarti the fourth state, alam yang ke empat.
Inilah keadaan meditatif- alam meditasi yang bersifat pasif. Keadaan tenang, super tenang, dan melebihi rileksasi biasa sedalam apa pun, itulah turiya. Itulah keadaan meditatif.

5)     Keadaan Turiyatita
Berarti state beyond the fourth –keadaan, atau alam, yang bahkan melampaui keadaan meditatif.
Inilah alam transisi yang kelak akan mengantar kita ke alam atau dimensi lain, dimana kita baru akan berkenalan dengan kesadaran.
Dalam lapisan ini kita menerjemahkan meditasi lewat karya nyata. Berkarya dengan semangat persembahan.

     Mayoritas di antara kita sibuk dalam tiga keadaan awal. Dalam keadaan jaga pun kita berimajinasi, berkhayal, berhalusinasi, berandai-andai, dan lain lain. Inilah keadaan “alami” kita saat ini. Inilah keadaan yang disebut oleh Vivekananda, Osho, Yogananda, dan para bijak lainnya sebagai keadaan terhipnosis –tidak sepenuhnya jaga, tidak sepenuhnya mimpi.

       Dalam keadaan ini kita belum sepenuhnya menjadi diri sendiri. Impian, harapan, obsesi, ekspektasi, kemauan, keinginan, halusinasi, imajinasi, dan khayalan kita membuka diri terhadap segala macam pengaruh dari luar.

       Seseorang mengaku terhipnotis dan terperdaya, padahal keserakahannya sendiri lah yang membuka dirinya, sehingga siapa saja dapat mengambil kesempatan.

       Hipnosis dan hipnoterapi dapat bekerja pada 2 lapisan awal mind manusia- antara keadaan jaga dan mimpi. Antara jaagrat dan swapna. Dalam bahasa modern, inilah yang disebut keadaan beta  dan alpha, dimana gelombang otak bisa diukur –antara 8 hingga 40 siklus per detik.

       Seorang penghipnotis atau ahli hipnosis tidak membutuhkan keadaan theta untuk menghipnosis seseorang- siapa saja. Ini pula yang saat ini dilakukan oleh para ahli NLP, bahkan oleh pakar periklanan- siapa saja yang ingin mempengaruhi kita.

Dalam wejangan yang sangat tajam, penting dan mencerahkan, Siddhartha Sang Buddha menjelaskan bahwa sesungguhnya mind pun masih merupakan dhaatu atau materi. (Sila baca buku Ah! Yang mengupas wejangan The Heart Sutra oleh Bapak Anand Krishna). Mind memang terbuat dari materi yang sangat halus. Tapi, tetap materi. Interaksinya dengan otak menimbulkan gelombang-gelombang yang terdeteksi. Gelombang-gelombang tersebut bukan mind. Gelombang tersebut adalah hasil interaksi antara otak dan mind.

“Thus, with your thoughts and emotions focused and unwavered; your consciousness and senses under control, practice Yoga to purify your ‘self’.” Bhagavad Gita 6:12

       Saya (A.K.) berpendapat bahwa penemuan awal yang disebut “Hypnos” memang terkait dengan Hypnosis –keadaan alpha. Dan penemuan berikutnya, “Monoideism”, Onepointedness, atau Onepointed Focusing terkait dengan Hypnotherapy- keadaan yang melampaui alpha.

       Pikiran atau perasaan atau emosi terpusatkan dan tidak terganggu/bergejolak, tidak ragu, tidak bimbang disebut ekaagrataa atau onepointedness atau onepointed focusing. Inilah monoideism. Dan inilah pemusatan diri. Ekagraata tidak sama dengan konsentrasi. Konsentrasi mempersempit wawasan kita, seperti kacamata kuda.

       Ekaagraata menyoroti diri secara utuh. Monoideism menangani manusia secara holistik. Jiwa kita membutuhkan penanganan secara umum dan menyeluruh. Ibarat dokter umum, Hypnotherapy, menurut saya (AK) adalah ilmu untuk menangani manusia secara utuh.

       Sesudah Beta dan Alpha ada dua gelombang lain yang dapat dideteksi dengan menggunakan peralatan sains/medis mutakhir:
Theta: 4-7 gelombang per detik. Biasanya keadaan ini dikaitkan dengan tidur pulas, meditasi, dan pengembangan ESP.
Delta: ½ -4 siklus per detik, umumnya dikaitkan dengan keadaan yang amat sangat rileks. Perjalanan astral, pengalaman berada di luar badan (astral projection, out-of-body experience dsb) terjadi dalam keadaan ini.

       Meditasi terjadi dalam keadaan theta-delta. Hypnotherapy dapat membantu kita melampaui keadaan awal seperti jaagrat (beta), swapna (alpha), sushupti (theta) untuk memasuki turiya (delta) dan melampauinya untuk berada dalam turiyatita!

       Sebelum meditasi terjadi ada tarik menarik energi di antara kita. Apa yang kita sebut persahabatan pun sesungguhnya bukan karena keselarasan kita dengan sang sahabat, tapi karena kita ingin saling mengisap energi. Itulah sebabnya, persahabatan bisa berubah menjadi permusuhan. Sahabat sedekat apapun bisa berubah menjadi musuh bebuyutan. Sinetron, film, layar lebar, novel, cerpen, bahkan hidup kita penuh dengan cerita-cerita semacam itu.

       Tarik-menarik energi terjadi setiap saat! Ada objek di luar diri yang menarik kita dan ada ketertarikan di dalam diri kita, maka terjadilah interaksi. Karena itu para penghipnotis seperti James Braid hingga Milton Errickson dan Richard Bandler mengatakan bahwa seseorang tidak dapat dihipnosis di luar kemauannya.

Siapa saja yang dapat dipengaruhi oleh ahli hipnosis yang ingin memaksa ?
Yaitu mereka yang tidak memiliki pendirian, mereka yang tergiur oleh keuntungan materi, mereka yang tidak berpendidikan, mereka yang akal sehatnya tidak bekerja, mereka yang selalu menginginkan dan mencari solusi instan bagi setiap persoalan. Dalam satu kalimat: “Mereka semua yang tidak meditatif!”

Bagaimana membebaskan diri dari pengaruh hipnosis yang sudah terjadi?
Dengan cara mengalihkan perhatian, pikiran, perasaan, dan segalanya dari hal-hal di luar diri ke dalam diri sendiri. Proses pengalihan itulah ekaagraata, monoideism, onepointedness, onepointed focusing, atau pemusatan diri. Ini adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari meditasi.

Seorang Hypnotherapist sejati hanya akan menunjukkan pengaruh-pengaruh asing yang selama ini membingungkan diri kita dan menjadi fasilitator untuk membantu mengakhiri pengaruh-pengaruh tersebut.

Tulisan ini dikutip dari buku NeoSpiritual Hypnotherapy, Seni Pemusatan Diri untuk Bebas dari Pengaruh Hipnosis Massal karya Anand Krishna. Tulisan ini merupakan ringkasan dari bab Lapisan-Lapisan Mind, bab Monoideism:Onepointedness, bab Meditasi adalah Suatu Kejadian. Buku yang very recommended ini juga dilengkapi dengan Latihan-latihan Pemberdayaan Diri.

Namaste

0 komentar:

Posting Komentar

Translate

About Me

Foto Saya
Guruntala
🌹A dam mast qalandar. #BlessingsClinic 🌹Give some workshops: Meridian Face & Body Massage, Aromatherapy Massage with Essential Oils, Make up. 🌹Selling my blendid Face Serum. IG & twitter: @guruntala
Lihat profil lengkapku

Followers

Komentar Terbaru

Visitors

free counters