Selasa, 22 Mei 2012

Tipe Orang Mudah Digendam / Ditipu


“Terlebih lagi, saya sudah membuktikan bahwa tidak seorang pun dapat dipengaruhi kecuali hal itu diinginkannya sendiri secara sukarela; maka hal itu (hipnosis) tidak dapat digunakan sebagai sarana yang bersifat asusila, sebagaimana banyak orang menganggapnya.” Dr. James Braid, Bapak Seni Hypnotherapy Modern.

Lalu bagaimana dengan orang yang betul-betul tertipu? Uang jutaan rupiah raib dari tabungan, sejumlah perhiasan lenyap dari brankas di rumah atau locker di bank? Kerugian orang yang mengaku “dihipnosis” itu nyata, bukan omong kosong.

Orang yang tertipu karena hipnosis antara lain karena:

1.     Tertipu karena keserakahan diri.
Penipu yang jago menghipnotis memanfaatkan keserakahan yang ada di dalam diri.
Saya beberapa kali tertipu karena keserakahan saya (note to my self~R).

2.     Tertipu karena Harapan Diri.
Pembahasan tentang hal ini bisa panjang sekali.

3.     Penderita Inferiority Complex.
Orang-orang yang minder, merasa rendah diri. #jleb

4.     Penderita Superiority Complex.
Merasa superior, hebat, manusia terpilih.

5.     Penderita Attention Deficit Disorder (ADD) dan penderita Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD).

       Kisah orang yang tertipu karena harapan diri ini banyak sekali. Manusia perlu hidup dengan harapan, namun pandangan hidup yang tidak jernih membuat kebanyakan kita bisa ditipu oleh penjual harapan palsu.

       Misalkan saya sejak kecil dikelilingi orang-orang yang berpandangan bahwa punya anak kandung itu wajib, bahwa salah satu tujuan hidup orang adalah mempunyai anak. Tidak bisa punya anak adalah azab dari Tuhan. Pandangan seperti ini adalah lahan empuk yang dapat dimanfaatkan oleh para penipu.


       Tahun 90-an saya sedang berusaha untuk hamil. Saya datang ke dokter dukun terkenal. Oleh terkun (dokter dukun) itu, saya diberi rekomendasi untuk datang ke seorang Ibu tukang urut / dukun. Banyak sekali pasangan suami istri yang kesana, rata-rata yang telah mendapat vonis tidak akan mendapatkan keturunan.

       Ibu tukang urut slash dukun ini ternyata matre abis. Dia jualan obat yang katanya paten sekali untuk menyuburkan kandungan. Saya perhatikan pada kemasan obat itu tertulis vitamin E produksi pabrik yang kurang terkenal. Kok saya harus bayar sekitar 400 ribu untuk diurut dan diberi vitamin. Biaya yang lebih mahal daripada biaya ke dokter kandungan.
       Ternyata banyak pasangan suami istri yang ditawarkan untuk hamil dengan bantuan jin hahaha. Kita harus bayar 3 juta (pada tahun 90-an termasuk uang besar boo!). Berhubung saat itu saya tidak mempunyai uang 3 juta maka terhindarlah saya dari Ibu Dukun itu. Banyak juga loh pasangan yang membayar 3 juta. Dan setelah “hamil” masih ada biaya-biaya lain. Ada lagi persyaratan aneh dari Ibu dukun itu. Bila berhasil hamil jangan periksa ke dokter. Karena dokter akan mengganggu jin-jin “hamil” bekerja. Bila melahirkan silakan datang ke Ibu Dukun itu.

       Ketika sedang antri “berobat” itu saya mendengar ada Ibu yang ada kista di rahim. Menurut dokter kandungan, kista dioperasi dulu baru menjalani program untuk hamil. Si Ibu Dukun bilang ke Ibu itu, “ Saya bisa mengeluarkan kista di rahim Ibu dengan bantuan jin. Bayar 6 juta saja. Setelah itu saya urut agar hamil.”

       Harapan untuk hamil yang begitu besar membuat banyak orang termasuk saya tertipu. Membayar mahal untuk harapan palsu.

Ada juga sih pengobatan yang baik dan memberi ketenangan untuk orang sakit atau ingin mendapatkan keturunan atau dibukakan pintu rezeki. Salah satunya pengobatan dengan zikir seperti pengobatan pada Pak Anto Rawamangun. Pasien disentuh, diberi air mineral, disuruh berzikir. Banyak pasien yang sembuh, ada yang bisa menjadi subur, ada yang rezekinya lancar. Mungkin karena pikiran jadi tenang akibat zikir. Pengobatan seperti ini sama sekali bukan penipuan.

       Apakah orang harus mempunyai anak? Jalan hidup masing-masing orang berbeda. Bukankah jalan hidup seseorang merupakan negosiasi seseorang dengan Tuhan saat dia masih berupa janin? Demikian menurut tafsir yang pernah saya baca.

      Pastor, biarawati, biksu, biksuni, sebagian yogi memutuskan selibat dan otomatis tidak akan mempunyai anak. Namun beberapa kali saya bertemu dengan beberapa pasangan yang memang tidak ingin mempunyai anak padahal mereka adalah pasangan subur. Mereka punya pandangan sendiri. Mereka suka travelling. Mereka juga punya asuransi dan dana untuk hari tua.

       Banyak pasangan yang berbahagia dengan adanya anak kandung. Namun hidup tidak selalu hitam putih. Ada anak-anak yang menjadi cahaya mata kedua orang-tuanya. Ada anak yang menyusahkan orang-tuanya. Bisa kita saksikan orang tua yang stroke atau kena serangan jantung karena ulah anak kandung yang tidak dapat ditanggungnya. Seorang teman harus menanggung kehidupan dua anak hingga akhir hayatnya. Karena kedua anaknya tidak mau belajar, tidak mau bekerja, dan pecandu narkoba parah.

Billy Boen, pengusaha dan penulis seri buku “Young on Top”, menulis di twitter tentang wawancara beliau dengan Melanie Subono, “Tweeps yang mempunyai anak mari slalu bersyukur dan happy, karena ada yang tidak bisa memiliki anak seperti Melanie Subono.”

Mau punya anak atau tidak, manusia perlu selalu bersyukur dan happy. Life is so beautiful. Begitu banyak nikmat yang diberikan Allah pada kita. Count our blessing. Anak tidak harus anak kandung. Karya apa pun adalah anak atau offspring. Offspring bisa berupa sharing ilmu, ketrampilan, buku, lagu, film, uang, uluran tangan, apa pun untuk kepentingan kemanusiaan.

       Kita tertipu karena pandangan hidup kita tidak jernih, tidak dapat menerima takdir kita dengan ikhlas. Kita sebaiknya tidak terpengaruh oleh “kebahagiaan” menurut masyarakat. Orang yang bahagia dan sukses adalah menikah, punya anak yang lucu-lucu, punya pekerjaan yang bergengsi, punya penghasilan banyak, dan seterusnya dan seterusnya.

       Mbak saya di rumah, Midah, menderita karena dia terbawa pandangan bahwa wanita harus menikah. Midah minder karena umurnya sudah di atas 30 an namun belum juga menikah. Jadilah Midah korban bualan pria-pria iseng yang berjanji untuk melamarnya. Saya menasehati Midah hingga berbusa-busa tentang perlunya ikhlas menjalani hidup, mengapa harus menikah dalam waktu dekat. Midah tersenyum dan menganggap nasihat saya seperti angin lalu. Hihihi...

       Tentang tipe-tipe orang yang mudah dihipnosis saya kutip dari buku NeoSpiritual Hypnotherapy karya Bapak Anand Krishna bab “Polemik tentang Hipnosis”.

Namaste _/l\_

0 komentar:

Posting Komentar

Translate

About Me

Foto Saya
Guruntala
🌹A dam mast qalandar. #BlessingsClinic 🌹Give some workshops: Meridian Face & Body Massage, Aromatherapy Massage with Essential Oils, Make up. 🌹Selling my blendid Face Serum. IG & twitter: @guruntala
Lihat profil lengkapku

Followers

Komentar Terbaru

Visitors

free counters