Sabtu, 12 Mei 2012

Sesajen dan Patung


         Kita hidup di dunia simbol. Petunjuk Tuhan lewat mimpi juga lewat simbol. Ingat kisah Nabi Yusuf? Makanya saya heran bila ada yang sekelompok orang “narrowmind” yang tidak mau memahami tapi bisa menghakimi simbol yang dipakai pihak lain. Misalnya ada saja pihak yang mengatakan bahwa memberi bunga pada pohon adalah mempersekutukan Tuhan dengan pohon. Mungkin yang bersangkutan belum baca buku “The Miracle of WaterMasaro Emoto. Memberi bunga pada pohon, pada sungai, pada laut adalah simbol bahwa kita bersahabat dengan mereka, berterimakasih pada semesta yang selalu memberi, berbagi keindahan dan keharuman dengan sesama penghuni bumi. Dan tak ada benda mati di semesta.


       Salah seorang teman bilang ketika dia mau dilamar oleh suaminya, dia mimpi dikejar-kejar ular. Ternyata beberapa temanku juga mimpi dikejar-kejar ular ketika mau menikah. Kalo aku tidak mimpi dikejar ular ketika mau dilamar, mungkin mimpi juga tapi tidak ingat. Salah seorang kenalan cerita bahwa dia pernah mimpi dikejar-kejar buaya. Kata Neneknya berarti dia mau dilamar orang besar/ berpangkat. Kata dia, “Ternyata benar lho, aku  dilamar seorang Camat.” Hehehe.
     
        Ibu saya  paling marah bila melihat kitab Quran diletakkan sembarangan, apalagi di bawah buku-buku yang lain. Padahal itu buku saja kan, buku yang bertuliskan ayat-ayat Tuhan namun bukan ayat-ayat Tuhan. Lebih tepatnya buku itu adalah simbol ayat-ayat Tuhan. Dengan menghormati kitab itu berarti ibuku menghormati ayat-ayat suci dari Tuhan.

       Ada saja yang menuduh pihak lain menyembah patung. Gak segitunya kalee! Saya belum pernah bertemu seorang penyembah patung seumur hidup. Bertemu dengan orang-orang yang memuja Sang Maha Ada yang disimbolkan oleh patung/ pratima sering. Misalnya seseorang yang menghormati patung Ganesha, memberi dupa dan bunga di depan patung Ganesha, berarti sedang menghormati Dia Sang Pembuka Jalan, Dia Sang Maha Penolak Bala, Sang Maha Mengetahui, yang disimbolkan oleh patung Ganesha. Salah besar bila seseorang itu dianggap menyembah batu berbentuk manusia gajah.

       Konon semakin tinggi budaya satu masyarakat, semakin sarat dengan simbol. Membaca simbol adalah membaca kehidupan itu sendiri. Komputer, rambu-rambu, bahasa, lampu merah adalah simbol. Seseorang bisa terbunuh di lampu merah bila ia tidak memahami arti simbol “lampu merah”. Begitu penting sekaligus berbahayanya suatu simbol.

       Batik yang digunakan dalam upacara adat Jawa semuanya penuh simbol nasihat pada pengantin. Misalnya kain Cakar yang digunakan orang tua pengantin pada saat siraman adalah simbol bahwa kehidupan pengantin dimulai dari mencari nafkah, alias nyeker-nyeker seperti ayam mencari makan. Adat di daerah lain juga sarat makna. Di daerah saya Gorontalo, hantaran untuk pengantin wanita adalah buah-buahan dan tunas kelapa. Tunas kelapa adalah calon kelapa yang akan bermanfaat bagi pemeliharanya. Buah kelapa bisa dimakan, airnya diminum, daun kelapa untuk atap rumah, kayu kelapa untuk membuat rumah, sabuk kelapa dipakai untuk memasak. Tunas kelapa adalah simbol bahwa pengantin pria sudah siap untuk memberi nafkah keluarga juga suatu doa agar pasangan suami istri bisa bermanfaat bagi masyarakat seperti halnya pohon kelapa.

       Saya sendiri memasang simbol kura-kura, kodok dan lumba-lumba di rumah untuk afirmasi diri. Masalah saya adalah kemalasan, moody dan melankolis. Untuk memerangi penyakit tersebut maka saya mempergunakan simbol. Kodok adalah simbol adaptasi, bisa hidup dan mencari makan di darat maupun di air. Kura-kura adalah simbol ketekunan, persistence. Lumba-lumba adalah simbol playfulness.  Lumba-lumba adalah ikan yang tidak ganas namun bisa melawan hiu. Lumba-lumba adalah ikan istimewa, yang tahu apa itu lautan, yang sadar bahwa dia hidup di lautan karena dia suka melompat-lompat di atas lautan. Lumba-lumba juga suka bermain-main.

      Ada buku tentang simbol-simbol yang sangat menarik karya Carl G. Jung, Bapak Psikologi Modern. Judulnya saya lupa, pernah baca di toko buku QB, ketika mau beli ternyata belum ketemu lagi. Saat ini saya sedang mencari buku-buku tentang dunia simbol yang ternyata sangat menarik. Misalnya Kartu Tarot bisa menggambarkan keadaan seseorang yang mengambil kartu tertentu, berkaitan dengan masalah energi dan subconscious orang tersebut.

       Baru-baru ini seorang teman menegur. Kata beliau, rumah yang ada gambar atau patung makhluk bernyawa tidak akan didatangi malaikat. Saya tersenyum. Segala sesuatu dinilai berdasarkan niat, bukankah demikian?

Namaste

0 komentar:

Posting Komentar

Translate

About Me

Foto Saya
Guruntala
🌹A dam mast qalandar. #BlessingsClinic 🌹Give some workshops: Meridian Face & Body Massage, Aromatherapy Massage with Essential Oils, Make up. 🌹Selling my blendid Face Serum. IG & twitter: @guruntala
Lihat profil lengkapku

Followers

Komentar Terbaru

Visitors

free counters