Sabtu, 14 September 2013
Berkah Melimpah
09.28 |
Diposting oleh
Guruntala |
Edit Entri
Foto dari facebook sottosopra69 |
Kapan indomie kuah + telor + cabe
rawit hijau begitu menggoda? Saat kita sedang puasa. Apalagi bila sedang puasa
detoks, kita hanya bisa makan buah-buahan dan umbi-umbian selama beberapa hari,
Indomie yang dipandang sebelah mata pun menjadi makanan yang tampak nikmat.
Kapan make love tampak begitu istimewa dan sangat diidam-idamkan? Ketika
masih pacaran, ketika kita menganggap make
love hanya boleh dilakukan oleh sepasang suami istri. Beda bila telah
menikah, make love tidak terlalu menggoda
lagi. “Kecuali bila pasangan berganti wajah,” canda seorang teman pria.
Makanan sepatutnya diperlakukan
sebagai barang berharga. Makanan memberikan tenaga yang dibutuhkan tubuh agar
kita bisa berkarya dan menikmati hidup. Seringkali saya menganggap makanan
sebagai sesuatu hal yang biasa-biasa saja, padahal begitu banyak orang yang
kelaparan dan sangat mendambakan makanan di tempat lain.
Ada 345 juta orang di Afrika yang
kesulitan memperoleh air bersih. Ada 100 juta penduduk Indonesia yang kesulitan
mendapatkan air bersih. Saya hidup dalam kelimpahan air. Kadang hal itu membuat
saya lupa bersyukur. Puasa membuat kita menghargai kelimpahan dan berkah yang
dicurahkan kepada kita. Saya mulai membiasakan untuk minum sambil duduk agar
bisa lebih meresapi betapa nikmatnya minum segelas air.
Puasa dikenal oleh umat-umat
terdahulu. Ada Nabi Zakaria yang puasa bicara. Ada Maryam yang puasa bicara
juga. Kearifan Nusantara juga menganjurkan puasa. Ada puasa Nyepi seperti yang
dilakukan oleh saudara-saudara kita di Bali. Ada puasa mutih, puasa pati geni
dan puasa-puasa yang lain.
Kita memang perlu berpuasa. Puasa
dari pikiran kacau, puasa dari bicara ngawur, puasa dari belanja barang yang
tidak berguna, puasa melihat acara tivi yang tidak berguna. Daftar puasa bisa
panjang dan perlu dilakukan seumur hidup, agar kita bisa merasakan keberkahan
hidup.
Seorang teman sudah 3 bulan belum
bisa menelan makanan dan minuman. Selama ini beliau makan dan minum melalui
selang. Bernapas juga sesekali masih dibantu oleh respirator. Betapa berharganya kemampuan menelan. Seringkali
manusia lupa bersyukur akan berkah melimpah *bicara-pada cermin. Puasa
mengingatkan kita untuk bersyukur.
TerimaKasih...Namaste _/l\_
Label:
Awareness
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Translate
Blog Archive
-
▼
2013
(108)
-
▼
September
(17)
- Malavita
- Cinta dengan Titik
- Dead Sleep
- The Girl with The Dragon Tattoo
- Aromatherapy for Wellness
- Cerpen-cerpen Kuntowijoyo
- Simple Abundance
- Meniti Hidup Penuh Kegembiraan
- Makanan dan Minuman untuk Kebugaran
- 108 Power Pills of Wisdom
- Tips Membaca Efektif
- Belajar dari Perempuan Titik Nol
- Berkah Melimpah
- Berkarya dengan Motif Transpersonal
- Membudayakan Pikiran
- Perspektif yang Asyik
- The Most Successful Person on Earth
-
▼
September
(17)
About Me
- Guruntala
- 🌹A dam mast qalandar. #BlessingsClinic 🌹Give some workshops: Meridian Face & Body Massage, Aromatherapy Massage with Essential Oils, Make up. 🌹Selling my blendid Face Serum. IG & twitter: @guruntala
0 komentar:
Posting Komentar