Selasa, 17 September 2013
Makanan dan Minuman untuk Kebugaran
02.24 |
Diposting oleh
Guruntala |
Edit Entri
Sering masuk anginkah Anda?
*smile. Saya sering, rasanya badan tidak enak, perut kembung, kepala pusing.
Indonesia ini memang negara dengan kelembaban tinggi. Pantas, penyakit yang
umum adalah penyakit masuk angin.
Saat Retreat “Yoga & Cooking
Meditation” di One Earth Retreat Centre
saya belajar membuat minuman penghangat tubuh
dan pengusir masuk angin yaitu bir pletok.
Cara membuat Bir Pletok:
*Godok jahe sampai keluar sarinya
*Masukkan sereh, daun pandan,
kapulaga, cengkeh, kayumanis.
*Masukan gula secukupnya. (agar
lebih sehat bisa memakai gula batu atau gula merah- noted)
*Masukkan daun jeruk dan kayu
secang.
*Bisa disajikan panas atau
dingin.
Nikmatnya bir pletok... Badan terasa
hangat. Angin pun keluar prut prut prut wkkkkkk...
Mengenai makanan dan minuman yang
cocok untuk kita yang tinggal di negeri berkelembaban tinggi ini, saya mengutip
dari buku “Be Happy: Jadilah bahagia dan
berkah bagi dunia” karya Bapak AnandKrishna :
Kadang kita mengimpor bahan pangan dari luar, padahal hingga hari ini
pun jika kita mengolah hasil pertanian kita dengan baik dan tidak memaksa
manusia Indonesia Timur makan nasi --- membiarkan orang Gorontalo makan udang
dan jagung, membiarkan orang Papua makan ketela, menggenjot produksi beras
merah bagi orang Sunda, dan mengembangkan kembali yawa atau barley yang pernah
menjadi produksi utama pulau Jawa—selesailah persoalan kita.
Kita baru belajar makan nasi tiga kali sehari dari saudara-saudara kita
yang datang dari dataran China di masa pemerintahan Majapahit. Mereka
kekurangan beras di negeri mereka sendiri, maka hijrah ke kepulauan kita.
Sumber alam yang melimpah dan tanah yang subur membuat mereka betah di negeri
ini. Mereka mulai mempengaruhi para petani kita untuk lebih mementingkan padi,
padahal sebelumnya pertanian kita tidak berfokus pada padi. Kita menanam yawa atau barley. Itulah makanan pokok
kita di Jawa. Dan, itu memang lebih cocok dengan manusia Jawa. Yawa menghangatkan tubuh sehingga kadar
kelembaban yang sangat tinggi tidak menjadi soal. Kita tetap energik, tetap
bekerja keras, dan bisa membangun bangunan-bangunan megah seperti Borobudur,
Prambanan, dan lain-lain. Kita tidak mengimpor ilmu dan tenaga ahli dari
Korea, Jepang, China, India--- apalagi Timur Tengah dan Barat.
Ketika kemudian kita tidak puas dengan yawa, beras merah, ketela, sagu, dan jagung, kita beralih ke beras.
Pernahkah Anda memikirkan dampak makan beras tiga kali sehari terhadap tubuh
Anda? Bertanyalah kepada seorang ahli gizi yang “sadar”. Belum lagi “kemalasan”
yang kita dapatkan sebagai bonus.
Demikian...
TerimaKasih... Namaste _/l\_
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Translate
Blog Archive
-
▼
2013
(108)
-
▼
September
(17)
- Malavita
- Cinta dengan Titik
- Dead Sleep
- The Girl with The Dragon Tattoo
- Aromatherapy for Wellness
- Cerpen-cerpen Kuntowijoyo
- Simple Abundance
- Meniti Hidup Penuh Kegembiraan
- Makanan dan Minuman untuk Kebugaran
- 108 Power Pills of Wisdom
- Tips Membaca Efektif
- Belajar dari Perempuan Titik Nol
- Berkah Melimpah
- Berkarya dengan Motif Transpersonal
- Membudayakan Pikiran
- Perspektif yang Asyik
- The Most Successful Person on Earth
-
▼
September
(17)
About Me
- Guruntala
- 🌹A dam mast qalandar. #BlessingsClinic 🌹Give some workshops: Meridian Face & Body Massage, Aromatherapy Massage with Essential Oils, Make up. 🌹Selling my blendid Face Serum. IG & twitter: @guruntala
0 komentar:
Posting Komentar