Selasa, 17 September 2013

Makanan dan Minuman untuk Kebugaran



Sering masuk anginkah Anda? *smile. Saya sering, rasanya badan tidak enak, perut kembung, kepala pusing. Indonesia ini memang negara dengan kelembaban tinggi. Pantas, penyakit yang umum adalah penyakit masuk angin.

Saat RetreatYoga & Cooking Meditation” di One Earth Retreat Centre saya belajar  membuat minuman penghangat tubuh dan pengusir masuk angin yaitu bir pletok.


Cara membuat Bir Pletok:
*Godok jahe sampai keluar sarinya
*Masukkan sereh, daun pandan, kapulaga, cengkeh, kayumanis.
*Masukan gula secukupnya. (agar lebih sehat bisa memakai gula batu atau gula merah- noted)
*Masukkan daun jeruk dan kayu secang.
*Bisa disajikan panas atau dingin.

Nikmatnya bir pletok... Badan terasa hangat. Angin pun keluar prut prut prut wkkkkkk...

Mengenai makanan dan minuman yang cocok untuk kita yang tinggal di negeri berkelembaban tinggi ini, saya mengutip dari buku “Be Happy: Jadilah bahagia dan berkah bagi dunia” karya Bapak AnandKrishna :

Kadang kita mengimpor bahan pangan dari luar, padahal hingga hari ini pun jika kita mengolah hasil pertanian kita dengan baik dan tidak memaksa manusia Indonesia Timur makan nasi --- membiarkan orang Gorontalo makan udang dan jagung, membiarkan orang Papua makan ketela, menggenjot produksi beras merah bagi orang Sunda, dan mengembangkan kembali yawa atau barley yang pernah menjadi produksi utama pulau Jawa—selesailah persoalan kita.

Kita baru belajar makan nasi tiga kali sehari dari saudara-saudara kita yang datang dari dataran China di masa pemerintahan Majapahit. Mereka kekurangan beras di negeri mereka sendiri, maka hijrah ke kepulauan kita. Sumber alam yang melimpah dan tanah yang subur membuat mereka betah di negeri ini. Mereka mulai mempengaruhi para petani kita untuk lebih mementingkan padi, padahal sebelumnya pertanian kita tidak berfokus pada padi. Kita menanam yawa atau barley. Itulah makanan pokok kita di Jawa. Dan, itu memang lebih cocok dengan manusia Jawa. Yawa menghangatkan tubuh sehingga kadar kelembaban yang sangat tinggi tidak menjadi soal. Kita tetap energik, tetap bekerja keras, dan bisa membangun bangunan-bangunan megah seperti Borobudur, Prambanan, dan lain-lain. Kita tidak mengimpor ilmu dan tenaga ahli dari Korea, Jepang, China, India--- apalagi Timur Tengah dan Barat.

Ketika kemudian kita tidak puas dengan yawa, beras merah, ketela, sagu, dan jagung, kita beralih ke beras. Pernahkah Anda memikirkan dampak makan beras tiga kali sehari terhadap tubuh Anda? Bertanyalah kepada seorang ahli gizi yang “sadar”. Belum lagi “kemalasan” yang kita dapatkan sebagai bonus.

Demikian...
TerimaKasih... Namaste _/l\_

0 komentar:

Posting Komentar

Translate

About Me

Foto Saya
Guruntala
🌹A dam mast qalandar. #BlessingsClinic 🌹Give some workshops: Meridian Face & Body Massage, Aromatherapy Massage with Essential Oils, Make up. 🌹Selling my blendid Face Serum. IG & twitter: @guruntala
Lihat profil lengkapku

Followers

Komentar Terbaru

Visitors

free counters