Sabtu, 14 September 2013
Belajar dari Perempuan Titik Nol
23.26 |
Diposting oleh
Guruntala |
Edit Entri
Sosialita Kompas Minggu, 15
September 2013, Marianty Indira ini
menarik. Menarik karena dia berjuang mulai dari titik nol, sebagai anak yatim
piatu di panti asuhan hingga menjadi wanita karir yang sukses saat ini.
Tanggal 28 Juli 1988, ibu dari
Anty (Marianty Indira) meninggal dunia setelah bertahun-tahun menderita kanker.
Sang ayah telah meninggal tiga tahun sebelumnya.
“Beberapa hari kemudian saya dibawa keluar rumah oleh saudara yang
tadinya saya pikir akan mengadopsi dan merawat saya. Saya tidak membawa
apa-apa., hanya dengan baju di badan. Saya ternyata dibawa ke panti asuhan di
daerah Pamulang Pondok Cabe. Saya ditinggal disana, tanpa bekal apa pun,”
kenang Anty.
Kerabat Anty tega sekali ya.
Bukannya memperhatikan anak-anak yatim piatu tapi membawa mereka ke panti
asuhan tanpa bekal apa pun. Namun manusia tetap diberi
rezeki oleh Yang Maha Penyayang. Toh Anty mendapatkan rezeki dalam bentuk lain.
Benar kata pepatah “rezeki tak lari
kemana”.-note
“Rumah saya dulu besar di daerah Pakubuwono, Kebayoran Baru, dan
Pejompongan, sementara di panti asuhan saya tidur beralas tanah. Di rumah, baju
saya sangat banyak, tapi di panti saya hanya punya baju yang saya kenakan.
Makan juga tidak gampang. Sementara dulu saya kalau makan sering tidak habis,”
ujarnya mengenang masa-masa sulit di panti asuhan.
Awalnya, malam demi malam di
panti asuhan diisi tangis. Apalagi ia juga tidak tahu kemana harus menghubungi
beberapa kakaknya yang sudah lebih dulu diadopsi. Sampai akhirnya, di usia yang
masih belia itu ia membuat keputusan penting: ia harus melupakan masa lalunya, harus meneruskan sekolah dan menjadi
yang terbaik. Karena hanya itu cara untuk bertahan hidup.
Hebat ya, Anty kecil sudah
mendapatkan ilham berupa kebijaksanaan. Percuma menangisi nasib, Anty menerima
keadaan, dan berjuang untuk hidup. Bayangkan bila Anty terpuruk dalam
kesedihan, terpuruk dengan dendam pada saudaranya, dia hanya akan menjadi orang
“sakit”, “bitter” yang menangisi
nasib.-noted
Anty lulus sekolah dasar dengan
mudah, diterima di SMP dengan beasiswa, begitu juga ketika masuk SMA. Ketika
duduk di kelas 1 SMA, Anty berhasil mendapatkan beasiswa TMG (Tokyo
Metropolitan Government) dan bisa masuk sekolah swasta terbaik di Jepang, Aoyama
Gakuin, pada tahun 1994.
Di Jepang Anty bisa merasakan
kehangatan sebuah keluarga. Ia tinggal bersama orang tua angkat, Kanji Iwabuchi
dan Mariko Iwabuchi yang memiliki tiga anak.
“Tuhan sangat baik mempertemukan saya dengan keluarga ini. Saya
menganggap merekalah orang tua saya. Mereka sangat sayang kepada saya,” kata
Anty.
Dengan limpahan kasih sayang dari
keluarga Iwabuchi, talenta Anty makin berkembang. Ia bisa menguasai bahasa Jepang,
baik lisan maupun tulisan, hanya dalam waktu yang tergolong singkat.
“Saya sempat kuliah satu tahun (di Aoyama Gaukin University jurusan Fisika).
Ayah saya (Iwabuchi) ingin agar saya menyelesaikan kuliah di Jepang. Tapi
Depdikbud meminta saya pulang ke Indonesia karena izin beasiswa saya hanya dua
tahun,” lanjutnya.
Kembali ke Indonesia, Anty
diterima di Sekolah Tinggi Telkom jurusan Teknik Industri, yang sengaja
dipilihnya agar bisa cepat bekerja. Ia lulus dengan memborong tiga gelar
sekaligus, yaitu termuda, tercepat, dan terbaik. Pintu karier pun terbuka luas.
Ia membangun karier dari bawah dan kini sampai pada posisi tinggi di sebuah
perusahaan asuransi.
Di titik puncak, Anty kini bisa
menengok ke belakang. Adakah perjalanan hidup yang disesalinya? “Tidak ada,” katanya. “Uang
bukanlah segalanya. Tanpa cobaan itu, saya tidak akan seperti sekarang.”
Cobaan membuat seseorang kuat ya.
Rata-rata orang sukses adalah orang-orang yang harus berjuang, tidak dimanjakan
atau bermalas-malasan. –note to myself
“Ibu dan ayah kandung saya pastilah orang baik. Karena dalam setiap
persoalan yang saya hadapi, saya selalu diberi jalan keluar dan kemudahan dalam
hidup, “ kata Anty.
Kita menuai apa yang kita tanam
dalam kehidupan ini atau dalam kehidupan lalu. We reap what we sow...
TerimaKasih... Namaste _/l\_
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Translate
Blog Archive
-
▼
2013
(108)
-
▼
September
(17)
- Malavita
- Cinta dengan Titik
- Dead Sleep
- The Girl with The Dragon Tattoo
- Aromatherapy for Wellness
- Cerpen-cerpen Kuntowijoyo
- Simple Abundance
- Meniti Hidup Penuh Kegembiraan
- Makanan dan Minuman untuk Kebugaran
- 108 Power Pills of Wisdom
- Tips Membaca Efektif
- Belajar dari Perempuan Titik Nol
- Berkah Melimpah
- Berkarya dengan Motif Transpersonal
- Membudayakan Pikiran
- Perspektif yang Asyik
- The Most Successful Person on Earth
-
▼
September
(17)
About Me
- Guruntala
- 🌹A dam mast qalandar. #BlessingsClinic 🌹Give some workshops: Meridian Face & Body Massage, Aromatherapy Massage with Essential Oils, Make up. 🌹Selling my blendid Face Serum. IG & twitter: @guruntala
9 komentar:
Judging other peoples based on just only one side story told by her..its not enough..
Anda benar. Tidak sepatutnya menghakimi seseorang, apalagi hanya mendengar cerita sepihak.
Terimakasih atas masukannya :) Thank you for dropping by _/l\_
Anty teman saya di SMA. Memang dia bukan anak biasa, sama sekali saya tidak tahu kalau dia anak yatim piatu. Perjalanan hidupnya yg diceritakan Kompas sejak dia SMA, persis seperti yang saya ingat. So, ini sudah 2 sisi ya.. :)
Kisah hidup yang sangat inspiratif,menjadi motivasi utk para pembaca semua bahwa dibalik kesulitan akan ada kemudahan asalkan terus sabar dan berusaha.Saya baru tahu dari Kompas kalau Anty sudah ditinggal ortu sejak kecil,saya masih ingat pribadinya yang sangat bersahabat dan dia memang cerdas.Kami satu sekolah di SMAN 6 MAHAKAM.
Terimakasih Mbak Annisa Deryana dan Mbak Iza Harumaini _/l\_
Thank you for dropping by :)
mbak, terimakasih atas dimuatnya artikel ini...saya sempat mencari-cari kembali bahkan di websitenya Kompas, tidak ketemu...so inspiring
mbak....mudah2an ada banyak kisah yang mengispirasi lainnya yang akan di post...ok saya tunggu ya...
Semangat...!!
TerimaKasih Mb Lesti _/l\_ Thank you for dropping by...Semangat !!!
Tp Aoyama Gakuin bkn skl terbaik di jepang. Msh byk yg jauh diatas ya.
Posting Komentar