Senin, 12 Agustus 2013

and the mountains echoed




Buku yang kubaca minggu ini adalah “and the mountains echoed” karya terbaru Khaled Hosseini. Buku ini menceritakan kehidupan keras di Afghanistan, kehidupan Abdullah dan adiknya, Pari hingga kehidupan anak Abdullah sebagai imigran di Amerika Serikat.

Buku “and the mountains echoed” –Dan Gunung- Gunung pun Bergema- ini bagus sebagai novel dan karya sastra. Namun sebagai orang yang terpukau akan buku-buku Khaled Hosseini sebelumnya, saya tidak terpukau pada buku “and the mountains echoed” ini.

Buku “The Kite Runner” dan buku “A Thousand Splendid Suns” karya Khaled Hosseini sebelumnya bagi saya adalah karya yang menohok, spektakuler, dan membuat saya bersyukur sekaligus kuatir atas masa depan bangsa Indonesia.

“Ya Allah, Ya Malik, terimakasih atas kehidupan yang penuh kenikmatan dan kesejahtraan di negeri tercinta ini. Jangan sampai pihak-pihak garis keras fundamentalis menguasai negeri ini. Kaum radikal fundamentalis hanya akan membuat negeri yang indah ini menjadi neraka dunia.” Demikian jeritan hati saya saat membaca buku “The Kite Runner” dan “A Thousand Splendid Suns” karya Khaled Khoseini dan buku “Saudagar Buku dari Kabul” karya Asne Seierstad.

Buku “Saudagar Buku dari Kabul” membuat saya bersyukur sebagai wanita Indonesia yang bisa belajar dan berkarya setinggi-tingginya. Jangan sampai wanita Indonesia merasakan nasib seperti banyak Sharifa dan Leila dalam novel “Saudagar Buku dari Kabul”.

Ketika saya kuliah di ITS Surabaya, saya beberapa kali mengikuti pengajian-pengajian “keras” yang menganjurkan agar wanita mengutamakan keinginan suami. Saya sangat menyesal karena sempat terpengaruh dengan pengajian-pengajian seperti itu, pengajian yang membuat saya menjadi wanita tak berdaya. Pengajian yang membuat saya meletakkan kebahagiaan hidup saya pada kebaikan hati suami.

Wanita memang harus mengutamakan anak-anak, namun meletakkan diri di bawah suami merupakan hal yang membuat wanita dirugikan. Bila kebetulan menikah dengan pria yang baik syukurlah. Bagaimana bila menikah dengan pria seperti Fathonah? Walhasil kita akan terima nasib saat diinjak-injak martabat kita sebagai manusia hanya karena kita merupakan wanita tak berdaya.

Marilah bangkit sebagai wanita Indonesia, bangkit sebagai manusia Indonesia...

Pada kesempatan ini saya menghaturkan ucapan terimakasih tak berhingga  kepada Bapak Anand Krishna dan padepokan Anand Ashram yang didirikan beliau sebagai sarana untuk memberdayakan diri sendiri. Saya datang ke Anand Ashram sebagai wanita yang tidak percaya diri dan sebagai wanita yang sangat tidak berdaya. Saat ini, alhamdulillah, saya telah menjadi wanita yang berdaya berkat pelatihan meditasi dan yoga di Anand Ashram.

Saya prihatin bila saat ini Pak Anand Krishna dipenjara karena fitnah serta perbuatan oknum penegak hukum yang curang dan terindikasi suap (Mantan Hakim Agung Y dan Mantan Hakim Agung ZU). Kok bisa Pak Anand Krishna difitnah melecehkan wanita, padahal Pak Anand Krishna sangat menghargai wanita...

Jauh di balik benar dan salah,
Ada sebuah padang terbuka.
Kutemui kau di sana.
-Jalaluddin Rumi, abad 13

Terimakasih... Namaste _/l\_

0 komentar:

Posting Komentar

Translate

About Me

Foto Saya
Guruntala
🌹A dam mast qalandar. #BlessingsClinic 🌹Give some workshops: Meridian Face & Body Massage, Aromatherapy Massage with Essential Oils, Make up. 🌹Selling my blendid Face Serum. IG & twitter: @guruntala
Lihat profil lengkapku

Followers

Komentar Terbaru

Visitors

free counters