Senin, 12 Agustus 2013
and the mountains echoed
09.37 |
Diposting oleh
Guruntala |
Edit Entri
Buku yang kubaca minggu ini
adalah “and the mountains echoed”
karya terbaru Khaled Hosseini. Buku
ini menceritakan kehidupan keras di Afghanistan, kehidupan Abdullah dan
adiknya, Pari hingga kehidupan anak Abdullah sebagai imigran di Amerika
Serikat.
Buku “and the mountains echoed” –Dan
Gunung- Gunung pun Bergema- ini bagus sebagai novel dan karya sastra. Namun
sebagai orang yang terpukau akan buku-buku Khaled Hosseini sebelumnya, saya tidak
terpukau pada buku “and the mountains echoed” ini.
Buku “The Kite Runner” dan buku “A
Thousand Splendid Suns” karya Khaled Hosseini sebelumnya bagi saya adalah
karya yang menohok, spektakuler, dan membuat saya bersyukur sekaligus kuatir
atas masa depan bangsa Indonesia.
“Ya Allah, Ya Malik, terimakasih
atas kehidupan yang penuh kenikmatan dan kesejahtraan di negeri tercinta ini.
Jangan sampai pihak-pihak garis keras fundamentalis menguasai negeri ini. Kaum
radikal fundamentalis hanya akan membuat negeri yang indah ini menjadi neraka
dunia.” Demikian jeritan hati saya saat membaca buku “The Kite Runner” dan “A
Thousand Splendid Suns” karya Khaled Khoseini dan buku “Saudagar Buku dari Kabul” karya Asne Seierstad.
Buku “Saudagar Buku dari Kabul”
membuat saya bersyukur sebagai wanita Indonesia yang bisa belajar dan berkarya
setinggi-tingginya. Jangan sampai wanita Indonesia merasakan nasib seperti
banyak Sharifa dan Leila dalam novel “Saudagar Buku dari Kabul”.
Ketika saya kuliah di ITS
Surabaya, saya beberapa kali mengikuti pengajian-pengajian “keras” yang
menganjurkan agar wanita mengutamakan keinginan suami. Saya sangat menyesal
karena sempat terpengaruh dengan pengajian-pengajian seperti itu, pengajian
yang membuat saya menjadi wanita tak berdaya. Pengajian yang membuat saya
meletakkan kebahagiaan hidup saya pada kebaikan hati suami.
Wanita memang harus mengutamakan
anak-anak, namun meletakkan diri di bawah suami merupakan hal yang membuat
wanita dirugikan. Bila kebetulan menikah dengan pria yang baik syukurlah.
Bagaimana bila menikah dengan pria seperti Fathonah? Walhasil kita akan terima
nasib saat diinjak-injak martabat kita sebagai manusia hanya karena kita
merupakan wanita tak berdaya.
Marilah bangkit sebagai wanita Indonesia, bangkit sebagai
manusia Indonesia...
Pada kesempatan ini saya menghaturkan
ucapan terimakasih tak berhingga kepada
Bapak Anand Krishna dan padepokan Anand Ashram yang didirikan beliau
sebagai sarana untuk memberdayakan diri sendiri. Saya datang ke Anand Ashram
sebagai wanita yang tidak percaya diri dan sebagai wanita yang sangat tidak
berdaya. Saat ini, alhamdulillah, saya telah menjadi wanita yang berdaya berkat
pelatihan meditasi dan yoga di Anand Ashram.
Saya prihatin bila saat ini Pak
Anand Krishna dipenjara karena fitnah serta perbuatan oknum penegak hukum yang
curang dan terindikasi suap (Mantan Hakim Agung Y dan Mantan Hakim Agung ZU).
Kok bisa Pak Anand Krishna difitnah melecehkan wanita, padahal Pak Anand
Krishna sangat menghargai wanita...
Jauh di balik benar dan salah,
Ada sebuah padang terbuka.
Kutemui kau di sana.
-Jalaluddin Rumi, abad 13
Terimakasih... Namaste _/l\_
Label:
BUKU
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Translate
Blog Archive
-
▼
2013
(108)
-
▼
Agustus
(21)
- Warisan menjadi Malapetaka
- Peluang Bisnis Berlimpah
- Make Up Sederhana
- Kombinasi Warna Make Up
- Be Free !!!
- Passion
- Mengaktifkan Gen-gen yang Bermanfaat
- Mengusir Kemalasan
- Menjelajahi Diri bersama Siddhartha
- Belanja Sampai Mati di Turkey
- 29 Gifts
- Mengenal Diri
- Mekar bagai Bunga Segar bagai Embun
- Cinderella in Paris
- and the mountains echoed
- This Is But Just a Dream
- Dunia Lain
- Poligami
- Mudik... Mudik !!!
- Istri Direktur
- Mudik: Kembali ke Diri yang Sejati
-
▼
Agustus
(21)
About Me
- Guruntala
- 🌹A dam mast qalandar. #BlessingsClinic 🌹Give some workshops: Meridian Face & Body Massage, Aromatherapy Massage with Essential Oils, Make up. 🌹Selling my blendid Face Serum. IG & twitter: @guruntala
0 komentar:
Posting Komentar