Minggu, 25 Agustus 2013

Passion




Gambar dari FB sottosopra69
Aku melirik jam tanganku. Baru pukul 7 malam namun badan sudah rontok kecapekan. Pingin cepat sampai di rumah, mandi, makan, tidur. Duuuh, mana macetnya jalanan hari ini bikin nangis saja.

“Tarik napas pelan-pelan Ra,” aku berkata pada diri sendiri.

“Tarik napas pelan-pelan. Buang pelan-pelan. Rileks....santai... Perhatikan napas... Biarkan pikiran datang dan pergi. Itulah sifat pikiran,“ aku mengingat-ngingat terapi rileksasi yang diberikan oleh Ibu Maya dari Klinik L’Ayurveda.

Memperhatikan napas adalah latihan yang sangat sederhana namun manfaatnya terasa banget. Dengan menutup mata kita memperhatikan diri kita yang selama ini terlupakan karena perhatian kita tersedot dengan keadaan di luar diri.

Ternyata diri ini gelisah banget, ada ketidak puasan, ada kebimbangan dalam diri.

Aku melihat diriku sendiri, seorang wanita karir dengan jabatan cukup bagus pada salah satu BUMN terkemuka yang bergerak di bidang telekomunikasi. Banyak orang yang ingin berdiri di tempatku. Apalagi sih yang aku inginkan?

Akhir-akhir ini aku sering merasa kecapekan, merasa tidak bersemangat. Bukankah itu tanda-tanda bahwa aku tidak menikmati pekerjaanku? Bukankah pekerjaan yang kita nikmati akan membuat kita bersemangat, menikmati pekerjaan hingga lupa waktu?

Aku suka sekali menulis, menulis fiksi atau feature. Rasanya nikmat banget jika hari-hariku diisi dengan menulis fiksi, menulis novel, menulis resensi, menulis opini. Pasti menarik sekali hidup seperti itu, mengerjakan hobby dan mendapatkan income dari situ. Mungkin tak seberapa sih income yang kita dapat namun kita merasa bahagia. Bahagia karena dapat memberikan cinta kepada dunia dengan karya yang dibuat dengan suka cita #eaaaa

Pekerjaanku yang sekarang ini memberikan income yang sangat bagus untukku. Income yang besar memang bisa membeli kesenangan, bisa membeli rumah bagus, pakaian bermerk, tas dan sepatu keren, makanan enak, travelling, so on and so forth. Namun begitulah, duit banyak tidak menjamin kepuasan batin. Duit banyak namun kita tidak bisa menikmati dan mensyukuri hidup, apakah kita mau hidup seperti itu?

Apa sih yang kita inginkan di dunia ini? Kebahagiaan yang berasal dari kepuasan batin kan?

Come on Rara...Raih kebahagiaan. Kerjakan mimpimu. Jadikan hidupmu berarti.

“Namun aku sudah terbiasa punya income yang besar. Bagaimana jadinya hidup tanpa pemasukan pasti? Jadinya numpang hidup pada suami dong. Apa kata dunia? Dimana harga diriku?” keraguan menyergap.

“Mikirin apa sih? Sepertinya serius amat?” Mas Arya mengagetkanku.

“Aku sedang memikirkan untuk berhenti dari pekerjaanku dan ingin mewujudkan mimpi-mimpiku.”

“Apa pun yang membuatmu bahagia, go for it,” Mas Arya mengejutkanku sekali lagi.

"TerimaKasih Mas,” jawabku penuh syukur. “Terimakasih Tuhan, aku mendapatkan pendamping yang menyayangi dan mengerti diriku.”

Semangaaaaat Rara !!!!!!!

0 komentar:

Posting Komentar

Translate

About Me

Foto Saya
Guruntala
🌹A dam mast qalandar. #BlessingsClinic 🌹Give some workshops: Meridian Face & Body Massage, Aromatherapy Massage with Essential Oils, Make up. 🌹Selling my blendid Face Serum. IG & twitter: @guruntala
Lihat profil lengkapku

Followers

Komentar Terbaru

Visitors

free counters