Sabtu, 03 Agustus 2013
Mudik: Kembali ke Diri yang Sejati
12.48 |
Diposting oleh
Guruntala |
Edit Entri
Kue-kue lebaran yang lutju-lutju. Kreatif ya orang Indonesia |
Sebentar lagi lebaran.
Supermarket penuh dengan ibu-ibu yang belanja keperluan lebaran. Penjual
mukena, baju koko, kue kering panen besar. Yang jago bikin rendang, gule, opor
ayam, ketupat banjir pesanan.
Saya selalu terharu menyaksikan
rombongan pemudik. Melihat mobil dengan barang di atas kap berduyun-duyun lewat
tol Jakarta-Cikampek sering menyelinapkan rasa haru. Orang selalu rindu pada
asalnya, yang ditumpahkan pada orang tua dan kampung halaman. Lebih terharu
lagi saat melihat motor-motor pemudik di sepanjang jalan Kali Malang. Walau
duit pas-pasan, orang ingin mudik juga, walau resiko kecelakaan naik sepeda
motor tinggi.
Menerjang rimba jalanan demi
mudik... Tetap mudik walau resiko kecelakaan tinggi, walau tabungan setahun
terkuras mungkin tak bersisa...
Bila mudik ke kampung halaman
beresiko kecelakaan, kematian, perlu kerja keras, perlu biaya dan waktu tetap
dilakoni, bagaimana dengan mudik ke Dia Yang Sejati ??? Pasti lebih beresiko
ya, beresiko difitnah, dilemparin tai, bisa dipenjara, pastinya perlu usaha,
waktu, materi dan niat yang kuat...
Jum’at 2 Agustus 2013 kemarin,
cukup banyak pemudik yang memenuhi jalanan. Malam itu saya ke padepokan Anand Ashram di Sunter. Pulang ke
Bekasi, saya numpang mobil sahabat, dr. Lili sampai di Kali Malang. Baru deh
lanjut ke Pekayon, Bekasi Barat.
Dr Lili teman berbincang yang
asyik. Kami berbincang berbagai topik, mulai dari kenalan-kenalan kami, kelas
menengah yang terdidik, namun cuek dengan persoalan bangsa hingga tulisan Andre
Vltchek tentang transportasi umum di Jakarta yang mencerminkan pemerintah yang
fasis.
Inilah link tulisan Andre Vltchek: http://t.co/YlrqSAoycP berupa artikel tajam tentang Ibukota Republik
Indonesia, Jakarta. Artikel aslinya dimuat di Counter Punch “The Perfect
Fascist City: Take a Train in Jakarta” edisi 17- 19 Februari 2012. Artikel
terjemahan dimuat di Kaskus.
“Motor ada di kiri dan di kanan
jalan. Harus ekstra hati-hati untuk tidak menyenggol sepeda motor. Bila
tansportasi umum memadai, cukup nyaman dan aman, untuk apa menyetir mobil
sendiri membelah belantara jalan dimana banyak pengendara semaunya sendiri,
tidak tertib,” keluh dr. Lili.
Benar sekali tulisan Andre
Vltcheck. Pemerintah seharusnya membangun transportasi umum yang memadai,
nyaman dan aman. Saat ini, mau tidak mau, rakyat harus memikirkan transportasi
untuk dirinya sendiri, yang disambut hangat pengusaha mobil dan motor. Bukan
main banyaknya motor di Jakarta. Sangat banyak dan pengendaranya tidak tertib.
Inilah akibat dari perbuatan oknum-oknum pejabat yang bersekongkol dengan
pengusaha yang hanya memikirkan kantong sendiri. Akibatnya akan ditanggung juga
oleh keturunan mereka sendiri. Cucu-cucu mereka tidak akan aman juga di
belantara Jakarta.
Saya diantar dr. Lili ke Lampiri
Jalan Kali Malang. Dari situ saya naik mikrolet M 26. Macetnya bukan main walau
sudah pukul 22.00 karena jalanan penuh dengan pemudik bersepeda motor.
Di ujung Kali Malang saya turun,
ternyata sulit sekali mendapatkan taxi juga tak ada ojek di Pangkalan Ojek Budi
Lestari. Akhirnya saya jalan kaki sampai ke Bekasi Square untuk mengambil motor
yang diparkir di sana. Beginilah bila mau lebaran, sulit taxi, sulit ojek hihihi.
Di jalanan kampung yang saya
lewati, ada sekelompok anak-anak kecil main bola. Hati teriris. Dimana ya
lapangan bola? Semua lahan kosong
dimanfaatkan untuk rumah kontrakan. Lahan main bola untuk anak-anak tergusur.
Ada beberapa bengkel sepeda motor
dan tempat pencucian mobil dan sepeda motor yang dijalankan oleh anak-anak muda
kampung. Syukurlah, mereka bisa menciptakan pekerjaan sendiri. Semoga mereka
bebas dari narkoba, rokok, pengangguran, dan hal-hal negatif lainnya...amiin.
Saya perhatikan banyak anak-anak
muda nongkrong di jalan walau malam hari. Ledakan penduduk bumi di depan
mata...
Kira-kira pada tahun 2030,
penduduk Indonesia akan mencapai 400 juta jiwa. Daya tampung bumi bagi manusia,
hewan, dan tumbuhan makin berkurang, begitu pula ketersediaan air bersih. Lahan
pertanian akan terus menyusut seiring dengan meluasnya lahan untuk perumahan
dan bisnis, sehingga krisis pangan dan
kelaparan mengancam!!!
Saya sangat prihatin dengan
pihak-pihak yang tidak membatasi kelahiran anak. Banyak orang tidak ber KB
karena alasan agama. Bukankah agama adalah akal? Dulu, banyak anak dianjurkan
karena penduduk bumi masih sedikit sementara lahan yang perlu diolah sangat
luas. Saat ini penduduk bumi sudah sangat padat...
Masyarakat Indonesia perlu
revolusi kesadaran. Bila tidak mau meningkatkan kesadaran, kehancuran parah
sudah di depan mata...
TerimaKasih... Namaste _/l\_
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Translate
Blog Archive
-
▼
2013
(108)
-
▼
Agustus
(21)
- Warisan menjadi Malapetaka
- Peluang Bisnis Berlimpah
- Make Up Sederhana
- Kombinasi Warna Make Up
- Be Free !!!
- Passion
- Mengaktifkan Gen-gen yang Bermanfaat
- Mengusir Kemalasan
- Menjelajahi Diri bersama Siddhartha
- Belanja Sampai Mati di Turkey
- 29 Gifts
- Mengenal Diri
- Mekar bagai Bunga Segar bagai Embun
- Cinderella in Paris
- and the mountains echoed
- This Is But Just a Dream
- Dunia Lain
- Poligami
- Mudik... Mudik !!!
- Istri Direktur
- Mudik: Kembali ke Diri yang Sejati
-
▼
Agustus
(21)
About Me
- Guruntala
- 🌹A dam mast qalandar. #BlessingsClinic 🌹Give some workshops: Meridian Face & Body Massage, Aromatherapy Massage with Essential Oils, Make up. 🌹Selling my blendid Face Serum. IG & twitter: @guruntala
0 komentar:
Posting Komentar