Sabtu, 03 Agustus 2013

Mudik: Kembali ke Diri yang Sejati




Kue-kue lebaran yang lutju-lutju. Kreatif ya orang Indonesia
Sebentar lagi lebaran. Supermarket penuh dengan ibu-ibu yang belanja keperluan lebaran. Penjual mukena, baju koko, kue kering panen besar. Yang jago bikin rendang, gule, opor ayam, ketupat banjir pesanan.

Saya selalu terharu menyaksikan rombongan pemudik. Melihat mobil dengan barang di atas kap berduyun-duyun lewat tol Jakarta-Cikampek sering menyelinapkan rasa haru. Orang selalu rindu pada asalnya, yang ditumpahkan pada orang tua dan kampung halaman. Lebih terharu lagi saat melihat motor-motor pemudik di sepanjang jalan Kali Malang. Walau duit pas-pasan, orang ingin mudik juga, walau resiko kecelakaan naik sepeda motor tinggi.

Menerjang rimba jalanan demi mudik... Tetap mudik walau resiko kecelakaan tinggi, walau tabungan setahun terkuras mungkin tak bersisa...

Bila mudik ke kampung halaman beresiko kecelakaan, kematian, perlu kerja keras, perlu biaya dan waktu tetap dilakoni, bagaimana dengan mudik ke Dia Yang Sejati ??? Pasti lebih beresiko ya, beresiko difitnah, dilemparin tai, bisa dipenjara, pastinya perlu usaha, waktu, materi dan niat yang kuat...

Jum’at 2 Agustus 2013 kemarin, cukup banyak pemudik yang memenuhi jalanan. Malam itu saya ke padepokan Anand Ashram di Sunter. Pulang ke Bekasi, saya numpang mobil sahabat, dr. Lili sampai di Kali Malang. Baru deh lanjut ke Pekayon, Bekasi Barat.

Dr Lili teman berbincang yang asyik. Kami berbincang berbagai topik, mulai dari kenalan-kenalan kami, kelas menengah yang terdidik, namun cuek dengan persoalan bangsa hingga tulisan Andre Vltchek tentang transportasi umum di Jakarta yang mencerminkan pemerintah yang fasis.

Inilah link tulisan Andre Vltchek: http://t.co/YlrqSAoycP  berupa artikel tajam tentang Ibukota Republik Indonesia, Jakarta. Artikel aslinya dimuat di Counter PunchThe Perfect Fascist City: Take a Train in Jakarta” edisi 17- 19 Februari 2012. Artikel terjemahan dimuat di Kaskus.

“Motor ada di kiri dan di kanan jalan. Harus ekstra hati-hati untuk tidak menyenggol sepeda motor. Bila tansportasi umum memadai, cukup nyaman dan aman, untuk apa menyetir mobil sendiri membelah belantara jalan dimana banyak pengendara semaunya sendiri, tidak tertib,” keluh dr. Lili.

Benar sekali tulisan Andre Vltcheck. Pemerintah seharusnya membangun transportasi umum yang memadai, nyaman dan aman. Saat ini, mau tidak mau, rakyat harus memikirkan transportasi untuk dirinya sendiri, yang disambut hangat pengusaha mobil dan motor. Bukan main banyaknya motor di Jakarta. Sangat banyak dan pengendaranya tidak tertib. Inilah akibat dari perbuatan oknum-oknum pejabat yang bersekongkol dengan pengusaha yang hanya memikirkan kantong sendiri. Akibatnya akan ditanggung juga oleh keturunan mereka sendiri. Cucu-cucu mereka tidak akan aman juga di belantara Jakarta.

Saya diantar dr. Lili ke Lampiri Jalan Kali Malang. Dari situ saya naik mikrolet M 26. Macetnya bukan main walau sudah pukul 22.00 karena jalanan penuh dengan pemudik bersepeda motor.

Di ujung Kali Malang saya turun, ternyata sulit sekali mendapatkan taxi juga tak ada ojek di Pangkalan Ojek Budi Lestari. Akhirnya saya jalan kaki sampai ke Bekasi Square untuk mengambil motor yang diparkir di sana. Beginilah bila mau lebaran, sulit taxi, sulit ojek hihihi.

Di jalanan kampung yang saya lewati, ada sekelompok anak-anak kecil main bola. Hati teriris. Dimana ya lapangan bola?  Semua lahan kosong dimanfaatkan untuk rumah kontrakan. Lahan main bola untuk anak-anak tergusur.

Ada beberapa bengkel sepeda motor dan tempat pencucian mobil dan sepeda motor yang dijalankan oleh anak-anak muda kampung. Syukurlah, mereka bisa menciptakan pekerjaan sendiri. Semoga mereka bebas dari narkoba, rokok, pengangguran, dan hal-hal negatif lainnya...amiin.

Saya perhatikan banyak anak-anak muda nongkrong di jalan walau malam hari. Ledakan penduduk bumi di depan mata...

Kira-kira pada tahun 2030, penduduk Indonesia akan mencapai 400 juta jiwa. Daya tampung bumi bagi manusia, hewan, dan tumbuhan makin berkurang, begitu pula ketersediaan air bersih. Lahan pertanian akan terus menyusut seiring dengan meluasnya lahan untuk perumahan dan bisnis, sehingga krisis pangan dan kelaparan mengancam!!!

Saya sangat prihatin dengan pihak-pihak yang tidak membatasi kelahiran anak. Banyak orang tidak ber KB karena alasan agama. Bukankah agama adalah akal? Dulu, banyak anak dianjurkan karena penduduk bumi masih sedikit sementara lahan yang perlu diolah sangat luas. Saat ini penduduk bumi sudah sangat padat...

Masyarakat Indonesia perlu revolusi kesadaran. Bila tidak mau meningkatkan kesadaran, kehancuran parah sudah di depan mata...

TerimaKasih... Namaste _/l\_

0 komentar:

Posting Komentar

Translate

About Me

Foto Saya
Guruntala
🌹A dam mast qalandar. #BlessingsClinic 🌹Give some workshops: Meridian Face & Body Massage, Aromatherapy Massage with Essential Oils, Make up. 🌹Selling my blendid Face Serum. IG & twitter: @guruntala
Lihat profil lengkapku

Followers

Komentar Terbaru

Visitors

free counters