Selasa, 13 Agustus 2013

Mekar bagai Bunga Segar bagai Embun




...Dan bagi tiap-tiap kaum ada orang yang memberi petunjuk. –QS 13 :7

Ayat di atas terlintas di benak saya saat membaca buku-buku karya Thich Nhat Hanh. Thich Nhat Hanh –TNH- adalah seorang biksu Buddhis yang memasuki wihara Zen di Vietnam ketika masih berusia 16 tahun. Pada tahun 1967 TNH diasingkan dari Vietnam dan tidak diperkenankan untuk kembali ke tanah kelahirannya selama tiga puluh sembilan tahun.

TNH berupaya menciptakan perdamaian dan rekonsiliasi sehingga menggerakkan hati Dr. Martin Lurther King Jr untuk menominasikannya sebagai pemenang Hadiah Nobel pada tahun 1967.

TNH lahir saat masyarakat Vietnam menderita akibat kekejaman perang Vietnam. Kebesaran Dalai Lama lahir dari kekejaman invasi Pemerintah RRC pada Tibet... Selalu ada utusan untuk setiap kaum...

Buku “Anger” karya TNH membahas bagaimana memadamkan api amarah dan dendam. Lahir, menyaksikan dan mengalami kekejaman saat peperangan membuat seseorang sulit untuk melepaskan dendam kesumat dan amarah yang terpendam di dalam hati dan pikiran. Untuk itu seorang TNH datang memberi pelajaran...

Buku “Mekar bagai Bunga, Segar bagai Embun” ini merupakan terjemahan dari buku “Peace is Every Breath, A Practice for Our Busy Lives”. Buku ini diterjemahkan dengan indah oleh Ibu Rani Moediarta.

Meditasi Zen sangat cocok untuk masyarakat workaholic seperti masyarakat Vietnam, Jepang, Korea, China dan masyarakat Barat. Untuk masyarakat tropis yang rata-rata pemalas seperti masyarakat kita, kiranya perlu ditambah dengan latihan meditasi dinamis. Sudah pembawaan malas ditambah meditasi Zen saja, jadinya tambah pasif. Perlu ditambah meditasi dinamis seperti meditasi di Padepokan Anand Ashram seperti pelatihan Neo Self Empowerment, Neo Kundalini Yoga dan lain-lain.

Perhatikan deh, orang Jepang, Korea, yang berkulit kuning, rata-rata rajinnya Masya Allah. Tengoklah diri kita orang Melayu. Rata-rata harus berusaha agar rajin kan ya. Contohnya saya. Saya adalah orang yang dasarnya sangat pemalas seperti kerbau, perlu dipecut agar rajin, tekun dan bersemangat selalu. Mau tidak mau harus latihan seperti latihan yoga Surya Namaskar dan/ atau latihan Neo Kundalini Yoga.

Hal  135 buku ini membahas Jalan Buddha...
Jalan Buddha adalah cara memahami dan mencintai. Bila Anda menjalani hidup sesuai dengan Lima latihan Sadar-Penuh ini, Anda akan memancarkan kebahagiaan tak terkira bagi diri sendiri dan banyak orang. Mempraktikkan latihan Sadar-Penuh  menimbulkan kedamaian dan kegembiraan, dan memberi harapan bagi generasi masa depan dan planet kita agar dapat melewati abad ke- 21.
1.      Penghormatan terhadap hidup –halaman 137.
2.      Kebahagiaan Sejati
3.      Cinta Sejati
4.      Bahasa Kasih dan Mendengarkan dengan Saksama
Afirmasi terhadap diri antara lain:
Ketika amarah terbentuk di dalam diri, aku bertekad untuk tidak bicara.
Aku akan mempraktekkan bernapas secara sadar-penuh dan berjalan agar dapat mengenali dan melihat kemarahanku secara lebih mendalam.
Aku tahu bahwa akar-akar kemarahanku dapat ditemukan dalam persepsiku yang keliru dan ketidakpahamanku atas penderitaan di pihakku dan di pihak orang yang membuatku marah itu.
5.      Pengayaan dan Pemulihan
Afirmasi antara lain:
Aku akan berlatih untuk kembali ke saat ini untuk berhubungan dengan unsur-unsur yang menyegarkan, memulihkan, dan memberi nutrisi di dalam diriku dan di sekitarku, untuk tidak membiarkan penyesalan dan kesedihan menghanyutkanku ke masa silam dan tidak pula membiarkan kecemasan, rasa takut, atau keranjingan menarikku dari saat ini.

Ada kumpulan gatha (syair-syair pendek) yang diucapkan ketika bangun, mandi, makan dan lain-lain.  Mendaras gatha adalah salah satu cara untuk berada di saat ini.

Contoh-contoh Gatha;

Gatha ketika Bangun Pagi:
Kala terjaga pagi ini, aku tersenyum.
Dua puluh empat jam yang baru di hadapanku.
Aku bertekad untuk menikmati setiap detiknya
Dan memandang semua makhluk dengan belas kasih.

Gatha ketika Menyikat Gigi:
Sambil menyikat gigi dan berkumur,
Aku bertekad untuk bicara dengan tulus dan penuh kasih.
Bila mulutku semerbak dengan bicara benar,
Setangkai bunga mekar ditaman hatiku.

Gatha ketika Menyapa Seseorang:
Setangkai teratai untukmu,
Wahai calon Buddha.

Gatha ketika Mengikuti Napas:
Menarik napas, kutenangkan tubuh.
Menghembuskan napas, kutersenyum.
Mendiami saat ini, kutahu saat ini adalah saat yang amat indah.

Bagus deh gatha-gathanya... Untuk tahu selengkapnya silakan beli bukunya ;p
Happy reading...
Terimakasih... Namaste _/l\_

DATA BUKU :
Judul : Mekar bagai Bunga, Segar bagai Embun
Penulis: Thich Nhat Hanh
Alih Bahasa : Rani Moediarta
Tebal : 145 halaman
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama, 2011

0 komentar:

Posting Komentar

Translate

About Me

Foto Saya
Guruntala
🌹A dam mast qalandar. #BlessingsClinic 🌹Give some workshops: Meridian Face & Body Massage, Aromatherapy Massage with Essential Oils, Make up. 🌹Selling my blendid Face Serum. IG & twitter: @guruntala
Lihat profil lengkapku

Followers

Komentar Terbaru

Visitors

free counters